Konten dari Pengguna

Tingkat Pengangguran Lulusan SMK Tinggi, Lembaga Pendidikan Harus Berkolaborasi

Muhammad Rizky Septianto
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi
21 April 2025 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rizky Septianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2024. Sumber: Badan Pusat Statistik Indonseia.
zoom-in-whitePerbesar
Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2024. Sumber: Badan Pusat Statistik Indonseia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang tertera pada Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMA Kejuruan sebanyak 9,01%, hal ini sangat disayangkan, dimana seharusnya lulusan SMA Kejuruan itu mampu untuk langsung terjun di dunia kerja. Lantas apa yang menyebabkan masih banyaknya pengangguran yang dihasilkan dari lulusan SMA kejuruan? Terdapat beberapa alasan mengapa masih banyak lulusan SMA kejuruan yang sulit belum mendapatkan pekerjaan dan berakhir menjadi seorang pengangguran, diantaranya adalah.
ADVERTISEMENT
Data Jumlah Siswa SMK Tahun 2024. Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah lulusan SMA Kejuruan pastinya sangat banyak dan tentunya penyerapan tenaga kerja sangat sulit untuk diserap oleh dunia industri. Banyak cara yang bisa dilakukan lembaga pedidikan dalam mengurangi jumlah pengangguran di Tingkat SMA kejuruan salah satunya adalah dengan melakukan Kerjasama antara lembaga pendidikan dengan pihak industri.
ADVERTISEMENT
Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 disampaikan bahwa lulusan Pendidikan kejuruan haruslah memiliki tiga aspek penting, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, hal ini diperlukan karena sejatinya bentuk dari lembaga Pendidikan kejuruan adalah untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja.
Lembaga Pendidikan sudah sejak lama sebetulnya menjalin kerjasama dengan pihak industri, namun untuk membentuk dan mempersiapkan tenaga kerja siap pakai, lembaga pendidikan dan industri masih memiliki keterbatasan. Nurmalasari, Sutadji, Yoto & Marsono (2020:13) di dalam bukunya menyatakan bahwa lembaga pendidikan memiliki keterbatasan dalam biaya dan penyediaan lingkungan belajar, sedangkan industri memiliki keterbatasan sumber daya pendidikan untuk membentuk tenaga kerja yang dibutuhkan. Oleh karena itu, baik lembaga pendidikan dan industri harusnya bekerjasama dalam menyusun program perencanaan pendidikan, kemudian masuk ke dalam tahap implementasi, kemudian penentuan kelulusan peserta didik, dan upaya bagaimana cara pemasaran lulusannya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukan terjalinnya kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dengan industri, pihak lembaga pendidikan dan industri perlu bersama-sama merancang atau menyusun program yang mampu untuk menghasilkan lulusan SMA Kejuruan memiliki kemampuan dan keterampilan seperti yang diperlukan oleh pihak industri agar setelah lulus para siswa dapat langsung bekerja, peran lainnya adalah diperlukannya jurusan-jurusan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh industri di daerah tersebut, sebagai contoh di daaerah tersebut banyak penginapan karena berdekatan dengan tempat wisata, maka sangat diperlukan SMA Kejuruan yang memiliki jurusan perhotelan atau pariwisata di daerah tersebut, untuk menciptakan tenaga kerja yang siap di pakai oleh industri-industri yang berada di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
SMK BISA! SMK HEBAT!