Bund, Suguhkan Konten-konten Bermanfaat di Beranda Facebook Kami, Dong!

Abdalwahab Mujtaba
Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir di STAI Al-Anwar Sarang Rembang
Konten dari Pengguna
26 April 2024 12:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdalwahab Mujtaba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dasbor Facebook (Sumber foto: Kenny Eliason/Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dasbor Facebook (Sumber foto: Kenny Eliason/Unsplash)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bund, jujur saya salut melihat semangat para pegiat Facebook Pro dalam memajukan akun-akun mereka. Meski tren pencarian “FB Pro” di mesin pencari sudah mengalami penurunan, para pegiatnya masih getol memproduksi konten untuk membuka jalur penghasilan sebanyak-banyaknya.
ADVERTISEMENT
Hingga tulisan ini ditulis, konten-konten mereka yang beragam masih menghiasi beranda Facebook saya dan kawan-kawan pengguna Facebook lainnya.
Saya dan kawan-kawan tentu saja merasa senang dengan kehadiran panjenengan. Bagaimana tidak, panjenengan telah repot-repot meluangkan waktu untuk menghasilkan konten baru sehingga isi beranda kami menjadi lebih bervariasi.
Beranda Facebook kami yang asalnya hanya berisi konten lucu-lucuan kini juga diisi oleh video keseharian bayi yang lucu beneran. Sungguh tak tau diuntung apabila kami tidak berterima kasih dan menghargai hasil kerja keras panjenengan semua.
Akan tetapi, izinkan saya selaku pemirsa untuk memberikan sedikit saran. Saran ini saya berikan bukan karena saya merasa lebih ahli atau lebih pintar dari Bunda-bunda sekalian. Pengalaman saya dalam dunia perkontenan juga belum seberapa.
ADVERTISEMENT
Namun, saya memberikan saran ini dengan alasan siapa tau pengetahuan saya yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi panjenengan semua. Katanya, orang yang paling baik itu orang yang paling banyak memberi manfaat kan, Bund?

Bagikan pengetahuan yang dimiliki, alih-alih keseharian

Hal yang pertama saya sarankan adalah hendaknya Bunda membagikan pengetahuan yang Bunda miliki. Alih-alih membagikan kegiatan sehari-hari yang cenderung repetitif, alangkah baiknya Bunda menyebarkan ilmu sesuai bidang keahliannya.
Ilmu ini bisa disampaikan secara terstruktur dan terjadwal dengan membuat semacam silabus sederhana terlebih dahulu. Selain itu, Bunda juga bisa menyampaikan ilmu yang dikuasai sambil mengaitkannya dengan isu-isu terkini.
Misalnya, Bunda adalah seorang guru SD. Isu yang sempat hangat beberapa pekan yang lalu adalah kasus korupsi timah yang menyebabkan kerugian lingkungan. Bunda dapat mengaitkan kasus ini dengan penjelasan bagaimana cara menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri peserta didik agar mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang dapat merugikan orang banyak.
ADVERTISEMENT
Karena cakupan pemirsa media sosial itu tidak terbatas, maka dengan sendirinya lingkup materi yang bisa disampaikan di sana pun tidak memiliki batasan. Materi yang hendak dibagikan bisa berupa hal-hal akademis maupun non-akademis, tergantung bidang apa yang Bunda tekuni selama ini.
Saya yakin, selama menjalani kehidupan, Bunda sudah mendapatkan banyak pelajaran yang layak diwariskan kepada para pemirsa.
Pengetahuan ini bisa Bunda sampaikan dalam berbagai bentuk. Fitur Facebook yang cukup lengkap memungkinkan kita untuk menyuguhkan materi dalam beragam bentuk konten.
Pos di Facebook bisa sekadar berbentuk poin-poin ringkas, tulisan yang panjang, foto, video pendek, atau bahkan video dengan durasi berjam-jam. Bunda juga dapat membagikan pengetahuan dalam siaran langsung.
Menggunakan Facebook untuk berbagi pengetahuan tentu lebih bermanfaat daripada sekadar mempublikasikan rutinitas harian. Di sini, saya tidak sedang menafikan manfaat dari mengepos keseharian.
ADVERTISEMENT
Memang benar bahwa terkadang Bunda perlu membagikan kegiatan sehari-hari di Facebook. Namun, sebisa mungkin pos semacam ini jangan dijadikan amunisi utama dalam membuat konten karena kurangnya manfaat yang dapat diambil oleh para audiens.

Pastikan konten memiliki tujuan yang jelas

Jika masih keukeuh ingin mengepos kegiatan sehari-hari, hendaknya Bunda memastikan bahwa kegiatan tersebut dibagikan untuk suatu tujuan yang jelas. Salah satu contoh tujuannya adalah memperkenalkan diri kepada audiens. Kita bisa membangun identitas publik di Facebook dengan cara menceritakan apa-apa yang kita lakukan kepada pemirsa.
Contohnya, Bunda dapat mengunggah pos tentang orderan kue yang diterima hari ini jika Bunda merupakan seorang pembuat kue. Orang yang melihat pos tersebut menjadi tahu bahwa Bunda adalah pembuat kue. Hal ini juga bisa membuka peluang masuknya orderan kue dari jalur orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain untuk membangun identitas, membagikan kegiatan harian juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan suatu pengetahuan. Bunda dapat menjelaskan kesalahan langkah yang pernah diambil agar para pemirsa tidak mengalami kesalahan yang sama.
Selain itu, bisa juga Bunda menceritakan peristiwa yang mengingatkan Bunda pada suatu hal yang mungkin penting untuk diketahui banyak orang. Dengan demikian, Bunda bisa tetap berbagi cerita keseharian sekaligus menghasilkan konten yang bermanfaat.

Selalu berhati-hati

Pesan terakhir saya untuk Bunda-bunda sekalian adalah tetaplah berhati-hati. Jangan sampai semangat ngonten yang meluap-luap menjadikan panjenengan teledor hingga tidak sengaja membagikan informasi pribadi yang rawan disalahgunakan.
Ingat, tidak semua pemirsa adalah orang-orang lugu yang tidak peduli dengan data-data pribadi orang lain. Di luar sana, masih banyak orang yang berusaha mencari kesempatan untuk memanfaatkan data-data pribadi yang tersebar akibat keteledoran, ketidaktahuan, maupun keapesan pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Kita tidak mengetahui siapa orang yang membenci kita sehingga selalu berhati-hati adalah langkah paling aman untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Cukup sekian saran yang dapat saya berikan. Saya berharap, saran saya yang tidak seberapa ini dapat meningkatkan kebermanfaatan konten yang panjenengan bagikan. Tetap semangat, sekalian tes jangkauan ah, udah sampai mana aja nih tulisan ini? Absen dong, hehe.