Konten dari Pengguna

Mengapa Indonesia Membutuhkan Generasi Muda Seperti Bima Yudho?

NABILA DWI ARIATI
Mahasiswi Semester 2, Prodi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25 Juni 2023 20:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NABILA DWI ARIATI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi agent of change. Foto: Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi agent of change. Foto: Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan belakangan, Indonesia digemparkan oleh seorang Tiktoker Lampung, Bima Yudho Saputro. Dia adalah seorang konten kreator sekaligus mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Australia.
ADVERTISEMENT
Bima Yudho Saputro menjadi kontroversial akhir-akhir ini karena aksinya dalam vidio yang diunggahnya di salah satu platform media sosial. Dalam vidionya Bima berani mengkritisi kinerja pemerintah yang dinilai tidak mampu dalam mengurus daerahnya.
Karena ketidakprofesionalalan dari pemerintah tersebut, menyebabkan banyak infrastruktur yang tidak layak, proyek yang mangkrak, sistem pendidikan yang tidak semestinya, dan lain sebagainya.
Pada mulanya Bima membuat konten yang berisikan gambaran tentang keadaan di Lampung. Dalam konten tersebut Bima menyebutkan alasan-alasan yang membuat Lampung tidak maju-maju.
Hal-hal yang disorot dan dikritisi oleh Bima sebetulnya adalah hak publik, di mana publik memiliki hak untuk mengetahui bagaimana hasil dari kinerja pemerintah yang mereka pilih.
Namun nahasnya, buntut dari suara kritis Bima berakhir pada pelaporan. Padahal suara kritis tersebut seharusnya menjadi jembatan antara hubungan masyarakat dengan pemimpin.
Bima Yudho, TikToker yang kritik Lampung. Foto: Instagram/@awbimax
Jika sudah begitu, pelaporan yang dilayangkan untuk Bima sebetulnya mewakili kepentingan siapa? Apabila pelaporan Bima diperuntukkan mewakili Bupati Lampung, tentu saja demokrasi di Indonesia ini memiliki masalah yang serius.
ADVERTISEMENT
Seharusnya suara kritis dari masyarakat dapat dijadikan sebagai pengontrol serta pengevaluasi. Suara kritis masyarakat juga memiliki potensi sebagai jalan pembuka untuk perubahan bangsa ini.
Bima mengungkapkan kekhawatirannya kepada masyarakat sebagai seorang intelektual pribadi yang bebas dan independen. Di balik sikap Bima, tidak terlihat adanya pengaruh dari penguasa. Situasi seperti itu seharusnya disambut dengan tepuk tangan dan penghargaan.
Namun, dalam masyarakat demokratis, perspektif yang berbeda dari oposisi sangat penting sebagai penyeimbang kekuasaan. Jika hal ini tidak dipahami sebagai prinsip dasar pemerintahan, sangat sulit untuk berharap kebebasan berpendapat di Indonesia.
Bima adalah contoh dari sosok pemuda yang memiliki integritas tinggi, kreativitas, dan keberanian yang begitu luar biasa. Ia juga mempunyai pandangan yang jauh ke depan dan mampu untuk berpikir out of the box.
ADVERTISEMENT
Generasi muda seperti Bima adalah salah satu aset penting bagi Indonesia, karena mereka mempunyai potensi untuk membawa perubahan yang positif bagi bangsa dan negara ini.
Wawancara eksklusif kumparan bersama Bima Yudho. Foto: Retyan Sekar Nurani/kumparan
Sebagai agent of change, generasi muda seperti Bima dapat berperan aktif dalam berbagai sektor seperti pendidikan, infrastruktur, pemerintahan, sosial, dan ekonomi.
Indonesia sangat membutuhkan generasi penerus seperti Bima sebagai pendobrak perubahan positif yang dapat menghadirkan reformasi serta inovasi pada berbagai sektor yang ada.
Generasi muda Indonesia harus mempersiapkan diri dengan keahlian yang relevan, serta menanamkan jiwa kepemimpinan yang kuat. Para generasi muda juga harus berani untuk berpikir out of the box serta memiliki tekad yang kuat untuk membawa perubahan positif bagi negara Indonesia ini.
Perhatian dan dukungan masyarakat serta pemerintah juga sangat dibutuhkan, agar para generasi muda Indonesia dapat memperoleh fasilitas yang cukup untuk menciptakan perubahan agar Indonesia menjadi lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT