Konten dari Pengguna

Dari Kacang Panjang untuk Jangka Panjang

Shabda Aaraf
Jurnalis Merdeka
22 Januari 2025 14:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shabda Aaraf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar : Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar : Penulis
ADVERTISEMENT
Pembangunan sebuah Taman Gizi di Jorong Sungai Takuak, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Universitas Andalas, mengingatkan kita pada pentingnya pemanfaatan lahan kosong dan edukasi gizi dalam menangani masalah kesehatan masyarakat. Taman yang berisi tanaman kacang panjang, bayam, dan kangkung ini bukan hanya sekadar proyek jangka pendek, tetapi lebih dari itu, sebuah upaya strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengatasi stunting yang menjadi masalah besar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Stunting, atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada anak, telah menjadi permasalahan serius yang mengancam kualitas generasi mendatang. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 30% balita di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga kemampuan kognitif dan produktivitas mereka di masa depan. Dengan kata lain, stunting menjadi salah satu penghalang terbesar bagi kemajuan bangsa.
Namun, seperti pepatah yang mengatakan, "Tidak ada yang tidak bisa diatasi jika kita bersatu," inisiatif seperti Taman Gizi yang dibangun di Jorong Sungai Takuak ini menunjukkan bahwa masalah besar seperti stunting bisa dimulai dengan langkah kecil namun penuh makna. Menggunakan lahan kosong yang tidak terpakai untuk menanam tanaman yang kaya gizi seperti kacang panjang, bayam, dan kangkung adalah pilihan yang sangat cerdas dan tepat. Ketiga tanaman tersebut dikenal dengan kandungan gizi yang tinggi, seperti vitamin, mineral, dan serat yang penting bagi tubuh, terutama untuk pertumbuhan anak.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Taman Gizi ini tidak hanya memberi manfaat langsung dalam memenuhi kebutuhan pangan sehat bagi keluarga di sekitar lokasi, tetapi juga memberikan edukasi yang sangat penting tentang cara bertanam dan merawat tanaman yang kaya akan nutrisi. Mahasiswa KKN dari Universitas Andalas telah mengajarkan masyarakat lokal cara menanam dan memanfaatkan tanaman ini dengan benar, yang diharapkan akan mendorong mereka untuk mulai menanam sayuran sendiri di sekitar rumah mereka. Seiring waktu, kegiatan ini bisa menjadi bagian dari pola hidup yang lebih mandiri dan sehat.
Menariknya, taman ini tidak hanya milik individu atau kelompok tertentu, melainkan menjadi milik bersama masyarakat. Ini adalah pendekatan yang sangat tepat, karena masyarakat yang terlibat langsung dalam perawatan taman akan merasa lebih bertanggung jawab dan memiliki keterikatan emosional dengan hasil yang mereka capai. Dengan cara ini, keberlanjutan taman gizi ini akan lebih terjaga, dan manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Kacang panjang, bayam, dan kangkung memang tampak sederhana, namun mereka memiliki peran besar dalam upaya meningkatkan gizi keluarga. Ketiga jenis sayuran ini mudah untuk ditanam, cepat tumbuh, dan dapat menghasilkan panen yang cukup banyak dalam waktu singkat. Ini berarti masyarakat setempat dapat dengan mudah memperoleh sayuran bergizi tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Dengan kata lain, taman gizi ini menjadi solusi praktis yang tidak hanya menyasar kesehatan anak-anak, tetapi juga mendukung ketahanan pangan keluarga.
Selain itu, pembuatan Taman Gizi ini juga menggambarkan pentingnya pemanfaatan lahan kosong yang sering kali tidak dimanfaatkan secara maksimal. Banyak daerah di Indonesia, terutama di perdesaan, memiliki lahan yang luas namun dibiarkan kosong begitu saja. Padahal, dengan sedikit kreativitas, lahan-lahan ini bisa diubah menjadi ruang produktif yang membawa manfaat besar. Taman Gizi di Jorong Sungai Takuak bisa menjadi contoh nyata bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa. Tidak hanya membantu menanggulangi stunting, tetapi juga menciptakan kebiasaan positif dalam masyarakat untuk lebih peduli terhadap pola makan sehat dan pentingnya menanam sendiri bahan pangan.
ADVERTISEMENT
Penting untuk dicatat bahwa upaya seperti ini tidak akan berjalan efektif tanpa adanya kolaborasi antara berbagai pihak. Dalam acara tersebut, turut hadir perwakilan Wali Nagari, Balai Penyuluhan Pertanian, dan masyarakat setempat, yang menunjukkan bahwa kesuksesan proyek ini adalah hasil dari kerjasama yang solid. Dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat sangat penting untuk menjamin kelangsungan program ini. Taman Gizi ini bukan hanya tentang menanam sayuran, tetapi juga tentang membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya pola makan bergizi untuk generasi mendatang.
Harapan dari pihak pemerintah setempat, seperti yang disampaikan oleh Riki, perwakilan Wali Nagari, adalah agar taman ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat lain untuk memanfaatkan ruang kosong di sekitar rumah mereka. Dengan begitu, setiap keluarga bisa memiliki akses yang lebih mudah dan murah terhadap pangan sehat. “Harapannya taman ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk bisa membuat dan menanam sayuran di sekitar rumah masing-masing,” kata Riki dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
Tentu, perjalanan panjang dalam menangani stunting ini tidak akan selesai hanya dengan membangun satu taman gizi. Tetapi, langkah-langkah kecil seperti ini adalah bagian dari perubahan besar yang harus kita ciptakan bersama. Dari kacang panjang untuk jangka panjang, taman ini bisa menjadi simbol perubahan positif dalam masyarakat. Dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, kita bisa mendorong terciptanya masa depan yang lebih sehat, lebih mandiri, dan lebih sejahtera.
Semoga taman-taman serupa tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, dan menjadi bagian dari solusi berkelanjutan dalam mengatasi masalah stunting serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.