Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pengaruh Industri Fast Fashion terhadap Perubahan Iklim
14 Desember 2022 19:26 WIB
Tulisan dari Muhammad Malfiansyah Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fast fashion di era sekarang bertumbuh lebih pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan dari adanya globalisasi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi. Sebelum munculnya internet industri fast fashion belum menjadi fenomena yang berdampak skala masif. Di luar dari itu, dampak dari perubahan iklim salah satunya adalah karena industri fast fashion.
ADVERTISEMENT
Fast fashion pada umumnya lahir dikarenakan adanya sifat manusia yang pada hakikatnya konsumeris. Dengan berpakaian yang mengikuti tren era sekarang, seorang individu dapat terlihat up to date atau mengikuti zaman dan terlihat memiliki wawasan lebih luas. Hal-hal ini lah yang membuat kaum awam berbondong-bondong untuk membeli baju-baju dari industri fast fashion. Fast fashion merupakan konsep yang akan terus mempengaruhi masyarakat selama dekade dan akan memiliki efek langsung pada cara konsumen dalam membeli dan bereaksi terhadap tren.
Industri fast fashion di Indonesia sangat mudah untuk ditemukan, baik merek lokal ataupun global sehingga merek dan gaya busana yang disuguhkan kepada konsumen pun sangat bermacam-macam.
Terlebih sejak Presiden Jokowi mengumumkan kepada masyarakat bahwa Indonesia akan melakukan kehidupan new normal di pertengahan tahun 2020 kemarin, masyarakat Indonesia mulai menjalankan kehidupan baru. Selain itu, tidak hanya masyarakat saja yang mulai beradaptasi, industri fast fashion pun ikut beradaptasi dalam kehidupan new normal tersebut meluncurkan produk-produk dengan tren terbaru yaitu The New Beginning. Tren ini beradaptasi sesuai dengan keadaan yaitu kehidupan new normal di masa pandemi. Pada fashion The New Beginning ini dibagi menjadi empat tema, yakni Essentiality, Spirituality, Exploration, dan Exploitation.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, industri fast fashion mempunyai banyak sekali dampak negatif bagi lingkungan dan para pekerjanya. Industri fashion ini merupakan industri yang paling banyak menghasilkan polusi terbesar di dunia, karena dalam proses produksinya banyak menggunakan air sehingga dapat melepaskan karbondioksida (CO2), memerlukan banyak energi, bahan yang tidak terbarukan, dan banyak menghasilkan limbah yang mengandung bahan kimia sehingga dapat membahayakan lingkungan yang pada akhirnya menyebabkan pencemaran air dan merusak ekosistem hewan dan tumbuhan. Selain itu, industri fast fashion dalam proses produksinya seringkali kurang memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya. Hal ini dapat dilihat dari tidak diberikannya hak dan kewajiban mereka sebagai pekerja dan tidak diperlakukan dengan baik di tempat kerja seperti memberikan gaji yang rendah, memaksa untuk lembur tanpa adanya gaji tambahan, dan mendapatkan ancaman kekerasan apabila produk tidak memenuhi target atau tidak tepat waktu.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, perlu adanya regulasi atau peran pemerintah untuk menangani masalah ini, yaitu adanya sebuah proses pengawasan dan perizinan terkait industri fast fashion dan para pekerjanya. Pengawasan atau perizinan ini seperti mengawasi apa saja bahan baku yang digunakan, kelayakan kondisi tempat kerja atau produksi, dan standar gaji yang harus dibayarkan kepada para pekerja. Apabila regulasi atau peran pemerintah ini dibangun dengan baik, maka industri fast fashion dapat terwujud dengan baik sehingga diharapkan dapat menjaga hubungan baik dan mensejahterakan para pekerja serta dapat melestarikan lingkungan. Namun, apabila regulasi atau peran pemerintah ini tidak terwujud dengan baik oleh para industri fast fashion, maka pemerintah akan menutup fasilitas atau perusahaan tersebut. Seperti halnya ketika pada tahun 2018, pemerintah telah menutup empat fasilitas atau perusahaan industri fast fashion di wilayah jawa barat karena telah mencemari lingkungan, khususnya di sungai atau laut.
ADVERTISEMENT
Industri fast fashion pada saat ini telah bertanggung jawab atas lebih banyak emisi karbon tahunan. Jika terus menerus dibiarkan, gas emisi rumah kaca akan meningkat hingga 50% dalam satu dekade.
Maka dari itu, muncullah sustainable fashion dan ethical fashion karena kedua konsep tersebut sangat memperhatikan aspek lingkungan seperti mengurangi pencemaran air, memberikan kenyamanan bagi konsumen dan penggunaan bahan kimia pun bisa diminimalisirkan agar tidak menimbulkan pencemaran yang lebih parah. Selain itu, manfaat lain dari kedua konsep tersebut adalah memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya, karena para pekerja adalah tenaga kerja memiliki hak dan kewajibannya masing-masing yang harus dipenuhi oleh fashion brand sehingga tenaga kerja tersebut tidak merasa tertekan, akan tetapi merasa sejahtera. Dengan banyaknya fashion brand yang menggunakan konsep sustainable fashion dan ethical fashion dan para konsumen yang beralih pada kedua konsep tersebut, maka dampak negatif dari fast fashion dapat diminimalisir.
ADVERTISEMENT
Muhammad Malfiansyah Rahman, Mahasiswa UMM Jurusan Hubungan Internasional