Konten dari Pengguna

Bahaya Berpikir Belandaskan Logika Mistika

23 Desember 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ridhwan Hanafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Logika Mistika merupakan keadaan di mana seseorang menjadikan hal non-empiris, seperti hal ghaib, sebagai paradigma dalam mengambil keputusan. Ketika hal ini terjadi, dapat berakibat pada menurunnya kemampuan intelektualitas seseorang. Mengapa hal ini bisa terjadi?
https://www.freepik.com/free-photo/fantasy-beautiful-gypsy-girl-fortune-teller-woman-reading-future-magical-tarot-cards_14671385.htm#fromView=search&page=1&position=7&uuid=61f17eab-466b-481b-a407-06c7ebfeaf16
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-photo/fantasy-beautiful-gypsy-girl-fortune-teller-woman-reading-future-magical-tarot-cards_14671385.htm#fromView=search&page=1&position=7&uuid=61f17eab-466b-481b-a407-06c7ebfeaf16
Karena individu yang memiliki paradigma logika mistika cenderung mengalami penurunan kemampuan berpikir kritis. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan mereka untuk mengambil jalan pintas dalam menyelesaikan masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang kehilangan uangnya, alih-alih mencarinya dengan seksama, individu tersebut justru menyalahkan hal-hal lain, seperti tuyul yang mengambil uang tersebut. Padahal, bisa saja uang itu hilang karena diambil orang lain, atau mungkin karena keteledoran mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya adalah ketika seseorang yang berpikir dengan logika mistika cenderung memiliki akuntabilitas pribadi yang rendah. Misalnya, ketika gagal dalam ujian atau tes masuk ke suatu tempat, alih-alih menyalahkan dirinya sendiri karena kurang kompeten atau kurang bekerja keras, orang tersebut justru menyalahkan takdirnya yang dianggap belum tiba atau belum saatnya. Hal ini dapat berdampak fatal bagi individu tersebut, karena jika pola pikir seperti ini terus dipelihara, individu tersebut tidak akan mampu mengenali apa yang salah dalam dirinya, apa yang kurang, dan apa yang perlu dievaluasi.
Lebih dari itu, logika mistika dapat membawa dampak yang lebih serius, terutama dalam konteks kesehatan. Banyak orang yang seharusnya mendapatkan perawatan medis modern justru memilih mengandalkan orang "pintar" atau dukun untuk menyembuhkan penyakit mereka. Alih-alih sembuh, kondisi mereka sering kali memburuk, bahkan menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga menjadi sia-sia, karena uang yang dimiliki habis tanpa mendapatkan hasil yang nyata.
ADVERTISEMENT
Pola pikir mistika ini tidak hanya membahayakan individu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Ketika masyarakat lebih banyak mengandalkan hal-hal non-empiris daripada solusi berbasis ilmu pengetahuan, kemajuan di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, akan terhambat. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun kesadaran dan pendidikan yang mengedepankan pola pikir kritis, logis, dan berbasis fakta.
Berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria penting, yaitu: 1) ada unsur logis di dalamnya; 2) ada unsur analitis di dalamnya. Ciri pertama dari berpikir adalah adanya sebuah unsur logis di dalamnya. Tiap bentuk berpikir mempunyai logika tersendiri. Dengan kata lain, berpikir secara nalar sama artinya dengan berpikir secara logis (Dharma & Ali Yusri, n.d.).
ADVERTISEMENT
Referensi
Dharma, R., & Ali Yusri. (n.d.). PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA. 19–24.