Keterikatan Orang Tua Mempengaruhi Perkembangan Anak

Nadhira Khalifatun Nisa
Mahasiswi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
Konten dari Pengguna
8 Mei 2023 8:00 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadhira Khalifatun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kedekatan orang tua dan anak. Foto: LightField Studios/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kedekatan orang tua dan anak. Foto: LightField Studios/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Adanya keterikatan antara orang tua dengan perkembangan anak sangatlah penting. Orang tua juga berperan dalam memberikan cinta dan kasih sayang serta memastikan kehidupan yang aman dan nyaman bagi anak, guna mempersiapkan pribadi seorang anak agar mampu menghadapi kehidupannya hingga dewasa nanti.
ADVERTISEMENT
Sebelum memahami lebih dalam tentang keterikatan orang tua dan anak, perlu kita ketahui bahwa teori keterikatan ini pertama-tama dicetus dan dikembangkan oleh seorang ahli sekaligus merupakan psikolog dan psikoanalisis Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1950-an.
Beliau berpendapat bahwa hubungan antara orang tua dengan anak yang baru lahir dapat membentuk emosional atau psikologis yang erat dengan orang lain, terutama peran pengasuh mereka yaitu ayah dan ibu.
Pada awalnya Bowlby tertarik dengan sebuah pemahaman yang dialami seorang anak saat tidak bersama dengan pengasuhnya cenderung mengalami kecemasan serta tidak merasa aman dan nyaman dalam kehidupannya.
Adanya teori ini, merupakan hasil dari hubungan yang dihasilkan karena suatu keterikatan antara anak dan pengasuh. Menurut Bowlby pada pengamatan yang dilakukan dalam teori ini, bahwa pengasuh yang mampu memenuhi kebutuhan si anak akan melemahkan rasa cemas pada anak. Hal tersebut dikarenakan si anak menemukan serta merasakan keamanan atas kepedulian pengasuhnya tersebut.
ADVERTISEMENT

Berikut Beberapa Gaya dalam Attachment Style

Ilustrasi anak dan orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Foto: Quality Stock Arts/Shutterstock
1. Secure attachment (keterikatan aman)
Secure attachment merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya rasa aman dan nyaman bagi anak pada pengasuhnya. Anak akan merasa yakin bahwa pengasuhnya akan selalu hadir ketika dibutuhkan serta dapat memberikan dukungan emosional.
Adanya rasa aman dan nyaman pada anak, akan membuat anak lebih bebas dan percaya diri untuk beradaptasi atau menjelajahi lingkungan sekitarnya dan mampu menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain tanpa cemas dan takut.
2. Anxious/Preoccupied (keterikatan cemas atau sibuk)
Jenis keterikatan yang ditandai dengan adanya perasaan gelisah dan cemas akan ketidakberadaan pengasuhnya dan kemauan untuk selalu berada di samping pengasuhnya.
Kurangnya dukungan dan interaksi kepedulian pengasuh serta pengalaman yang membuat anak trauma ketika pengasuh tidak berada di sampingnya dapat terjadi pada anak dengan bentuk keterikatan ini.
ADVERTISEMENT
3. Avoidant/Dismissive (keterikatan menghindar)
Keadaan di mana anak lebih mendiri dalam menyelesaikan pekerjaannya. Mereka enggan untuk meminta tolong dan bantuan kepada pengasuhnya dan menghindar untuk berinteraksi. Ini dianggap sebagai gaya keterikatan yang tidak sehat.
Anak dengan jenis keterikatan ini tidak mau mengungkapkan perasaan kesepian dan sedihnya. Pengalaman masa lalu atas pengabaian orang tua terhadap anak bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya keterikatan menghindar.
4. Fearful/Disorganized (takut atau tidak teratur)
Jenis keterikatan ketika pengasuhnya pergi atau hadir di sampingnya, anak akan merasakan takut dan cemas. Anak yang mengalami keterikatan ini akan mengalami perubahan sikap yang bertentangan dan suasana hati.
Gaya keterikatan ini tidak sehat dan berdampak negatif untuk perkembangan psikologis anak. Oleh karena itu dibutuhkannya dukungan dan perhatian yang diberikan pengasuh kepada anak dalam memfasilitasi kebutuhan anak.
ADVERTISEMENT
Perlu kalian ketahui bahwa dalam teori keterkaitan Bowlby ada beberapa tahapan.
Ilustrasi kedekatan orang tua dan anak. Foto: LightField Studios/Shutterstock
1. Fase Pra-Keterikatan (Pre-Attachment Phase)
Tahapan awal pada anak yang baru lahir hingga 6 minggu dalam teori keterikatan Bowlby. Pada tahap ini anak menanggapi suatu stimulus yang diberikan lingkungan sekitar seperti suara, cahaya, sentuhan rasa sakit, dan rasa lapar.
Contohnya ketika anak lapar, refleks menangis atau menghisap jarinya. Namun anak belum bisa membedakan pengasuh mereka/orang tua dan orang lain.
Tahap ini dapat mempengaruhi tahap perkembangan anak selanjutnya walaupun keterkaitan dengan pengasuh belum terlihat sangat jelas. Jika kebutuhan anak terpenuhi, maka akan merasakan rasa aman dan nyaman.
Tentu perihal ini dapat membantu sebagai pelengkap fasilitas pada pembentukan tahap keterkaitan yang sehat di tahap–tahap selanjutnya.
ADVERTISEMENT
2. Fase Pembentukan Keterikatan (Attacment in The Making)
Tahap anak di usia 6 minggu hingga 6-8 bulan. Di tahap inilah anak mulai merasakan keterikatan dengan pengasuh utama atau terdekat mereka seperti ayah dan ibu.
Tahap ini juga menjelaskan bahwa anak mulai mengenali suara, wajah serta aroma khas pengasuhnya dan proses dalam mengembangkan kepercayaan terhadap pengasuh mereka.
Contoh pada tahap ini yaitu ketika pengasuh berada di dekat serta memenuhi kebutuhan anak dengan baik, maka anak akan merasa tenang dan nyaman atas pemenuhan kebutuhannya.
Tidak hanya itu, tahap ini juga menjelaskan bahwa anak sudah dapat mengenali wajah, suara ayah ibu atau pengasuh terdekat mereka yang tentunya dikenal baik oleh anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya pada tahap ini yaitu ketika pengasuh pergi menjauhi atau menghilang dari pandangan si anak. Tentunya anak akan merasakan cemas bahkan hingga menangis.
Hal itu dapat terjadi karena anak belum memiliki rasa keterikatan kuat dan kepercayaan penuh pada orang lain selain pengasuh utama mereka.
Namun seiring berkembangnya seorang anak pasti akan menyadari atau merespons dengan baik ketika pengasuhnya pergi dari pandangan meskipun harus menangis dahulu kemudian merasa tenang ketika anak mengetahui bahwa pengasuhnya akan kembali lagi bersamanya.
3. Keterikatan yang Jelas (Clear Cut Attachment)
Tahap pada teori Bowlby di usia 6-8 bulan hingga 18-24 bulan. Tahap ini menjelaskan bahwa anak telah mampu membentuk suatu keterikatan yang kuat dengan pengasuh mereka terutama ayah dan ibu. Anak akan menunjukkan rasa takut atau cemas bahkan menangis ketika ditinggal ayah dan ibu mereka dan akan tenang ketika pengasuhnya berada di samping anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh di kehidupan sehari-hari yaitu ketika anak melihat atau merasakan pengasuhnya meninggalkannya maka anak akan mudah menangis dan takut. Tentunya ketika pengasuh kembali di dekatnya kemungkinan anak akan merasa nyaman dan tenang serta tangisan anak akan reda. Pengasuh akan diandalkan oleh anak dengan alasan untuk merasakan kenyamanan.
Pada tahap ini, anak cenderung lebih memilih untuk bermain dengan pengasuh utama atau pengasuh terdekat mereka dibandingkan bermain bersama orang lain. Perlu kita ketahui tahap ini merupakan tahap normal dan penting bagi perkembangan anak yang akan membentuk ikatan emosional di masa depan. Begitupun sebaliknya, jika anak tidak mampu membuat ikatan yang sehat, maka akan berdampak negatif di kemudian hari.
4. Tahap Terbentuknya Hubungan Timbal Balik (Formation of Reciprocal Relationship)
ADVERTISEMENT
Tahap di mana anak sudah mulai memahami dalam membangun hubungan dengan pengasuh mereka, dapat mengomunikasikan apa keinginannya dengan jelas kepada pengasuhnya. Disisi lain, anak juga dapat mengembangkan kreativitas di lingkungan sosial yang luas dan menjadi pribadi yang lebih mandiri.
Adanya hubungan timbal balik positif dengan orang lain adalah hal penting untuk membentuk keterikatan sehat pada masa dewasa nanti. Hubungan timbal balik positif ini juga menjadi pembelajaran bagi anak untuk memiliki rasa empati dan memahami serta menghargai keinginan orang lain, mampu menciptakan komunikasi yang baik, dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri.
Contohnya ketika anak bermain aktif dengan teman seusianya serta membentuk persahabatan erat dan anak di tahap ini mulai belajar meminjamkan atau berbagi mainan dan saling membantu satu sama lain.
Ilustrasi anak dan orang tua. Foto: Thinkstock
Ada beberapa dampak yang berpengaruh besar pada perkembangan anak atas adanya keterikatan erat antara pengasuh dengan anak
ADVERTISEMENT
Berikut uraiannya!
Kesimpulannya bahwa keterikatan yang sehat dan baik antara pengasuh dengan anak memiliki peran sangat penting dan akan berpengaruh terhadap keadaan emosional, perkembangan sosial, serta perilaku anak di lingkungan sekitar.