Fenomena Bahasa Anak Jaksel

Muhammad Yusup Khan
Saya Mahasiswa dari Universitas Pamulang yang sedang menjalankan Program Studi S1 Sastra Indonesia.
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2023 11:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Yusup Khan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Mental Health America  (MHA): https://www.pexels.com/id-id/foto/teman-yang-duduk-di-taman-5543374/ Ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Mental Health America (MHA): https://www.pexels.com/id-id/foto/teman-yang-duduk-di-taman-5543374/ Ilustrasi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini fenomena bahasa anak Jaksel menjadi viral di berbagai media sosial. Bahasa anak Jaksel viral karena mereka berkomunikasi dengan bahasa gado-gado atau campuran bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa lnggris. Padahal fenomena ini sudah ada dari beberapa tahun yang lalu dan ini juga bukan fenomena musiman yang baru saja terjadi.
ADVERTISEMENT
Penggunaan kalimat yang melibatkan dua atau lebih bahasa itu memanglah wajar dan sudah terjadi di dalam dunia lingkuistik. Hal seperti ini juga biasanya bisa terjadi karena karena beberapa faktor, seperti seseorang sedang mempelajari suatu kosakata dalam bahasa tersebut.
Bisa juga biasanya ingin terlihat berbeda gaya komunikasinya yang digunakan dengan lingkungan orang lain, dan juga biasanya terbawa dengan keadaan di mana orang tersebut berinteraksi atau berkomunikasi.
Ivan Lanin beranggapan bahwa fenomena ini menurutnya adalah suatu gejala berdialog ala anak Jaksel itu sudah ada dan muncul di kalangan anak muda, hanya saja belakangan ini kebiasaan berbahasa gado-gado ini disematkan ke anak Jaksel.
Budayawan Betawi Ridwan Saidi, melihat fenomena bahasa ala anak Jaksel itu sebagai tingkah yang kreatif. “Mangkanya enggak perlu takut. Soalnya kan kaya begitu paling di pakai di lingkungan komunitas mereka sendiri,” Kata Ridwan Kepada reporter.
Foto oleh ELEVATE: https://www.pexels.com/id-id/foto/empat-wanita-mengobrol-saat-duduk-di-bangku-1267697/ Ilustrasi
Di sisi lain, Psikologi Klinis Kasandra Putranto, menilai jika gaya bahasa ala anak Jaksel digunakan sebagai metode pembelajaran bahasa lnggris, lagi pula di setiap zaman memiliki bahasanya sendiri-sendiri. Jika gaya berbahasa campuran itu masuk ke dalam tren remaja kekinian ada kemungkinan hasil imitasi dari tindakan orang lain.
ADVERTISEMENT
Sisi negative dari berbahasa gado-gado tersebut menurut Kasandra, terjadi ketika merek mencampurkan kata dan mengaburkan makna. Tindakan tersebut dapat merusak makna dan juga pemahaman bahasa bisa menjadi terbatas.
Jadi bisa di simpulkan, bahwa fenomena gaya berbahasa gado-gado ini berawal dari kemauan si pengucap bahasa Indonesia yang mencampurkan dengan bahasa inggris. Karena orang yang bisa menyesuaikan lidahnya dengan bahasa-bahasa baru.
Bahasa Indonesia dan bahasa lnggris memanglah sangat penting. Tetapi kita harus konsisten dalam berbahasa, jangan di campur-campur seperti perasaan yang pernah kau bawa dan sekarang kau tinggalkan untuk bersamanya.