Bahaya Glorifikasi Gangguan Mental

Illustrasi penyintas gangguan mental. Kredit: Muhammad Hafizh Kurnia/canva

Gangguan mental merupakan sebuah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan berhubungan dengan emosi, pola pikir serta perilakunya terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya. Mereka yang mengidap gangguan mental membutuhkan dukungan dari sekitar untuk membantunya bangkit dari keterpurukan, namun seringkali hal ini sulit mereka dapatkan karena berbagai stigma keliru yang bertebaran di masyarakat tentang gangguan mental. Sehingga banyak para penyintas dan ahli di bidang tersebut mengkampanyekan berbagai isu-isu kesehatan mental apalagi hal ini semakin mudah dengan adanya media sosial.

Namun hal ini tidak serta merta menghilangkan stigma keliru tersebut, masih banyak orang yang justru menyalahartikan gangguan mental sebagai sesuatu yang romantis, keren bahkan indah. Kita akan dengan mudah menemui berbagai konten di media sosial baik foto ataupun video yang berisikan quotes tentang gangguan mental seperti gambar di bawah ini.

illustrasi glorifikasi gangguan mental: koleksi pribadi

Lalu apakah dampak yang timbul dari hal tersebut?

Bayangkan bila seseorang dengan depresi merasa perlu pertolongan namun ia enggan bercerita pada siapa pun karena takut dianggap sebagai orang yang lebay atau ketika seseorang merasa kesulitan dengan gangguan OCD yang dimilikinya malah dianggap keren oleh orang lain mereka bisa menjadi sangat tertutup dengan dunia sekitarnya dan hal tersebut justru akan menghambat pertolongan yang sebenarnya mereka butuhkan.

Selain itu, melakukan glorifikasi pada gangguan mental bisa membuat orang melakukan self-diagnosed yang akan merugikan dirinya sendiri. Menganggap kondisi normal yang dialaminya sebagai sesuatu yang negatif, misalnya saat sedih ia justru menganggap kesedihan tersebut sebagai kondisi depresi dan bisa mengancam kestabilan emosinya padahal kesedihan hadir dengan fungsi tertentu dan memiliki berbagai dampak baik bagi diri manusia.

Daya tahan mental setiap orang memang berbeda-beda, ada orang yang dibentak sedikit langsung merasa rendah diri. Namun jangan sampai menjadikan gangguan mental sebagai label untuk memvalidasi respon kita terhadap sesuatu. Tidak semua orang yang rapi dan suka kebersihan mengidap OCD, tidak semua orang yang bersedih sedang mengalami depresi. Maka carilah informasi mengenai Kesehatan mental lewat sumber terpercaya seperti buku, jurnal, akun sosial media psikolog/psikiater yang kredibel, menghadiri psikoedukasi atau berdiskusi dengan orang yang ahli dalam bidang tersebut.

Referensi

Jadayel, R. E., & Medlej, K. (2018). Mental Dissorder; A Glamorous Attraction on Social Media? International Journal of Teaching & Education, 465-476.