Konten dari Pengguna

Membawa Photo Card Idola K-Pop ke Ka'bah: Bagaimana Menyikapinya?

Muhammad Zaid
Mahasantri Pesantren Darus-Sunnah. Pelayan Nabi.
15 Juli 2024 14:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Zaid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ibadah Umrah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibadah Umrah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam era digital yang serba instan dan cepat ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Melalui platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok, berbagai informasi dengan cepat dapat tersebar dan ini telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Salah satu fenomena yang kerap kali terjadi adalah viralitas, yaitu sebuah video, foto, atau kabar yang menjadi perhatian luas masyarakat. Hal ini sering kali membawa konsekuensi kompleks, baik positif atau negatif. Sekitar setahun yang lalu dunia maya sempat dihebohkan dengan sebuah video viral berisikan seorang wanita yang membawa photocard dari salah satu anggota boyband Korea Selatan. Yang menjadi kontroversi adalah karena dirinya memegang photocard tersebut tepat di depan Kakbah ketika sedang melaksanakan ibadah umrah, sontak hal tersebut memancing berbagai komentar dari netizen. Tidak sedikit yang mempertanyakan aksi wanita dalam video tersebut, sedangkan yang lainnya berusaha menasihati dan memberi masukan agar wanita itu bisa mengambil tindakan dengan lebih bijak, terlebih ia terhitung sudah dewasa. Ataupun bahkan ada yang mencoba memahami apa motivasi wanita tersebut melakukan hal demikian. Fakta ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita sebagai masyarakat seharusnya menanggapi kejadian-kejadian yang melibatkan persinggungan antara budaya populer dan agama. Seberapa jauh seharusnya kita menghormati ekspresi individu pada konteks budaya populer, dan kapan kita perlu menarik garis untuk menjaga kesucian dan kehormatan ibadah keagamaan? Dalam menanggapi pertanyaanpertanyaan ini, empati dan kebijaksanaan menjadi kunci untuk menciptakan dialog yang konstruktif dan saling menghormati. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang fenomena tersebut, mengamati bermacam reaksi netizen dan memberikan analisis budaya-sosial yang mendasarinya. Tidak hanya itu, penulis juga akan memberikan saran berkaitan hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh jemaah saat menjalankan ibadah umrah, untuk mempertahankan sakralitas ibadah dan tempatnya. Sebagaimana sudah dijelaskan di atas tentang bagaimana keadaan dalam video viral tersebut dan ditemukan pada kolom komentar video tersebut setidaknya ada tiga macam komentar:
ADVERTISEMENT

1. Kritik:

Komentar dalam bentuk ini adalah yang paling banyak memenuhi kolom. Mulai dari kritik yang bijak dan membangun sampai kritik yang pedas dan kurang layak dilontarkan, semua ada. Mereka berpendapat bahwa ibadah umrah seharusnya menjadi waktu sacral untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan membawa atribut seperti di video ataupun yang lainnya yang bersifat duniawi, maka ibadah akan terasa sia-sia dan juga dianggap tidak menghormati kesucian tempat ibadah.

2. Dukungan:

Ternyata ada sisi lain dari komentar kritik, yakni netizen yang justru tidak mempermasalahkan dan memberi dukungan kepada wanita dalam video. Mereka berpendapat bahwa photocard bukanlah barang yang mengganggu tujuan utamanya ke tanah suci dan mungkin barang tersebut memiliki nilai sentimental yang mendalam. Bisa jadi sebagai bentuk penyemangat atau pendukung emosional si wanita. Para netizen dari kubu ini juga tidak lupa mengingatkan agar kita tidak terlalu cepat menghakimi sebelum mengetahui hal sebenarnya dari sesuatu yang terjadi.
ADVERTISEMENT

3. Netralitas:

Ragam terakhir dari komentar-komentar yang ada adalah yang bersikap netral pada perilaku tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa mungkin tindakan membawa photocard K-Pop ketika prosesi ibadah ini bukan hal yang lumrah dilakukan oleh kebanyakan orang, yang terpenting adalah niat dan kesungguhan dalam menjalani ibadah umrah. Mereka juga khawatir jika keviralan vdeo ini dapat berdampak buruk pada privasi dan perasaan wanita yang bersangkutan. Meskipun mereka juga berpendapat agar sebaiknya hal seperti itu tidak perlu diunggah di media sosial.

Analisis Budaya dan Sosial

Jika diperhatikan secara seksama, bisa ditangkap dari fenomena ini bahwa budaya populer dan agama saling bersinggungan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, budaya K-Pop sudah menjadi bagian yang melekat bagi sebagian orang, termasuk di negara-negara yang mayoritas umat islam. Bagi yang tidak mengerti dan mendalami dunia K-Pop, pasti photocard hanya dianggap sebagai kartu biasa yang tidak berguna. Berbeda dengan kacamata para penggemar K-Pop, tentu mereka menganggap barang itu sebagai simbol dukungan, kenangan, atau motivasi diri. Di sisi lain, ibadah umrah adalah salah satu rukun umat Islam yang begitu sakral dan dihormati, maka dari itu setiap tindakan yang akan dilakukan harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebaik mungkin. Seperti pembahasan kita saat ini, tindakan yang tidak sesuai dengan kesucian serta kehormatan ibadah maka akan dengan mudah memicu kontroversi. Empati dan pengertian sangat dibutuhkan dalam menanggapi kejadian viral seperti ini. Daripada menghakimi tanpa mengetahui lebih mendalam, lebih baik memahami latar belakang dan perasaan individu yang terlibat. Menyikapi dengan empati akan membantu mengurangi dampak negative dan mendorong sikap yang lebih positif dan suportif di masyarakat.
ADVERTISEMENT

Saran untuk Semua:

Agar terhindar dari kontroversi serupa dan tetap menjaga sakralitas ibadah, ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian oleh Jemaah umrah:

1. Fokus pada Ibadah:

Ibadah umrah adalah momen yang begitu berharga dan waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tidak banyak orang yang bisa mendapatkan kesempatan emas ini, hingga sangat disayangkan jika sudah sejauh itu dan masih membawa-bawa dunia. Fokuskan hati dan pikiran hanya pada tujuan utama, yakni beribadah dan mencari rida Allah. Karena itu hal-hal yang dapat mengalihkan fokus dari tujuan harus disingkirkan.

2. Menghormati Sakralitas Tempat:

Tanah suci Mekkah dan Madinah merupakan tempat yang sangat dihormati dalam agama Islam. Sebaiknya hindari membawa barang yang tidak relevan dengan ibadah, terutama yang berkaitan dengan nafsu duniawi. 3. Menjaga Privasi Sesama: Sebagai sesama Jemaah kita harus menjaga privasi satu sama lain. Andai kita mendapati tindakan yang dianggap tidak pantas, maka sebaiknya menasihati dengan cara yang baik serta tidak membuat malu di depan khalayak umum.
ADVERTISEMENT

4. Persiapan Spiritual:

Sebelum berangkat ke tanah suci dan melakukan ibadah, sebaiknya lakukan persiapan spiritual dengan matang. Pelajari tata cara umrah, doa-doa yang dianjurkan, dan juga makna dari setiap ibadah yang dilakukan. Dengan begitu dapat membantu jemaah jadi lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah umrah seluruhnya.

5. Bijak dalam Menggunakan Media Sosial:

Media sosial diciptakan untuk memudahkan kegiatan manusia, tentu akan memberi dampak baik jika digunakan dengan baik dan bijak. Hindari mengunggah konten yang bisa memicu kontroversi, mengganggu privasi, atau menyingung perasaan orang lain. Gunakan media sosial untuk berbagi pengalaman positif, informative, dan inspiratif tentang ibadah umrah. Video viral berisikan wanita yang membawa photocard K-Pop di depan Kakbah ketika ibadah umrah ini mengingatkan kita akan betapa pentingnya menjaga kesucian ibadah dan menghormati tempat sakral. Tindakan yang dinilai tidak pantas dalam konteks ibadah dapat memicu kontroversi dan komentar negatif. Oleh karena itu, sebagai jemaah umrah kita harus fokus pada tujuan utama ibadah, menghormati kesucian tempat, serta menjaga privasi sesama jemaah. Dengan begitu, ibadah umrah kita akan menjadi lebih bermakna dan mendapat hasil yang dituju.
ADVERTISEMENT