Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Membongkar Kurikulum Merdeka Belajar
22 Desember 2023 21:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Muhammad Sulton Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka Belajar,ada banyak pihak yang telah menyambut langkah ini sebagai terobosan dalam dunia pendidikan Indonesia. Namun, seperti halnya inovasi besar lainnya, Kurikulum Merdeka Belajar tidak luput dari sorotan dan kritikan. Beberapa bulan setelah pelaksanaan, kita dapat melihat berbagai perspektif yang mencerminkan rumitnya sistem pendidikan kita.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek yang sering diperdebatkan adalah fleksibilitas kurikulum ini. Sebagai upaya meningkatkan kreativitas dan pilihan siswa, kurikulum ini memungkinkan peserta didik untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka. Namun, di balik konsep yang menarik ini, timbul pertanyaan tentang sejauh mana siswa memiliki pemahaman yang cukup untuk membuat pilihan yang tepat. Apakah mereka telah dibekali dengan informasi yang memadai untuk membuat keputusan yang bermakna terkait jalur pendidikan mereka? Padahal pada dasarnya ketika mendapat materi pembelajaran, tidak ada pelajaran tentang bagaimana membuat keputusan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dalam mata pelajaran bimbingan dan konseling pun seorang guru mungkin hanya menyinggung tentang hal seperti itu sekali atau dua kali saja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perubahan signifikan seperti Kurikulum Merdeka Belajar seharusnya memerlukan infrastruktur dan sumber daya yang memadai. Tapi sayangnya, sejumlah sekolah masih menghadapi kendala dalam menerapkan kurikulum ini secara efektif. Pendidik dan tenaga pendidikan seharusnya mendapatkan pelatihan yang memadai, dan lingkungan belajar juga harus diperbarui untuk mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan inklusif.
Langkah progresif seperti Kurikulum Merdeka Belajar juga perlu dinilai dari sudut pandang penilaian kinerja siswa. Dengan mencari tahu apakah sistem penilaian saat ini dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kemajuan siswa dalam kerangka kurikulum yang lebih fleksibel ini? Pertanyaan ini sejatinya mencerminkan pentingnya menyelaraskan metodologi penilaian dengan perubahan mendasar dalam proses pendidikan yang seketika berganti ini.
Untuk merespons berbagai tantangan ini, penting bagi kita untuk mengambil pendekatan yang bersifat membangun. Bukan hanya untuk menilai kekurangan, tetapi juga untuk mengidentifikasi solusi yang mungkin bisa digunakan untuk mengatasi berbagai kekurangan tersebut. Dengan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua, dapat menjadi kunci keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya Kurikulum Merdeka Belajar adalah salah satu langkah berani yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, proses transformasi ini tentu saja tidak dilalui dengan perjalanan yang mudah, dan akan memerlukan kolaborasi yang kuat dan komitmen dari semua pemangku kepentingan. Dengan terus mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum ini, kita dapat mencapai tujuan bersama menuju sistem pendidikan yang lebih inklusif, responsif, dan relevan untuk masa depan.
Live Update