Konten dari Pengguna

Krisis Kualitas Pendidikan Indonesia: Tantangan Kurikulum dan Kompetensi Guru

Nanda Hajar Damayanti
Mahasiswi Universitas Islam Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda Program Studi Tadris Matematika
15 Oktober 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Hajar Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Guru Mengajar, Foto : Kemendikbudristek
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Guru Mengajar, Foto : Kemendikbudristek
Pendidikan merupakan aspek pembangunan suatu bangsa. Di Indonesia sistem pendidikan terus mengalami perkembangan dan perubahan guna memenuhi tuntutan zaman. Salah satu perubahan signifikan dalam kurikulum pendidikan adalah peralihan dari kurikulum 2013 (K13) ke Kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum ini menimbulkan berbagai permasalahan dan dampak yang perlu diungkap. Pergantian kurikulum dari K13 ke Kurikulum merdeka menandai komitmen pemerintah Indonesia untuk terus memperbaiki sistem pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Namun, sebagian besar perubahan kurikulum tidak selalu berjalan mulus dan sering kali menimbulkan permasalahan, seperti tantangan implementasi, penyesuaian bagi guru dan siswa, serta evaluasi dampaknya terhadap kualitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
Perubahan kurikulum adalah hal yang penting dalam dunia pendidikan karena mencerminkan usaha untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Kurikulum Merdeka merupakan langkah yang ambisius untuk memodernisasi pendidikan di Indonesia dan memberikan kebebasan lebih besar kepada sekolah dalam merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan lokal.Namun peralihan dari K13 ke kurikulum Merdeka juga menimbulkan sejumlah permasalahan yang perlu diperhatikan. Beberapa tantangan yang mungkin muncul termasuk peningkatan beban kerja guru dalam mengadaptasi kurikulum baru, ketersediaan sumber daya yang memadai, dan penyesuaian siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang lebih mandiri. Kita perlu memahami bagaimana Kurikulum Merdeka berdampak pada kualitas pendidikan, persiapan siswa untuk dunia kerja, serta kemampuan mereka untuk berfikir kritis dan kreatif.
ADVERTISEMENT
Permasalahan dan dampak peralihan dari K13 ke Kurikulum Merdeka memerlukan pemahaman yang mendalam. Dalam menghadapi tantangan implementasi Kurikulum Merdeka, pendidik dan pemerintah perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa guru memiliki pelatihan yang cukup dan sumber daya yang memadai untuk mengadaptasi kurikulum baru ini. Pengembangan modul dan materi ajar yang mendukung Kurikulum Merdeka juga menjadi hal yang penting. Selain itu evaluasi berkala terhadap dampak kurikulum ini perlu dilakukan untuk memantau perkembangan dan hasilnya. Evaluasi ini harus mencakup berbagai aspek, termasuk kualitas pendidikan, kesiapan siswa untuk dunia kerja, serta perkembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Hasil ini dapat menjadi dasar bagi perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Dengan pemahaman yang baik tentang permasalahan dan dampak yang muncul, serta komitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan, Indonesia dapat memaksimalkan manfaat dari perubahan kurikulum ini. Tujuannya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia kerja saat ini, tetapi juga untuk membentuk individu yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang relevan dengan perkembangan masa depan yang belum terprediksi. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan tetap menjadi penggerak pembangunan yang berkelanjutan dan berkualitas.
Kualitas Pendidikan Indonesia yang Rendah
Kualitas adalah tingkat buruk atau baiknya sesuatu. Adanya kualitas sangat penting untuk mengetahui suatu hal apakah sudah mencapai keberhasilan atau belum. Sama halnya dengan kualitas pendidikan, kualitas pendidikan diperlukan untuk mengetahi bagaimana pelaksanaan pendidikan tersebut sudah berjalan sesuai dengan tujuan atau belum. Menurut Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, kualitas pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan untuk memanfaatkan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Dalam hal pendidikan, makna kualitas mengacu pada proses terlaksananya pendidikan dan hasil pendidikannya. Kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia saat ini terbilang cukup rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Menurut hasil survei mengenai sistem pendidikan menengah di dunia pada tahun 2018 yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2019 lalu, Indonesia menempati posisi yang rendah yakni ke-74 dari 79 negara lainnya dalam survei. Dengan kata lain, Indonesia berada di posisi ke-6 terendah. Dengan melihat realita saat ini, Indonesia perlu terus mengupayakan yang terbaik demi mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yakni pendidikan yang dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berilmu, berakhlak mulia, kreatif, mandiri serta dapat menjadi warga negara yang demokratis.
ADVERTISEMENT
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Berbagai macam permasalahan pendidikan di Indonesia menjadi tantangan terbesar dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Permasalahan tersebut menjadi faktor terbesar rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Hal tersebut tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, kualitas manusia yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas pendidikan itu sendiri.
1) Kurikulum yang Membingungkan dan Terlalu Kompleks
Kurikulum merupakan sebuah rancangan atau program yang diberikan oleh penyelenggara pendidikan untuk peserta didiknya. Di Indonesia, terhitung sudah mengalami 10 hingga 11 kali perubahan kurikulum sejak Indonesia merdeka. Tentu perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi dapat membingungkan, terutama bagi pendidik, peserta didik, dan bahkan orang tua. Menurut Nasution, Mengubah kurikulum dapat juga diartikan dengan turut mengubah manusia, yaitu pendidik, penyelenggara pendidikan, dan semua yang terlibat dalam pendidikan. Itu sebabnya perubahan kurikulum terebut sering dianggap sebagai perubahan sosial atau social change. Selain perubahan kurikulum, kurikulum yang diterapkan di Indonesia juga terbilangg cukup kompleks. Hal ini sangat berdampak pada pendidik dan peserta didik. Peserta didik akan terbebani dengan sejumlah materi yang harus dikuasainya. Sehingga, sulit bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan potensi dalam dirinya yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka. Selain peserta didik, pendidik juga terkena dampaknya. Pendidik akan terbebani dengan tugas yang banyak untuk mempelajari materimateri dan tugas mengajari muridnya dengan materi yang banyak. Sehingga, tidak menutup kemungkinan pendidik menjadi kurang optimal dalam mengajari muridnya.
ADVERTISEMENT
2) Rendahnya Kualitas Guru
Guru merupakan seorang pengajar yang menyampaikan ilmu kepada peserta didiknya. Peran seorang guru sangatlah penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan. Tidaklah mudah hidup menjadi seorang guru, begitu banyak tanggung jawab yang dilakukan. Namun, nyatanya masih banyak guru yang memandang pekerjaannya adalah suatu hal yang mudah dan hanya melakukan pekerjaannya sekadar untuk mendapat penghasilan. Saat ini terbangun paradigma keliru tentang pemahaman profesi guru yang meliputi:
(1) Mencetak manusia yang siap untuk kerja;
(2) Memandang bahwa mendidik merupakan pekerjaan mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun; dan
(3) Memiliki tujuan utama yaitu untuk mendapat penghasilan. Padahal, Indonesia membutuhkan guru yang berkualitas dan professional.
Sebagai seorang pendidik atau guru harus bisa menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya, guru memiliki kewajiban untuk mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan menilai anak didiknya. Adapun tugas guru menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 yaitu guru bertugas dalam merencanakan dan menyusun pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil dari pembelajaran, membimbing, melatih, meneliti, dan mengabdi terhadap masyarakat. Dengan menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, diharapkan guru dapat mendidik dan membimbing siswanya menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
ADVERTISEMENT