Konten dari Pengguna

Kejumawaan Masjid di Tengah Melaratnya Masyarakat

Shabda Aaraf
Penulis Jalanan
15 September 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shabda Aaraf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Gambar Pribadi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Gambar Pribadi Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim, tidak hanya itu keberadaan masjid juga memiliki banyak fungsi. Pada zaman dulu ketika masjid pertama mulai di bangun oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, masjid digunakan untuk berbagai macam kegiatan seperti tempat musyawarah, tempat kegiatan sosial, tempat perlindungan, dan berbagai macam fungsi lainnya. Kita pastinya tau masjid quba yang merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, bentuk masjid tersebut mulanya sangat sederhana, tiangnya dari batang pohon qurma dan atapnya dari pelepah daun qurma.
ADVERTISEMENT
Dalam karyanya yang berjudul Pasang Surut Peradaban dalam Lintas Sejarah Kajian Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik hingga Kontemporer oleh Dr. Gandhi Liyorba Indra, S.Ag., M.Ag, menjelaskan bahwa masjid quba memilki satu ruang berbentuk persegi empat yang beratap datar dari pelepah qurma dan campuran tanah liat. Namun seiring berkembangnya zaman masjid yang menjadi tempat bersejarah tersebut terus direnovasi menjadi lebih baik.
Tulisan ini tidak sedang menjelaskan dengan kaidah agama yang begitu dalam, dengan deretan dalil yang disajikan atau juga kajian historis tentang masjid dari masa ke masa. Di zaman modern yang serba canggih ini ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat, dengan arus globalisasi dan modernisasi membuat segalanya berubah dengan cepat. Kita mungkin sering melihat bangunan mewah yang indah di sepanjang jalan perkotaan, atau model rumah yang bervariasi seiring berkembangnya zaman. Hal ini tentu dilandaskan oleh ilmu pengetahuan di bidang arsitektur, kita dibuatnya kagum lewat hasil dari kajian ilmu arsitektur tersebut.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan desain masjid saat ini, ada banyak bangunan masjid yang dibangun dengan ukuran besar dengan menara yang tinggi menjulang di berbagai wilayah khusus indonesia. Segai negara dengan penduduk umat muslim terbanyak di dunia, membuat jumlah masjid tersebar luas di setiap sudut wilayah nusantara. Tak sedikit masjid yang memiliki desain bangunan menarik dijadikan sebagai objek wisata oleh masyarakat luas, perkembangan ilmu asrtiketur sanagt bermain dalam proses pembangunan masjid tersebut, luar biasa memang.
Namun kita juga bisa melihat eksistensi keberadaan bangunan masjid yang mewah ini dari perspektif yang lebih luas. Untuk membangun masjid yang besar dan megah tersebut tentu membutuhkan nominal uang yang cukup besar, sedangkan hal demikianlah yang menjadi permasalahan bangsa dari masa ke masa. Berbicara tentang nominal uang sama halnya membahas tentang perekonomian, angka kemiskinan, dan juga kesejahteraan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin pada maret tahun 2023 ialah 25, 90 juta orang. Jumlah yang terbilang tinggi tersebut tentu perlu adanya upaya dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Penjelasan ini bukan hendak membandingkan dengan keadaan zaman dulu, namun lebih memperhatikan efektifitas pada aspek yang seharusnya lebih didahulukan. Hampir setiap kota selalu ada masjid megah yang dibangun dan menghabiskan ratusan juta rupiah, namun disamping bangunan tersebut masih terdapat banyak masyarakat miskin yang perlu disejahterakan. Inilah yang kerap kali menjadi bagian yang diabaikan, dimana orientasi pembangunan masjid kadang mendahului masalah yang lebih penting dan sudah ada dari dahulu kala.
Sumber Gambar : milik pribadi penulis
Kemudian apakah berarti masjid harus dibangun sederhana seperti masjid quba yang dibangun Nabi ?. Hal tersebut tergantung dengan kondisi dan kepentingan yang sedang terjadi pada masa tersebut. Konteks utama masjid adalah tempat ibadah dan juga tempat musyawarah dan berbagai kegiatan lainnya. Kemudian instruksi dari ajaran agama islam ialah untuk memakmurkan masjid, dalam artian mendatanginya untuk beribadah ataupun kegiatan lainnya.
ADVERTISEMENT
”Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (Attaubah: 18).
Jika kita mengutip dalam buku Shalatul Mu`min karangan Dr. Sa`id bin `Ali bin Wahf Al-Qahthani, menjelaskan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menganjurkan kesederhanaan dalam membangun masjid dan melarangnya untuk bermegah-megah. Dari Ibnu Abbas RA dan dishahihkan Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda “Aku tidak diperintah untuk mempermegah bangunan masjid,”( HR Abu Daud ).
Mantan Presiden Indonesia yang ke-4, Abdurrahman Wahid atau akrab disapa dengan panggilan Gus Dur, Menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “ Tuhan Tidak Perlu Dibela.”
ADVERTISEMENT
“Ia ada dalam kegairahan membangun Masjid Istiglal yang tidak disertai kepekaan yang cukup pada penderitaan sesama manusia, dalam kerajinan memelihara frekuensi ritus keagamaan tanpa merasa malu memperagakan kemewahan hidup di tengah-tengah merajalelanya kemelaratan dan kemiskinan, dalam kepongahan para pemuka agama untuk mengerahkan massa mereka bagi tujuan-tujuan duniawi yang bersifat pribadi, dan lebih-lebih dalam kepatuhan dan kealiman di muka umum yang menyembunyikan kesenangan pada maksiat dalam kehidupan pribadi,” (Halaman 86).
Dengan demikian kita bisa memahami bahwa, kepentingan yang menjadi masalah besar seharusnya lebih diutamakan ketimbang melakukan sesuatu hal yang jika pun tidak dilaksanakan maka juga tidak menimbulkan masalah. Masjid yang kecil dengan jemaah banyak akan lebih baik dari pada masjid megah dengan jemaah sedikit, sebab esensi dari masjid adalah untuk dimakmurkan bukan untuk dipermegah dengan penuh ke glamoran. Dari pada mengeluarkan dana hingga milyaran rupiah untuk membangun masjid mewah lebih baik mengutamakan mensejahterakan fakir miskin di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Bukan berarti membangun masjid dengan bangunan yang besar tidak boleh, dan harus mengikuti sepenuhnya seperti apa Nabi membangun masjid quba, namun perlu rasanya bagi kita menilik lebih dalam alasan apa yang mengharuskan masjid tersebut dibangun dengan ukuran besar di tengah tingginya angka kemiskinan.