Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Review Film: Ghibah, Pelajaran Buat Tukang Gunjing
4 Agustus 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Retno Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gibah, menurut KBBI artinya membicarakan keburukan orang lain atau bergunjing.
Termasuk salah satu dosa besar dalam ajaran Islam, bahkan diibaratkan sebagai "memakan daging bangkai". Sayangnya, gibah juga dosa-maker yang cukup sering dilakukan. Disadari atau tidak.
ADVERTISEMENT
Pesan inilah yang coba diangkat dalam film Ghibah garapan Monty Tiwa, dengan skenario ditulis bertiga bareng Riza Pahlevi dan Vidya Ariestya, duo ini sebelumnya membuat film Makmum. Entah kenapa sepertinya mereka senang dengan tema horor relijius ya? 😁
Alkisah, empat mahasiswi: Firly (Anggika Bölsterli, bermain di Yo Wis Ben), Dina (Zsa Zsa Utari, Imperfect), Ulfa (Arafah Rianti, komika), dan Okta (Aldila Fitri, sorry I am lost about her) menjadi sentra cerita. Ditambah Yola (Josephine Firmstone) dan Arga (Verrel Bramasta) serta dua pemain senior Ummi Asri (Welas) dan mang Opie (Kumis) juga in frame sebagai pendukung. Berawal dari Okta yang jatuh sakit setelah membuat investigasi tentang kasus pelecehan di kampus.
Awalnya saya mengira penyakit Okta ini "bikinan" dari yang kurang suka dengan hasil penyelidikannya. Okta digambarkan seperti korban ketempelan setan di film tentang exorcism: ketakutan, kadang seperti kerasukan, dan kerap menyebut "dia". Siapa dia? Entah, saya juga bingung.
ADVERTISEMENT
Dan kebingungan ini terus berlanjut karena tidak adanya penjelasan siapa pasangan Asri Welas dan Opie Kumis (berkat Wikipedia saya jadi tau kalau mereka adalah penjaga kos tempat Okta, Ulfa, dan Dina tinggal). Sama bingungnya dengan kenapa tiba-tiba Okta jadi sakit dan meracau serta sempat disinyalir kerasukan jin ifrit oleh ummi Asri yang punya kemampuan lebih.
Banyak sekali kebingungan dalam film ini yang harus ditelan, karena belum sempat mengunyah sudah muncul kebingungan baru lainnya 😅. Kenapa tiba-tiba darah kambing kurban saat disembelih muncrat ke wajah, "hantu" di toilet, dan Firly yang tiba-tiba jadi makan daging padahal dia vegetarian (atau vegan dengan konsen anti kekerasan hewan?).
Mencoba bertahan di satu setengah jam lebih sedikit, sampai di akhir saya masih tetap bingung. Hasilnya: kerutan di jidat bertambah 😃 Kemunculan Verrel pun di sini kayak cuma pemanis. Padahal seru juga kalau dihadirkan konflik khas remaja: rebutan gebetan antara Firly dan Yola yang kemudian menghasilkan senjata gibah menjurus ke fitnah demi menjatuhkan rival. Mungkin disampaikan tersirat, apa saya nggak fokus ya saking bingungnya hahaha...🤣
ADVERTISEMENT
Cerita yang kurang kuat, menjadi titik lemah film ini. Semacam banyak puzzle tersebar di mana-mana, bingung menyatukannya. Teknik efek visual bolehlah diacungi jempol, mungkin bisa disimpan untuk debut film horor berikutnya.
Ghibah, bisa ditonton mulai 30 Juli secara daring di Disney+ Hotstar .
Sumber data: Wikipedia