Kemunculan Sepeda Onthel di Masa Pergerakan Nasional

Michael Laisa Abaa
Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
2 April 2022 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Michael Laisa Abaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sepeda Onthel. Foto : Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sepeda Onthel. Foto : Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepeda merupakan sebuah alat transportasi yang menggunakan ayuhan kaki sebagai tenaga untuk menjalankannya. Sepeda ditemukan oleh Baron Karl Drais pada tahun 1817. Penemuan sepeda disebabkan oleh suatu fenomena musim panas tanpa matahari di Eropa yang terjadi tahun 1816. Fenomena ini terjadi saat musim panas di Eropa tanpa matahari sehingga menyebabkan salju turun dengan lebat. Dengan turunnya salju maka terjadilah kegagalan panen yang menyebabkan para kuda yang digunakan sebagai alat transportasi pada saat itu mengalami kekurangan pangan. Sehingga hal itu yang membuat Baron Karl Drais menciptakan sebuah alat transportasi yang bergeraka tanpa menggunakan tenaga kuda.
ADVERTISEMENT
Kemunculan Sepeda Onthel
Pada perkembangan selanjutnya, orang-orang Eropa banyak membawa sepeda ke tanah jajahannya sebagai alat transportasi. Hal itu juga dilakukan oleh orang-orang Belanda yang membawa sepeda ke Indonesia. Di Indonesia sepeda lebih dikenal dengan istilah sepeda onthel.
Sepeda onthel pertama kali muncul di Yogyakarta. Yogyakarta merupakan salah satu kota penting yang ada pada awal abad ke-20. Banyak sekali orang-orang Belanda yang membuka pemukiman di Yogyakarta. Orang-orang Belanda yang ada pemukiman ini juga membawa budaya-budaya yang berasal dari barat untuk diterapkan di sini. Kebudayaan barat itu memberikan pengaruh terhadap orang-orang Bumiputra. Kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang Belanda tersebut salah satunya adalah mengendarai sepeda dalam hal transportasi.
Pada awalnya orang Belanda menggunakan sepeda untuk memperlancar transportasi militer pada saat itu. Pada saat itu juga para pemuka agama Kristen seperti pastur juga menggunakan sepada untuk alat transportasi dalam menyebarkan agama Kristen. Pemerintah kolonial Belanda pada saat itu banyak mendatangkan sepeda yang dari Eropa untuk dibawa ke Indonesia untuk memperlancar transportasi para militer dan orang-orang Belanda.
ADVERTISEMENT
Pengaruh penggunaan sepeda onthel membuat para Bumiputra mempunyai impian untuk bisa membeli dan juga menggunakan sepeda onthel. Sepeda onthel merupakan alat transportasi yang harganya relatif mahal sebelum masa kemerdekaan. Ada beberapa merk sepeda onthel dari Eropa seperti, Raleigh, Gazelle, Simplex, dan sejenisnya. Harga yang ditawarkan untuk sebuah sepeda onthel dari merk tersebut sangatlah mahal. Bahkan harga satu sepeda saja bisa ditukarnkan dengan beras seberat 3 ton. Hal inilah yang membuat tidak Bumiputra mampu membeli dan mengendarai sepeda onthel. Hanya dari kelas bangsawan dan para orang kaya yang mampu membeli sepeda onthel.
Pada tahun 1902 telah ada toko bernama Wiriosoesoeno yang menjual sepeda di Yogyakarta. Sepeda onthel dengan merk Elephant dan Norman sudah dijual di toko ini. Untuk membeli sepeda dengan buatan luar negeri di toko ini harus memesan dan menunggu selama 5 hari. Hal ini dikarenakan transportasi yang digunakan untuk mengangkut sepeda buatan luar negeri tersebut menggunakan kapal laut.
ADVERTISEMENT
Penamaan Sepeda Onthel
Sepeda onthel berasal dari kata “Onthel” yang merupakan bahasa Jawa yang artinya mengayuh. Kata Onthel bagi masyarakat Jawa identik dengan sebutan bagi sepeda yang bertenagakan ayuhan kaki. Kecepatan laju sepeda tergantung tenaga dari manusia yang mengayuh sepeda tersebut.
Di Indonesia penyebutan sepeda onthel hanya ditemui di Jawa saja. Di samping istilah sepeda onthel, masyarakat Jawa juga menyebut dengan istilah Pit Onthel. Kata Pit berasal dari sebuah kata dalam bahasa Belanda Fietsen yang artinya sepeda. Di beberapa daerah di luar Jawa juga punya penyebutan bagi sepeda onthel. Seperti di Aceh sepeda onthel disebut dengan Keutangen yang berasal dari kata kereta angin. Bagi masyarakat Sunda penyebutannya adalah Sapedah yang berasal dari kata sepeda.
ADVERTISEMENT