Konten dari Pengguna

Apakah Arti Indonesia Menandatangai Dan Mengesahkan Paris Agreement 2015?

Najwa Kamellia Syahgita
Mahasiswi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
4 Desember 2024 18:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najwa Kamellia Syahgita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber dari penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber dari penulis
ADVERTISEMENT
Saya pindah dari kota Bogor untuk melanjutkan pendidkan saya di UIN Jakarta yang ada yang berada di daerah Ciputat Tanggerang Selatan, dan saya mengekos di sekitar UIN Jakarta, Saar ini saya mengeluhkan kondisi udara yang terasa sesak. “Pohon makin sedikit, jalanan macet,cuaca semakin panas,dan polusi semakin menyebar,”. Ciputat, salah satu kawasan penyangga Jakarta, adalah contoh nyata bagaimana perubahan iklim memperparah masalah lingkungan di perkotaan. Curah hujan yang tidak menentu, kenaikan suhu udara, dan polusi dari kendaraan bermotor adalah beberapa tantangan yang kini dihadapi warganya.
ADVERTISEMENT
Paris Agreement adalah komitmen global untuk mencegah kenaikan suhu bumi lebih dari dua derajat Celcius dibandingkan dengan masa pra-industri. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% secara mandiri atau hingga 41% dengan dukungan internasional. Meskipun demikian, implementasi di lapangan seringkali terasa jauh dari target. Urbanisasi yang cepat di kota-kota seperti Ciputat telah memperburuk masalah lingkungan. Penggunaan energi berbasis fosil, pembangunan tanpa perencanaan yang matang, dan penurunan ruang hijau semuanya terus terjadi.
Sebaliknya, Ciputat menyaksikan dampak perubahan iklim. Karena saluran air yang tersumbat dan penurunan resapan air akibat betonisasi, banjir tahunan sekarang semakin parah.
Tujuan Indonesia menendatangani Paris Agreement bukan semata-mata hanya untuk mengikuti program tersebut namun ada berbagai alasan seperti berikut:
ADVERTISEMENT
1. Tanggung Jawab Global dalam Mengatasi Perubahan Iklim
Indonesia harus berpartisipasi dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, karena Indonesia termasuk negara di antara sepuluh penghasil karbon terbesar di dunia. Paris Agreement adalah perjanjian internasional pertama yang mengikat semua negara untuk menghentikan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius, dengan harapan menekannya hingga 1,5 derajat Celcius. Perjanjian ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk membantu memerangi krisis iklim.
2. Kerentanan Terhadap Dampak Perubahan Iklim
Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Peningkatan permukaan laut, perubahan pola cuaca, banjir, dan kekeringan adalah beberapa fenomena yang telah terjadi di berbagai tempat. Negara kepulauan ini memiliki lebih dari 17.000 pulau, dan ancaman kenaikan permukaan laut dapat menghancurkan masyarakat pesisir dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Upaya untuk melindungi masa depan masyarakat Indonesia dan lingkungan adalah bagian dari Paris Agreement.
ADVERTISEMENT
3. Peluang Pengembangan Ekonomi Hijau
Indonesia menyadari pentingnya transisi ke ekonomi rendah karbon untuk menciptakan peluang ekonomi baru selain menguntungkan lingkungan. Negara ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan seperti panas bumi, angin, dan surya karena sumber daya alamnya yang melimpah. Berkomitmen pada Perjanjian Paris dapat mendorong investasi asing dalam proyek hijau, mendorong kemajuan teknologi, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor berkelanjutan.
4. Keanekaragaman Hayati yang Harus Dilindungi
Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem dunia karena merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Hutan tropis Indonesia, termasuk hutan gambut, adalah pusat karbon dunia. Dengan meratifikasi Perjanjian Paris, Indonesia berjanji untuk melindungi sumber daya alam penting ini dari kerusakan yang disebabkan oleh deforestasi dan konversi lahan.
ADVERTISEMENT
Masa depan Indonesia sangat bergantung pada tanda tangan Perjanjian Paris sebagai bukti komitmen internasional. Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara pemimpin dalam penerapan pembangunan berkelanjutan dengan menjadi bagian dari perjanjian ini.
Tetapi tanpa tindakan nyata, komitmen ini tidak akan berguna. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan iklim diterapkan pada semua bidang pembangunan, seperti energi, transportasi, pertanian, dan pengelolaan hutan, bukan hanya pada dokumen. Sementara itu, peran yang dimainkan oleh sektor swasta dan masyarakat juga sangat penting. Langkah-langkah strategis yang perlu diambil untuk mendorong pendidikan tentang perubahan iklim, pengembangan teknologi hijau, dan insentif untuk investasi pada energi terbarukan.
Selain itu, Indonesia harus mempertimbangkan transisi ini sebagai peluang ekonomi. Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam energi terbarukan seperti panas bumi, bioenergi, dan tenaga surya karena sumber daya alamnya yang melimpah. Langkah ini tidak hanya akan mengurangi emisi, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan menciptakan lapangan kerja baru.
ADVERTISEMENT