Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN Tim I Undip Kenalkan "Sourdough" sebagai Ikon Budaya Populer

M Hilyan Adam Dzulqornain
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Diponegoro, yang sedang menjalani semester akhir.
10 Februari 2025 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Hilyan Adam Dzulqornain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sesi dokumentasi setelah penyuluhan tentang "sourdough" selesai di Balai Desa Mojorejo, Sukoharjo, Sabtu (08/02/25)
zoom-in-whitePerbesar
Sesi dokumentasi setelah penyuluhan tentang "sourdough" selesai di Balai Desa Mojorejo, Sukoharjo, Sabtu (08/02/25)
ADVERTISEMENT
Sukoharjo, 8 Februari 2025 — Sebagai bagian dari program kerja monodisiplin KKN Tim 1 Universitas Diponegoro tahun 2025, Muhammad Hilyan Adam Dzulqornain, mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2021, Fakultas Ilmu Budaya, melaksanakan penyuluhan bertajuk "Exploring Culture: Pengenalan Sourdough sebagai Ikon Budaya Populer." Kegiatan ini diadakan untuk mengenalkan sourdough, baik dari proses pembuatan starter hingga olahan rotinya, kepada para Ibu-ibu PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Mojorejo.
ADVERTISEMENT
Penyuluhan ini diawali dengan penjelasan mengenai apa itu sourdough, sebuah jenis roti fermentasi alami yang memiliki sejarah panjang sejak ribuan tahun lalu. Mahasiswa KKN ini memaparkan bagaimana sourdough berkembang dari sekadar makanan pokok menjadi simbol budaya populer, terutama di era digital saat ini. Tren pembuatan sourdough yang marak di media sosial menunjukkan bagaimana makanan dapat melintasi batas budaya dan menjadi bagian dari gaya hidup modern.
Selanjutnya, mahasiswa Sastra Inggris ini menjelaskan korelasi antara sourdough dan budaya populer, di mana proses pembuatan yang sederhana namun membutuhkan ketelatenan ini menjadi daya tarik bagi para konten kreator kuliner. Dalam kaitanya sendiri dengan budaya, pemapar juga menjelaskan bahwa sourdough juga memiliki nilai simbolis yaitu sebuah bentuk cara untuk mengeksplorasi ide tentang teknologi, budaya, dan hubungan antarmanusia seperti yang dikonsepkan pada satu novel berjudul “Sourdough” karya Robin Sloan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, manfaat sourdough sebagai makanan sehat juga menjadi sorotan utama. Roti ini dikenal memiliki indeks glikemik rendah, mudah dicerna, dan mengandung probiotik alami yang baik untuk kesehatan pencernaan. Dikarenakan mengalami fermentasi alami tanpa tambahan bahan apapun selain terigu dan air, olahan ini sangat baik bagi tubuh apabila diolah dengan cara yang benar.
Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan resep sourdough starter serta demonstrasi pembuatan olahan sederhana berupa donat kampung menggunakan sourdough starter. Para peserta, yang sebagian besar belum pernah mendengar tentang sourdough sebelumnya, tampak antusias mengikuti setiap tahapan penyuluhan. Mereka aktif bertanya mengenai proses pembuatan dan fermentasi dari sourdough ini.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan sourdough sebagai produk pangan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya memperluas wawasan budaya di kalangan masyarakat. Dengan memperkenalkan sourdough kepada komunitas lokal, diharapkan dapat mendorong kreativitas dalam mengolah pangan dan mendukung misi ketahanan pangan nasional yang menjadi salah satu prioritas pemerintah Indonesia periode 2024-2029.
ADVERTISEMENT
"Semoga ilmu dan temuan baru ini dapat dikembangkan atau ditindaklanjuti oleh warga kami. Juga, dijadikan sebagai inspirasi warga untuk mengembangkan usaha dengan metode baru dan alami untuk membuat makanan yang tentunya aman dari B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman)," ujar Ibu Suwarti, selaku ketua PKK dan KWT Srikandi Desa Mojorejo.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, serta menginspirasi mereka untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan zaman.