Foto Ilustrasi dangdut

Koplo Menggoyang Segala, Termasuk Kemapanan Dangdut Itu Sendiri

Muhammad Iqbal
Sejarawan IAIN Palangka Raya. Menulis tiga buku: Tahun-Tahun yang Menentukan Wajah Timur (EA Books, 2019), Menyulut Api di Padang Ilalang (Tanda Baca, 2021), dan Bermula dari Cerita Abah (Tanda Baca, Mei 2022).
4 April 2023 16:20 WIB
·
waktu baca 7 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendati pada mulanya dipandang sebagai musik kelas bawah, dangdut koplo kiwari nyatanya dianggap mampu mewakili pusparagam karakter. Gabungan karakter ini membuatnya cenderung jadi alat politik dan medan pertempuran untuk meraih kuasa dan pengaruh atas banyak orang.
Musik koplo beroperasi di pinggiran, berlangsung di panggung-panggung tengkes, dibesarkan oleh penonton dan ekosistem ekonomi informal yang menyokong produksi musiknya. Suatu daya pikat besar dari masyarakat yang mengundang banyak decak kagum, sekaligus juga intrik dan konflik.
Pada awal kemunculannya, pihak-pihak tertentu mengklaim bahwa dangdut koplo hanyalah pertunjukan penuh “goyang liar”, keluar dari pakem dangdut, dan dekat dengan pembajakan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten