Lebaran Pertama Tanpa Sanak Saudara

Munayya Aulia Rahmah
Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
29 Mei 2022 8:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Munayya Aulia Rahmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Lebaran Saat Salat Id Foto : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lebaran Saat Salat Id Foto : Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Sepi, rindu semakin terasa di hati. Lebaran kali ini menjadi lebaran pertamamu tanpa keluarga. Kewajiban menuntut ilmu membuatmu tak bisa kembali ke rumah untuk saat ini.
ADVERTISEMENT
Kampung halaman yang berada di Padang Pariaman itu belum bisa kamu kunjungi lagi setelah sekian lama, terjebak pandemi dan kini hari raya pun tak bisa dilalui bersama keluarga.
Dipikiranmu terbayang saat bisa berbagi cerita dengan ayah, ibu, serta adik-adik selama tinggal jauh dari mereka namun, kenyataannya sulit untuk mewujudkan hal tersebut saat ini.
Alasan utama kamu tidak bisa pulang adalah harga tiket pesawat yang melonjak tinggi mendekati hari raya, dan juga usai libur Idulfitri kampusmu akan melaksanakan Ujian Tengah Semester dimana beberapa mata kuliah harus menjalani ujian praktik di kampus.
Ketika semua orang dapat berkumpul bersama keluarganya sedangkan kamu tidak tahu harus apa, kamar kos menjadi saksi atas kesedihan lebaran kali ini. Usai salat Idulfitri yang biasanya kamu memakan dengan lahap masakan ibu, kini hanya bisa mengandalkan masakan ibu temanmu.
ADVERTISEMENT
Tapi mau bagaimanapun kamu harus tetap bersyukur masih bisa merayakan hari yang fitri, masih bisa menatap sanak saudaramu melalui layar handphone, air mata tak sanggup kamu bendung lagi.
Terasa sekali perbedaannya saat bisa bermaaf-maafan secara langsung kepada ibu dan ayahmu, sesak di dada semakin terasa ketika ibumu meminta maaf karena belum bisa mengunjungimu.
“Maafkan Ibu ya Kak, belum bisa ke sana, Kakak sehat? Sudah makan Kak?” tanya Ibu yang terlihat sangat merindukanmu.
“Maafkan Kakak juga ya Bu, tidak apa-apa Bu nanti habis ujian Kakak yang ke sana aja, sudah tadi makan di rumah teman Kakak tapi, rendangnya lebih enak buatan Ibu” jawabmu sambil tersenyum dan tertawa agar membuat ibumu tenang.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, karena semua temanmu juga berkumpul bersama keluarganya masing-masing, kamu memutuskan untuk pergi berkeliling kota sendirian dengan motor merah kesayanganmu yang kamu beri nama Bella, kesetiaan Bella melebihi perempuan manapun, karena Bella siap menemani ke mana dan kapan pun kamu ingin pergi. Ternyata saat lebaran jalanan kota Jakarta sangat sepi, membuatmu lebih bebas menikmati pemandangan deretan gedung tinggi.
Hari mulai gelap, kamu kembali ke kos dengan suasana hati lebih baik dari sebelumnya, tak lupa membeli makan di Warung Padang langgananmu, sebungkus nasi dengan lauk rendang,telur, dan kuah khas Warung Padang ini yang sangat mirip dengan masakan ibumu di rumah.
Selesai menyantap nasi Padang,perutmu terasa sangat kenyang dan setelah itu, kamu bergegas membersihkan badan agar bisa beristirahat dengan nyaman, merehatkan diri dari rindu ayah ibumu di rumah.
ADVERTISEMENT