Tokoh Ayah sebagai Cerminan Pola Pikir Modern dalam Novel Kehilangan Mestika

NABIILAH CHAERMY
Mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
10 Mei 2022 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NABIILAH CHAERMY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
cr: photo by penulis
zoom-in-whitePerbesar
cr: photo by penulis
ADVERTISEMENT
Kehilangan Mestika merupakan novel karya Hamidah. Seorang pengarang perempuan yang masuk kedalam Angkatan Pujangga Baru. Hamidah atau yang memiliki nama sebenarnya Fatimah merupakan seorang wanita yang lahir di Muntok, Palung Bangka, Sumatera Selatan pada 13 Juni 1915. Fatimah memiliki suami bernama Hasan Delais. Novel yang berjudul Kehilangan Mestika hanyalah sebagaian dari karya-karya Hamidah. Tak hanya menulis novel Hamidah juga menulis puisi beberapa puisi diantaranya berjudul Berpisah.
ADVERTISEMENT
Karya-karya Hamidah dikenal sebagai kaya yang menggunakan bahasa sederhana dalam menyampaikkannya. Pembawaan dalam penceritaanya diperlihatkan secara wajar sehingga tidak membosankan. Novel Kehilangan Mestika ditulis oleh Hamidah diumur 19 tahun dan dianggap sebagai satu-satunya karya yang mengandung unsur biografis. Novel Kehilangan Mestika diterbitkan oleh Balai Pustaka di tahun 1935. Di dalam novel ini menceritakan tentang kemalangan yang dihadapi para tokoh serta lika-liku kehidupan yang dialaminya. Salah satu tokoh di dalam cerita ini adalah Rasmani seorang wanita dari Muntok yang hidupnya penuh dengan kemalangan.
Akan tetapi, dibalik kemalangannya itu ia memiliki seorang sosok ayah yang sangat mendukungnya. Pemikiran sang ayah membantu Rasmani dalam menempuh kehidupan yang lebih baik dibanding wanita-wanita lain dalam memilih jalan hidupnya. Pemikiran sang ayah yang jauh dari kata kolot bagi orang tua pada zaman itu membuat Rasmani sangat menghormati ayahnya. Pemikiran sosok ayah banyak tergambarkan dalam novel Kehilangan Mestika. Pemikiran maju sang ayah yang lebih memilih memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh para orang tua.
ADVERTISEMENT
Berikut merupakan beberapa kutipan yang memperlihatkan kemodernan pemikiran dari sosok tokoh ayah dalam novel Kehilangan Mestika.
Ungkapan tokoh Rasmani dalam narasinya menjelaskan bagaimana sosok ayah mendukungnya untuk menempuh pendidikan meskipun hanya pendidikan rendah. Hal ini mencerminkan pola pikir modern sang ayah karena di zaman tersebut bagi menempuh pendidikan masih dikatakan sulit untuk dilakukan terlebih bagi seorang wanita. Hal ini terjadi karena di saat itu khususnya di tempat tinggal Rashmani yang kental dengan citra wanita zaman dulu. Citra yang mengharuskan wanita menguasai segala macam pekerjaan rumah hingga membatasi aktifitas wanita dengan memingitnya.
ADVERTISEMENT
Tokoh ayah digambarkan tidak seperti kebanyakan orang tua di zaman itu. Alih-alih melarang sang anak untuk tidak sekolah, ayah Rasmani malah menyuruh anaknya untuk bersekolah agar nantinya dapat berguna bagi bangsa dan tanah air. Usaha yang dilakukan sang ayah hingga membujuk anaknya untuk bersekolah mencerminkan bahwa ayah ini adalah sosok yang beriwbawa, mementingkan kehidupan kedepan anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Kutipan diatas memperlihatkan bagaimana sosok ayah Rasmani menjadi salah satu orang yang diteladaninya. Meskipun banyak dari kerabat yang menyuruhnya untuk menolak pekerjaan di Palembang karena takut akan mendapatkan hinaan dari orang kampung sebab membiarkan seorang gadis mencari nafkah sendiri di tanah orang. Akan tetapi, tokoh Rasmani tidak memperdulikannya karena baginya selama bapaknya menyetujui dan pekerjaan itu tidak memalukan atau halal maka omongan yang seperti itu tidak dihiraukannya.
Dari pemaparan diatas dapat kita ketahui bahwa ayah Rasmani merupak sosok orang tua yang sangat mendukung anaknya. Memberikan fasilitas dengan semampunya agar sang anak mampu menjalani hidup dengan nyaman dimasa depan. Pola pikir sang ayah yang maju mempengaruhi Rasmani dalam bersikap, ia menjadi wanita yang tangguh dan sangat memperhatikan pendidikan khususnya bagi wanita di kampungnya. Hal ini disebabkan keinginanya agar para wanita di kampungnya dapat seperti menjadi seperti wanita di Jawa. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa peran orang tua mempengaruhi bagaimana seorang anak akan berprilaku. Selain itu, melalui sosok ayah Rasmani kita dapat memahami bahwa selama kita berusaha dalam melakukan sesuatu kita pasti bisa mencapainya. Meskipun, perekonomian yang terbatas tidak menghalangi keinginan ayah Rasmani dalam menyekolahkan anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
[.]
Daftar Pustaka
Ensiklopedia Sastra Indonesia, Hamidah. http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Hamidah diakses pada 10 Mei 2022. Pukul 18.17 WIB.
Hamidah. Kehilangan Mestika. Penerbit Balai Pustaka: Jakarta. Tahun 2011.
Haniah. Perjuangan Emansipasi Wanita yang Naid dalam Kalau Tak Untung dan Kehilangan Mestika. Jurna Sawo Manila. Vol 1. No.4. Tahun 2010.