Operasional RS Dharmais Belum Seutuhnya Pulih dari Serangan Ransomware

15 Mei 2017 14:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rumah Sakit Dharmais. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
Sistem jaringan komputer Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, menjadi korban serangan ransomware berjenis WannaCry, pada Sabtu (13/5). Manajemen dari rumah sakit itu buka suara terkait kondisi terkini operasional mereka pasca-insiden serangan WannaCry.
ADVERTISEMENT
Sejak diserang WannaCry itu, Dharmais tidak bisa mengoperasikan sistem secara digital. Mau tak mau mereka beralih melakukan kerja operasional memanfaatkan kertas dan pena (paperworks).
Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Dharmais, Abdul Kadir, saat ini operasional rumah sakit sudah mulai berjalan normal seperti biasa, walau sistemnya belum sepenuhnya pulih 100 persen setelah diserang WannaCry.
"Pelayanan kita hari ini berjalan normal, tidak ada bedanya dengan hari-hari lain. Ada sedikit keterlambatan karena sekarang ini masih sekitar 70 persen IT, sisanya masih ada manual karena memang ada sistem yang belum pulih," ucap Abdul kepada kumparan (kumparan.com) pada Senin, (15/5).
Abdul menambahkan, ada beberapa sistem saat ini yang tidak bisa dioperasikan karena sambungan Internet dimatikan untuk sementara waktu. Oleh karena itu ada beberapa layanan tidak bisa dilayani secara digital, salah satunya pelayanan BPJS.
ADVERTISEMENT
Pelayanan di Rumah Sakit Dharmais. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
Sekarang, sejumlah sistem sudah kembali online dan tim teknologi informasi setempat, memanfaatkan data yang mereka backup secara berkala.
"Sekarang 70 sampai 80 persen online. Ada beberapa saat ini tidak bisa dioperasikan karena memang sambungan internet sementara kami tutup dulu," tambahnya.
Dirinya juga menceritakan kronologi awal mulai ransomware menyerang Rumah Sakit Dharmais. Serangan kala itu terjadi pada hari Sabtu jam 05.00 WIB. Pada saat petugas data entry mereka di ruang rawat inap hendak memasukkan data pasien, tiba-tiba muncul tampilan di monitornya berubah semua.
Setidaknya ada 60 dari 600 komputer yang terkena ransomware WannaCry, yang terinfeksi saat itu tengah dalam kondisi online. Petugas rumah sakit kemudian langsung melapor ke pihak instalasi IT rumah sakit, termasuk ke instasi pemerintah terkait, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Kesehatan, dan juga kepolisian.
ADVERTISEMENT
Saat ini sejumlah komputer yang kena retas disebut Abdul sudah dipulihkan dengan melakukan pencadangan (backup) data dan menambah sistem proteksi yang berlapis. Pihaknya berjanji akan terus mengawasi dan melakukan pembaruan sistem berkala agar kejadian tidak terulang kembali.
"Dianjurkan untuk selalu backup data secara rutin, real-time. Update sistem antivirus yang kita gunakan. Perawatan jaringan secara intensif," jelas Abdul.
Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan, mengapresiasi langkah Dharmais yang secara rutin melakukan pencadangan berkala, sehingga ketika terjadi gangguan sistem semacam ini, mereka tetap bisa beroperasi dengan data dan sistem cadangan.