Konten dari Pengguna

Model Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Nafisatun Nada
Mahasiswa S1 UIN Walisongo Semarang
6 November 2020 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nafisatun Nada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu pandemi Covid-19 telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan khususnya adalah dunia pendidikan. Sistem Pendidikan yang sebelumnya menggunakan pembelajaran tatap muka antara pendidik dan siswa, harus dirombak menjadi yang sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah akibat wabah Covid-19.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya tenaga pendidik dalam memberikan pembelajaran secara daring telah dilakukan, mulai dari penyampaian materi secara virtual menggunakan aplikasi video conference, zoom meetings, google meets dan semacamnya hingga hanya menggunakan aplikasi whatsapp group dengan membagikan materi dan mengirimkan tugas. Dilansir dari data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) banyak siswa yang mengalami tekanan secara psikologi karena berbagai masalah yang muncul setelah mengikuti belajar online dikarenakan menumpuknya banyak tugas yang dibebankan pada siswa demi ketercapaian kurikulum.
Tentunya kita tidak serta merta menyalahkan tenaga pendidik atas hal ini, karena siapa sangka kondisi pandemi yang tak kunjung reda menjadi kendala terbatasnya waktu, sarana, dan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar. Faktanya tidak hanya siswa yang merasa terbebani adanya model belajar daring, namun guru pun juga kesulitan dengan adanya work from home (WFH). Berdasarkan wawancara dengan tenaga pengajar di beberapa sekolah, pembelajaran online/daring ini meninggalkan beberapa tantangan, mulai dari harus bisa beradaptasi dengan pembelajaran daring yang fokus utamanya adalah teknologi, namun tidak sedikit tenaga pengajar yang gaptek “gagap teknologi”. Belum lagi sulitnya memantau capaian pembelajaran murid, sampai rendahnya motivasi belajar murid secara online.
ADVERTISEMENT
Lalu siapa yang harus disalahkan? Guru atau muridkah? Atau justru model pendidikannya? Tak ada yang pantas untuk disalahkan karena kondisi wabah Covid-19. Indonesia sudah memasuki bulan ke-9 sejak bulan Maret diadakannya Pembelajaran Jarak jauh (PJJ). Tidak ada satu orang pun yang tahu pasti tepatnya sekolah akan masuk mengingat pandemi juga tidak pasti akan berakhir. Maka dari itu untuk menjaga kualitas pendidikan yang terpenting yaitu mutu belajar. Untuk itu guru dan orang tua dituntut untuk terus berinovasi dan kreatif agar kualitas proses pembelajaran di masa pandemi bisa berjalan dengan baik sesuai target yang diharapkan. Kita tak boleh menyerah pada kondisi saat ini. Adaptasi dan adopsi sistem yang yang sama jika dirasa perlu, gali potensi dan kraetivitas siswa dengan berkegiatan sosial di sekitar rumah, bisa juga dikembangkan dengan memanfaatkan media sosial.
ADVERTISEMENT