Konten dari Pengguna

Pemberdayaan Warga yang Terdampak Tambang di Wadas

Tim Media dan Publikasi Lazismu PP Muhammadiyah
Tim Media dan Publikasi Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah
20 Agustus 2024 15:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim Media dan Publikasi Lazismu PP Muhammadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemberdayaan Warga yang Terdampak Tambang di Wadas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Purworejo Muhammadiyah lewat Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (MHH) PP Muhammadiyah dan Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) hadir mendampingi pemberdayaan warga Wadas yang terdampak tambang.
ADVERTISEMENT
Kehadiran PP Muhammadiyah melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) yang didukung Lazismu melakukan advokasi, salah satunya dengan melaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan daya ekonomi.
Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah pada (13/8/24) hadir di lokasi untuk meresmikan Al-Maun Goes to Village, sebuah program konkret pemberdayaan dan pendampingan warga yang menolak tambang dengan melaunching peternakan yang dikelola masyarakat setempat yang diikuti dengan aktivasi workshop berisi tentang pengelolaan peternakan dan pertanian kepada warga yang menjadi korban tambang.
Al-Maun Goes to Village merupakan program rumusan yang berkolaborasi dengan Lazismu sejak Mei 2024. Tujuan dari program ini meliputi peningkatan daya ekonomi masyarakat Wadas dalam sector peternakan dan pertanian. Aktivasi kegiatan yang sama juga dilaksanakan di lokasi lain, seperti Banyuwangi dan Batam.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari laman Muhammadiyah.or.id (20/8/24), disebutkan bahwa kegiatan pemberdayaan untuk warga Wadas memetik siasat kreatif agar tetap memperoleh sumber ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal itu sangat urgen, seperti upaya membangun usaha peternakan berbasis komunitas.
Ada yang menarik dari kolaborasi kerja ini, dimana program peternakan dikemas dengan berbasis komunitas yang tata kelolanya fokus pada komunitas kambing. Bertajuk Wadas Farm, warga memperoleh pendampingan yang sebagian besar melibatkan partisipasi anak-anak muda, diupayakan secara menyeluruh.
Materi pendampingan program peternakan diberikan secara bergantian, mulai dari pelatihan manajemen bisnis, pembangunan kendang, konsultasi hewan ternak, perencanaan kedaulatan pakan ternak, hingga urusan kedaulatan obat bagi hewan ternak.
David Efendi, Sekretaris LHKP PP Muhammadiyah mengatakan bahwa yang bertahan adalah mereka yang memperjuangkan hak-haknya.
ADVERTISEMENT
“Semoga program ini bisa lestari berapapun warganya yang masih bertahan memperjuangkan idealisme lingkungan hidup. Kami setia pada warga Wadas untuk tetap menemani sampai batas akhir,” pungkasnya.
Bersama rombongan LHKP turut hadir jajaran pengurus harian Ketua LHKP PP Muhammadiyah, Ridho Al-Hamdi, Wakil Bendahara, Shanty Saleh, dan juga anggota LHKP, Sanna Ulail.
Dalam kunjungan yang sama, Busyro Muqoddas Ketua PP Muhammadiyah memberikan suntikan semangat kepada warga Wadas yang senantiasa konsisten mempertahankan keadilan warga di tengah gempuran eksploitasi pertambangan.
“Walaupun Muhammadiyah ada kesamaannya dengan NU, yaitu menerima izin usaha tambang, tetapi Muhammadiyah melalui LHKP MHH dan LBHAP itu tetap akan mendampingi masyarakat, agama, suku apapun juga. Semoga tidak, menjadi korban PSN (Proyek Strategis Nasional),” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, rutinitas sidang di pengadilan untuk mempertahankan tanah warga dari kuasa ekonomi pertambangan sangat menguras energi, waktu, dan biaya. Oleh karena itu, Wadas Farm jadi sumber pendapatan dan penjaga api semangat perjuangan ruang hidup masyarakat.
Busyro menjelaskan, Muhammadiyah tetap memiliki misi membela yang lemah yang sesuai dengan semboyan dari Muhammadiyah, yaitu Penolong Kesengsaraan Oemat (PKO), termasuk kambing-kambing kita bela, kita beri kandang yang baik.
Dengan demikian, pendekatan filantropi adalah pintu masuk yang strategis dalam melakukan pendampingan melalui pembaruan distribusi zakat, infak, dan sedekah agar sesuai dengan kebutuhan warga sebagai penerima manfaat, seperti di desa Wadas. Tujuannya supaya pengelolaan kambingnya semakin berkemajuan.
Diketahui bahwa kunjungan ini juga dibersamai dengan Muhammad Abduh Zulfikar dan Syafi’i Latuconsina.
ADVERTISEMENT
Kehadiran keduanya berbagi pengalaman dan pengetahuan semakin membuat hangat diskusi terkait pemberdayaan peternak dan petani berbasis komunitas. Kedatangan para praktisi ini menjadi tambahan motivasi untuk warga wadas.
Selain berfungsi untuk menjaga ketahanan ekonomi dasar dan kelestarian lingkungan, hasil pendampingan ini ke depannya akan jika pendapatan dari ternak ini juga memberikan nilai dalam menjaga perjuangan hukum warga Wadas.
Sebagaimana disampaikan oleh Ardi Luthfi dalam kesempatan yang berbeda, bahwa program ini tidak lain upaya sinergi Lazismu dalam pemberdayaan masyarakat melalui penguatan ekonomi berbasis jamaah.
“Terutama untuk masyarakat yang memang secara keadaan sedang kurang beruntung sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,” tandasnya.
Lazismu sebagai penghimpun dana tentunya sangat terbantu dalam penyaluran dana zakat infak dan sedekah, melalui kegiatan Al Maun Goes To Village yang digagas oleh LHKP PP Muhammadiyah. Selain lebih strategis, tentunya bisa menyasar masyarakat yang terverifikasi sangat membutuhkan.
ADVERTISEMENT
(Tim Media dan Publikasi Lazismu PP Muhammadiyah)