Ransomware WannaCry Minta Uang Tebusan dalam Bahasa Indonesia

16 Mei 2017 8:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Virus Ransomware (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Ransomware (Foto: Thinkstock)
Program jahat ransomware WannaCry menyerang puluhan ribu perangkat komputer di seluruh dunia sejak Jumat (12/5) lalu. Dunia pun dibuat gempar dan melakukan berbagai cara untuk mencegah terkena serangan yang menyandera dokumen dalam komputer tersebut.
ADVERTISEMENT
Program ini memang menakutkan. Dia mengunci semua dokumen dalam komputer dengan sistem operasi Windows, kemudian meminta uang tebusan dalam bentuk Bitcoin kepada korbannya untuk mengembalikan dokumennya seperti semula.
Penyebar virus itu mengancam akan menghapus dokumen-dokumen milik korban jika uang tebusannya tidak dibayar.
Di perangkat yang terinfeksi, WannaCry akan menampilkan pesan pop-up dengan teks bertuliskan, "Ooops, your files have been encrypted." Di sebelah kiri terdapat simbol gembok yang menandakan bahwa WannaCry mengunci dokumen di komputer. Lalu ada keterangan waktu mundur batas pembayaran uang tebusan, juga tenggat waktu penghapusan dokumen jika tebusan tidak dibayar.
Pesan yang disampaikan oleh si penyandera dokumen ternyata tidak hanya ditampilkan lewat Bahasa Inggris, tapi juga bisa menggunakan bahasa lainnya, termasuk Bahasa Indonesia.
Pilihan bahasa pesan sandera WannaCry. (Foto: Kaspersky)
zoom-in-whitePerbesar
Pilihan bahasa pesan sandera WannaCry. (Foto: Kaspersky)
ADVERTISEMENT
Selain Bahasa Inggris dan Indonesia, ada pilihan lainnya dalam daftar tersebut, seperti China, Kroasia, Ceko, Denmark, Belanda, Filipina, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Spanyol, dan seterusnya. Ransomware WannaCry diketahui hanya menyerang komputer dengan sistem operasi Windows, terutama Windows XP, Windows 8, dan Windows Server 2003. Microsoft selaku pengembang sistem operasi ini sudah mengeluarkan pembaruan untuk melindungi penggunanya dari serangan ransomware tersebut. Baca juga: Semua yang Perlu Kamu Tahu tentang Ransomware WannaCry Ada di Sini Ada alasan tertentu di balik penggunaan Bitcoin sebagai tujuan pembayaran yang harus dilakukan korban. Penjahat dapat menggunakan identitas anonim dalam dompet (rekening) Bitcoin yang dipakai sebagai wadah pengumpulan uang tebusan.
Sistem Bitcoin memang mengizinkan para penggunanya untuk anonim, apalagi sistem desentralisasi pada Bitcoin membuatnya tidak bisa dipantau atau dikontrol oleh siapapun.
ADVERTISEMENT
Total sudah ada 25,10765551 BTC atau sekitar Rp 600 juta yang didapatkan para penyebar virus ransomare WannaCry dari uang tebusan. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah ke depannya.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengimbau agar para korban ransomware semacam ini tidak membayar uang tebusan. Hal itu dikarenakan tidak jaminan jika dokumen yang disandera akan benar-benar dikembalikan.