Konten dari Pengguna

Mengupas Penulis dan Debut Film "Laut Tengah": Akan Tayang 3 Oktober 2024!

Nabila Bunga
Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan S-1 Kesehatan Masyarakat di Universitas Diponegoro Semarang dan mempunyai ketertarikan dengan bidang kepenulisan
3 Oktober 2024 6:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Bunga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berliana Kimberly adalah seseorang di balik karya besar novel “Laut Tengah” ini. Siapa sangka, ternyata penulis karya besar ini menempuh pendidikannya dari S-1 hingga S-2 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Berliana adalah seorang muslimah pembelajar, associate lawyer, dan asisten peneliti bidang hukum Islam.
ADVERTISEMENT
Berliana bisa disebut sebagai penulis yang baik dan sudah handal di bidangnya. Ia telah berpengalaman menerbitkan artikel ilmiah baik di jurnal internasional, konferensi internasional, maupun media massa. Selain di bidang kepenulisan, ternyata penulis satu ini juga aktif menjadi pembicara dalam berbagai acara dengan topik kepemudaan, kemuslimahan, dan topik perdata Islam.
Poster Film "Laut Tengah" | instagram.com/lauttengahfilm
Diketahui setelah menulis cerpen di antologi Pemuda Pejuang Palestina, Novel “Laut Tengah” adalah debut novel pertamanya yang diterbitkan Penerbit Akad pada 2022, disusul dengan pengangkatan novel menjadi film layar lebar yang akan tayang 3 Oktober 2024 mendatang oleh Star Vision Plus.
Pengangkatan novel ke film layar lebar ini bisa dipastikan akan sukses dan melejit karena peminatnya yang sudah banyak sejak awal. Terlebih, film ini dibintangi oleh Yoriko Angeline, Ibrahim Risyad, Anna Jobling, Aliando Syarief, Gabriel Prince, Cut Mini, dan aktor-aktris hebat lainnya.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, film ini menceritakan tentang Haia (Yoriko Angeline) yang hendak mengejar mimpinya untuk kuliah S-2 di Korea Selatan, namun terhalang dengan beasiswanya yang dicabut oleh pemerintah. Di tengah masa-masa sulitnya itu, ia mendapat tawaran dari salah seorang profesor untuk menjadi istri kedua dari suami keponakannya, Aisa (Anna Jobling), karena alasan tertentu dan dengan iming-iming Haia akan dibiayai S-2 di Korea sampai lulus. Haia pun menghadapi berbagai tantangan karena menerima tawaran tersebut, demi mewujudkan impiannya selama ini.
Setelah ditelusuri dari akun TikTok Berliana, ia membagikan inspirasinya dalam mencapai kesuksesan besar ini yang berawal dari pengalaman pribadinya. Kegagalannya melanjutkan pendidikan S-2 ke Korea, ditambah dengan pengalaman pribadinya yang cukup berat, di mana rencana masa depannya bersama seseorang yang istimewa harus berubah, serta perjalanan yang penuh tantangan pada tahun 2018 dan 2019 saat ia masih menjadi mahasiswa semakin memperkuat tekadnya untuk menulis karya “Laut Tengah”.
ADVERTISEMENT
Judul “Laut Tengah” sendiri dipilih Berliana berdasarkan filosofi yang menarik. Dalam sejarah, Laut Tengah adalah perairan yang melintasi negara-negara yang penuh berkah dan menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Islam.
Inspirasi nama-nama tokoh dalam novelnya juga tidak lepas dari itu, seperti Turki dengan Hagia Sophia yang megah, Mesir dengan Kota Alexandria, serta Bumi Syam yang mencakup Suriah, Palestina, dan Masjidil Aqsha.
Melalui “Laut Tengah”, Berliana berharap karyanya dapat menjadi jembatan pengetahuan yang membangkitkan rasa penasaran untuk lebih mengenal tempat-tempat yang diberkahi oleh Allah di muka bumi ini.
Berliana menyadari bahwa dari setiap kegagalan, ada pelajaran berharga yang bisa diambil. Inilah yang menginspirasinya untuk menulis cerita yang penuh makna, menggambarkan perjuangan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup. Novel “Laut Tengah” lahir dari pengalaman pribadinya yang kompleks, menjadikannya karya yang otentik dan menyentuh banyak hati.
ADVERTISEMENT
Keberanian Berliana dalam membagikan pengalamannya juga menjadi cerminan semangat perjuangan yang ingin dia sampaikan melalui karyanya. Dengan menggambarkan perjalanan Haia, ia berharap pembaca dan penonton dapat merasakan semangat dan harapan yang mendasari setiap tantangan yang dihadapi tokoh dalam cerita. Kisah ini mengajak pembaca maupun penonton untuk merenungkan pentingnya ketahanan dan keinginan untuk terus berjuang meskipun dalam keadaan sulit.
Melalui pengalamannya tersebut, Berliana belajar untuk merelakan hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan harapannya. Allah menggantikan rasa patah hatinya dengan berjuta-juta kebaikan, di mana satu per satu mimpinya kini mulai tercapai. Kesedihan atas impian yang sempat pupus justru membuka jalan bagi mimpi-mimpi lain yang sebelumnya terlupakan. Hingga saat ini, Berliana terus berkarya, dengan beberapa karya baru yang tak kalah besar, seperti “Langit Goryeo” dan “Tanah Baghdad”.
ADVERTISEMENT