Konten dari Pengguna

Alasan Orang Tua Memasukkan Anaknya Ke Pesantren

Nada Sofa
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.
31 Desember 2022 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nada Sofa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
https://pixabay.com/id/photos/anak-mengaji-belajar-membaca-islam-573351/ anak sedang mengaji di pesantren
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/anak-mengaji-belajar-membaca-islam-573351/ anak sedang mengaji di pesantren
Mengapa si seorang anak harus di masukkan ke dalam pesantren?, padahal belum tentu dari sang anak juga mau untuk menuruti keinginan orang tuanya untuk masuk ke pesantren. Mungkin ada beberapa alasan dari orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke dalam pesantren, seperti perbaikan akhlak dari sang anak yang harus baik, memahami ilmu agama, dan paling sering orang tua gunakan untuk menjadi alasan yaitu memiliki sifat yang baik, terdidik dan mengetahui mana yang baik dan salah, mana yang harus diikuti mana yang harus ditinggal.
ADVERTISEMENT
Tetapi ada beberapa juga orang tua yang tidak mau anaknya dimasukkan kedalam pondok pesantren dengan berbagai alasan seperti contohnya, nanti anak saya dijadikan seperti babu di pesantren, makanannya gak cocok buat anak saya, saya gak mau anak saya mendapatkan kesusahan ketika di pesantren dan lain sebagainya. Begitu banyak alasan yang diberikan oleh orang tua untuk anaknya agar tetap di rumah bersamanya dan tidak berada di pesantren.
“Anak-anak di era modern sekarang ini hidup serba kecukupan, instan, dan apa-apa dibantu orang tua. Dengan tinggal di pondok pesantren, mereka belajar menggantungkan hidup mereka sendiri, harus taat dengan aturan yang ketat, terbiasa dengan keterbatasan karena harus berbagi dengan para santri lainnya,” tutur Imam, yang juga mengatakan bahwa ini bisa melatih kemandirian anak karena berpisah dari orang tua (Imam, 2017).
ADVERTISEMENT
Berkembang dengan berjalannya waktu pondok pesantren, kini secara perlahan memiliki perubahan yang sangat menakjubkan mulai dari sistem keuangan, pendidikan yang sudah diatur dan tentunya tidak ada lagi kekerasan seperti zaman dahulu. Semua sesuai dengan manajemen pendidikan untuk pesantren, dan dari segi peraturan yang sudah tidak seperti zaman dahulu. Tidak ada kekerasan yang mengatasnamakan pendidikan dan lain sebagainya.
Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan ustaz dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya di kelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku (Naim dan Ashoumi, 2020). Peraturan pesantren umumnya adalah untuk mendisiplinkan anak santri agar bisa membagi waktunya dengan baik dan agar tidak menyia-nyiakan waktu yang kosong untuk hal yang tidak berguna.
ADVERTISEMENT
Anak santri itu memiliki jiwa yang kuat dalam hal apa pun, karena secara tidak langsung hal-hal yang tak diduga itu sudah pelajari di dalam pesantren seperti contohnya dalam segi berbagi makanan ketika ada salah satu santri yang habis dikunjungi oleh orang tuanya tetapi teman yang lain tidak dijenguk, maka secara tidak langsung pasti dalam pemikiran santri yang baru dikunjungi adalah dia harus berbagi dengan temannya yang belum dikunjungi, hal kepemimpinan juga dalam pesantren tanpa disadari telah dipelajari, pembelajaran manajemen waktu, manajemen personal, manajemen kepemimpinan sudah dipelajari. Tinggal santri mempraktikannya dengan benar atau tidak.
Pondok pesantren lain dikenal sebagai wahana tempat belajar santri dan santriwati dalam mendalami ilmu agama Islam, namun dalam melaksanakan pengelolaan pondok pesantren, masih ada faktor-faktor lain yang menjadi ciri khas yang menonjol di kalangan masyarakat pesantren terutama pada masa lampau. Problema itu adalah kebersihan di lingkungan pondok pesantren yang terkenal kotor, kumuh, tidak higienis (Kustindan, Anggitasari, 2021).
ADVERTISEMENT
Sebaiknya para santri yang sudah belajar ilmu agama menunjukkan perkembangan yang baik dan memberi tahu apa saja yang sudah diberikan oleh pondok untuk dirinya agar bisa menunjukkan kepada orang tua atau keluarga yang di rumah tahu bahwasannya di pondok pesantren bisa memberikan arahan yang baik terhadap dirinya.
Sumber Acuan:
Imam. Ini alasan orang tua masa kini memilih pesantren untuk anak. Femina:https://www.femina.co.id/family/press. 2017. Web. 16. September. 2017
Naim M. S, dan Ashoumi. H. "DAMPAK PERATURAN PESANTREN BAGI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK PESANTREN AL HAMIDIYAH BAHRUL ULUM TAMBAKBERAS JOMBANG: Journal of Education and Management Studies 3, 4(2020) : 53-56, Print.
Kustin dan Anggitasari W. "PELATIHAN PENINGKATAN SOFT SKILL KADER KESEHATAN REMAJA DALAM MENINGKATKAN PHBS PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN SHOFA WARNA KABUPATEN JEMBER. Jurnal pengabdian kepada masyarakat 2, 1(2021) :409-414. Print.
ADVERTISEMENT