Konten dari Pengguna
Kurikulum yang Berubah-ubah : Refleksi Sosial Dinamika Pendidikan
8 September 2025 15:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
Kurikulum yang Berubah-ubah : Refleksi Sosial Dinamika Pendidikan
Dinamika Sosial dalam Kependidikan di Indonesia Ketika Penetapan Kurikulum yang masih Berubah-ubahNadwah Nadhifa Rizqy
Tulisan dari Nadwah Nadhifa Rizqy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Berita mengenai perubahan kurikulum yang diputuskan oleh Kemendikbud menjadi hal yang rutin muncul setiap memasuki tahun ajaran baru. Penetapan kebijakan kurikulum yang berubah-ubah setiap tahun menjadikan guru dan peserta didik mengalami ketidakefektifan dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Mereka dihadapkan pada tantangan baru karena harus terbiasa beradaptasi dengan aturan serta sistem yang diterapkan dalam pembelajaran akibat adanya perubahan kurikulum tersebut. Kondisi ini mencerminkan bahwa kebijakan pendidikan sering kali belum dirancang secara matang untuk diterapkan dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Pada Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 ditetapkan kebijakan yang mengatur perubahan terhadap beberapa hal yang sebelumnya telah diatur dalam Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Perubahan regulasi yang terjadi dalam waktu relatif singkat ini menimbulkan kesan bahwa kurikulum di Indonesia masih belum mampu menentukan langkah yang efektif serta fleksibel dalam mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.
Salah satu sekolah yang terletak di Jawa Barat, yaitu SMAN 1 Rumpin, turut merasakan dampak perubahan tersebut. Dampak positif yang mereka rasakan dengan adanya perubahan kurikulum tersebut adalah proses belajar yang diterapkan sesuai dengan perkembangan zaman, serta menggali potensi dan minat siswa melalui kegiatan berbasis proyek. Namun, di sisi lain dampak negatif juga kerap dirasakan oleh para siswa. Mereka memerlukan waktu cukup lama untuk beradaptasi dengan tata cara pembelajaran baru. Jika fasilitas dan infrastruktur sekolah tidak memadai, hal ini akan semakin menghambat proses pembelajaran. SMAN 1 Rumpin menjadi salah satu contoh nyata dalam dunia pendidikan akibat perubahan kurikulum yang masih terbilang labil. Tentu dimungkinkan kasus serupa terjadi di sekolah-sekolah lain.
ADVERTISEMENT
Antara Konsistensi dan Dinamika Sosial
Perubahan kurikulum pada dasarnya bukan hanya sebatas urusan kependidikan di sekolah saja, tapi juga menjadi cerminan dari dinamika sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Kurikulum selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, seperti perubahan teknologi hingga tuntuntan globalisasi. Contohnya ketika dunia sudah memasuki era digital, yang dimana teknologi berkembang pesat dan menjadi bagian penting di kehidupan sehari-hari, maka dari itu kurikulum pun di arahkan kepada penguatan literasi digital, kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Namun, perubahan dalam jangka waktu yang terbilang cepat tidak selalu memberikan dampak positif, karena sekolah, guru, siswa bahkan orang tua harus mulai beradaptasi dengan aturan serta sistem baru.
Selain itu perubahan kurikulum mungkin dapat menjadi efektif di beberapa sekolah saja, karena dengan adanya kurikulum baru yang tidak diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia dan fasilitas sekolah hanya akan menciptakan kesenjangan antara sekolah di daerah perkotaan dan pedesaan. Sekolah dengan keterbatasan sarana sulit menyesuaikan diri, sehingga akses pendidikan yang seharusnya efektif dan dapat meningkatkan potensi siswa justru akan semakin menimbulkan ketimpangan. Hal ini pada akhirnya berpotensi menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan, karena dianggap tidak memiliki arah yang jelas dan menjadikan masyarakat memiliki anggapan bahwa para peserta didik dijadikan sebagai kelinci percobaan.
ADVERTISEMENT
Sebuah kurikulum yang ditetapkan semestinya menjadi wadah untuk mendukung perkembangan potensi serta kemampuan siswa. Akan tetapi, apabila perubahan terjadi terlalu sering bahkan hampir setiap tahun, kondisi ini justru dapat menimbulkan dampak negatif bagi dinamika sosial. Ketidakstabilan sistem kebijakan kurikulum tidak hanya menimbulkan kebingungan di kalangan pendidik dan peserta didik, tetapi juga dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap arah pendidikan nasional. Oleh karena itu, diperlukan suatu kurikulum yang lebih terarah, konsisten, dan berkelanjutan agar sistem pendidikan tidak menjadi hambatan dalam proses belajar.

