Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Amunisi Intuisi
21 Februari 2022 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Intuisi sering diremehkan, dan bukan dilatihkan. Diasosiasikan dengan semata dugaan atau perasaan, padahal sesungguhnya adalah kumpulan mendalam berdasar data dan pengetahuan yang dikumpulkan sepanjang kehidupan. Intuisi bukan kelemahan tetapi senjata untuk memberdayakan, bukan memperburuk kualitas keputusan.
ADVERTISEMENT
Ada alarm yang berbunyi berkait dengan perjumpaan dengan orang, intuisi menyampaikan informasi yang kita butuhkan saat kita kekurangan panduan dalam keadaan yang tak dikenal. Jebakannya? Ada bias dan prasangka yang juga bisa memengaruhi. Karenanya, melatih dan mendayagunakan intuisi, perlu kita yang bisa mengendalikan emosi, berhenti sejenak dari situasi untuk berefleksi dan mencari pola yang dikenali, bukan hanya mengandalkan kecepatan impresi.
Intuisi yang paling berharga, seringkali juga muncul saat kita dengan sengaja “melepaskan diri” dari suasana yang seolah tak ada solusinya. Bingung dan bimbang, adalah tanda bahwa jeda dibutuhkan. Banyak bukti, saat kita mandi atau melakukan meditasi, intuisi muncul “tiba-tiba” memberi solusi. Anda pasti sering mengalaminya juga. Tapi, perlu hati-hati karena dalam situasi yang berbeda, ada bias dan prasangka yang sering kita kira intuisi juga. Melatih intuisi perlu intensi dan strategi, antara lain: memilih kapan berhenti; menarik nafas dalam atau berlari; mengasah kemampuan untuk lebih sensitif pada bisikan dari dalam diri.
ADVERTISEMENT
Di level tertinggi, intuisi yang diasah akan menjadi modal terpenting seorang ahli. Bayangkan pilot berpengalaman yang berada dalam situasi pendaratan darurat. Hampir selalu, pikiran dan tubuhnya yang mengambil alih proses tanpa melibatkan kesadaran di setiap langkah. Kinerjanya di situasi tersulit menjadi optimal walau saat ditanya sesudahnya banyak pilihan-pilihan yang mungkin sulit dijelaskan. Latihan terus menerus suatu keterampilan, capaian kemahiran, pada akhirnya selalu menjadi kunci penyelamatan saat menjalankan peran apapun.
Sebagai perempuan, ada begitu banyak anggapan, bahwa kita punya kelebihan dalam urusan menjadi lebih intuitif dibanding laki-laki. Berbagai hasil penelitian menunjukkan, kekhasan perempuan ini muncul karena kemampuan memahami komunikasi nonverbal yang lebih baik. Kemampuan menangkap intonasi dan membaca ekspresi, menjadi pelengkap data dan informasi yang membantu kita menavigasi konflik atau keintiman dalam hubungan. Lebih tahu apa yang dibutuhkan orang lain maupun diri, lebih sensitif dan menunjukkan empati, semuanya berkait dengan kemampuan menyelaraskan berbagai tanda dan aturan sosial dalam kognisi.
ADVERTISEMENT
Bagaikan pengemudi yang melalui rute sama sejak dini, perempuan yang sudah terbiasa dalam pengasuhan dan tuntutan gender untuk beradaptasi, punya kecepatan lebih dan keunggulan neurobiologi. Tetapi, lagi-lagi, tidak semua hal ini ditunjukkan dalam aksi di situasi yang bervariasi. Saat berperan di lingkungan sekitar atau sebagai pemimpin di korporasi, atau saat bersama anak dan pasangan, kita menggunakan intuisi dalam derajat berbeda setiap hari. Sama seperti otot dalam tubuh yang juga tak selalu optimal dipakai, intuisi yang tak terartikulasi dan diimplementasi akan melemah bahkan mati.
Mengandalkan intuisi bukan tanda kemalasan, mengandalkan intuisi hanya bisa dilakukan oleh kita yang sudah mencurahkan jiwa dan raga pada hal-hal yang penting untuk dipelajari, pada proses metakognisi dan yang terpenting dan terbiasa memilih apa yang esensi dalam hidup ini.
ADVERTISEMENT