Konten dari Pengguna

Bagaimana China Berkembang Pesat & Memberikan Pengaruh bagi Perekonomian Global?

Nanda Komara Taurus Sandi
Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Jember.
3 November 2024 16:26 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Komara Taurus Sandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
China merupakan sebuah negara yang saat ini sedang mengalami perkembangan pesat yang luar biasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa China telah menguasai sektor perdagangan global. China telah menjadi kekuatan ekonomi utama dunia berkat pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pendekatan perdagangan yang cerdas. Kita mungkin juga pernah mendengar ada pepatah Arab yang menyatakan, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China,” dan banyak ahli ekonomi saat ini yang mengaitkan hal tersebut dengan mengatakan, “Sekarang ini adalah momentum yang tepat untuk melakukannya.” Hal ini berarti menjadi proses yang tepat untuk melihat wujud asli China bahwa negara tersebut sedang memainkan peran penting dalam ekonomi global. Oleh sebab itu, artikel ini akan mencoba mengulas proses China hingga dapat berkembang pesat menjadi global economic power dan langkah-langkah yang mungkin bisa dilakukan Indonesia untuk dapat belajar dari sana.
ADVERTISEMENT

A. Awal Perkembangan Ekonomi China

Setelah masa kemerdekaannya pada tahun 1949, China merupakan negara dengan sistem ekonomi yang begitu tertutup. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan Presiden Mao Zedong yang sangat anti terhadap kapitalisme, sehingga tidak ada aliran investasi dari negara lain. Terlebih lagi negara komunis tetangga China yaitu Uni Soviet, saat itu mengandalkan perindustrian menjadi tumpuan ekonomi, sedangkan China lebih mengandalkan pertanian. Hal tersebut semakin memperparah keadaan warga China pada era awal tahun 1960-an, yang membuat pada sulitnya akses pendidikan, banyak terjadi kriminalitas, angka harapan hidup yang pendek, dan langkanya teknologi untuk mempermudah kehidupan masyarakat. Bahkan di masa tersebut, China mendapat predikat sebagai salah satu negara termiskin di dunia. Namun, seiring berjalannya waktu, kepemimpinan China silih berganti. Ketika Deng Xiaoping mengambil alih posisi Mao Zedong pada tahun 1980-an, terjadi pergeseran dan perubahan besar yang terjadi di negara tersebut. Pemerintah membuat kebijakan baru dan gebrakan khususnya dalam sektor perdagangan untuk menunjang kemajuan ekonomi China.
ADVERTISEMENT

B. Langkah Kebijakan Ekonomi China

Sumber : Pixabay
Seperti yang diketahui, hal pertama dan terpenting yang dilakukan oleh Presiden Deng yaitu mengundang ratusan pengusaha serta investor dari luar negeri terutama dari Eropa untuk berinvestasi di China. Kebijakan ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi China sebesar 10% per tahun. Kemudian, China juga membuat kebijakan pendidikan yang berusaha untuk mendidik anak-anak bangsanya agar mereka dapat belajar dari negara-negara maju lainnya dan menggunakan pengetahuan mereka untuk membangun negara mereka sendiri. Pada saat itu, ratusan ribu anak-anak China dikirim oleh pemerintah China ke Amerika Serikat untuk pendidikan dan pertukaran pelajar internasional. Selain itu, dari segi politik, China juga menghindari konflik dan memperbaiki hubungannya dengan negara lain. Strategi politik ini sangat berkontribusi pada upaya gebrakan ekonomi dan pendidikan China karena menggunakan unsur pragmatisme. Presiden Deng lebih mengedepankan kerja sama satu dengan yang lain daripada melakukan perdebatan antara ideologi kapitalis dan komunis. Seperti pada kata, "Tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik," ini ialah salah satu pernyataan paling terkenal dari Presiden Deng.
ADVERTISEMENT

C. Keberhasilan Ekonomi China

Sumber : Pixabay
Selama dua puluh tahun terakhir, China dianggap sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. China telah memperluas ekonominya ke berbagai wilayah melalui agenda kebijakan Belt and Road Initiative (BRI), menunjukkan bahwa negara itu mulai bergerak sebagai kekuatan baru (new emerging power), dan sekaligus menegaskan kebangkitan dalam kontestasi ekonomi politik global. Tiga faktor setidaknya dapat menyebabkan kebangkitan. Pertama, China adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dengan nilai $ 14 triliun, dan kedua dengan GDP tertinggi (IMF, 2018). Terakhir, China adalah eksportir terbesar dengan nilai $ 2.26 miliar. Menurut World Bank (2018), peningkatan pendapatan China telah dikaitkan dengan pergerakan ekonomi global. Keberhasilan pertumbuhan ekonomi China yang membuatnya menjadi negara terbesar kedua di dunia serta menjadi negara raksasa ekonomi dunia, memiliki dampak signifikan pada perekonomian global. Pencapaian ini telah menarik negara-negara lain di seluruh dunia, mulai dari negara maju, negara berkembang, hingga negara dunia ketiga, untuk melakukan inovasi dan saling bekerja sama khususnya di bidang ekonomi satu sama lain (Anggraini, 2019). Saat ini, China mungkin dianggap sebagai negara dengan masyarakat berteknologi paling canggih di dunia. Bukan hanya itu, ketika berada di China jangan berharap untuk dapat menggunakan uang kertas atau koin karena semua transaksi di pasar-pasar desa maupun di kota-kota hanya diterima dalam bentuk elektronik atau uang digital. Kemudian, banyak juga diantara aktivitas dan transaksi saat ini dilakukan oleh "robot". Misalnya, seperti membeli barang di minimarket tanpa kasir, makan di restoran tanpa pelayan, dan banyak gebrakan teknologi lainnya yang hampir ditemukan di seluruh China.
ADVERTISEMENT

D. Perubahan Pesat Negara China

Sumber : Pixabay
Selain itu, para pejabat dari berbagai negara yang pernah mengunjungi China sebelum "gebrakan ekonomi" dan ketika datang kembali saat ini merasa kagum dan diakui oleh para petinggi yang berkunjung bahwa ekonomi China mengalami perubahan pesat . Pada tahun 1970-an, salah satu delegasi Indonesia bertugas ke China dan mengatakan, "Saya tidak melihat mobil canggih atau kendaraan mewah yang berjalan di Beijing. Di ingatan saya hanyalah sebuah bus kota reyot yang masih dipakai dan banyak kepulan asap kotor di mana-mana.” Selain itu, beberapa pengamat Amerika juga pernah menyaksikan dan mengatakan bahwa, “Pada tahun 1970-an saat saya pergi ke China, pedagang China di pasar sangat kagum dan heran dengan kalkulator yang saya tunjukkan pada mereka yang dapat menghitung angka dengan cepat. Padahal harganya hanya sekitar $10 di Amerika.” Kemudian, para pengamat lain juga ada yang menyatakan, "Shenzen dulunya (tahun 1970-an) adalah desa. Bukan kota, melainkan desa, yang isinya hanyalah tukang pandai besi. Sekarang Shenzen adalah salah satu pusat ekonomi dan pelabuhan di China." Itu menjadi pandangan luar biasa dari seluruh pengamat dan juga orang-orang yang berkunjung ke negara tersebut. Presiden China saat ini, Xi Jinping, juga mengatakan bahwa, "Sekarang, sudah berakhirlah masa pembulian terhadap bangsa China."
ADVERTISEMENT

E. Komponen Keberhasilan Ekonomi China

China telah beproses dalam waktu yang mungkin bisa dibilang singkat untuk dapat mengembangkan negaranya. Hanya dalam beberapa dekade, China telah mampu mengembangkan negaranya menjadi salah satu power dan peran penting ekonomi dunia. Hal tersebut juga didukung oleh dominasi China dalam perdagangan yang didasarkan pada beberapa komponen utama berikut:
a. Tenaga Kerja Murah dan Melimpah
Upah tenaga kerja di China jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara maju, sehingga biaya produksi barang-barang produksi di China sangat kompetitif. Selain itu, jumlah penduduk China yang besar memberikan pasokan tenaga kerja yang berlimpah dan fleksibel.
b. Dukungan Pemerintah yang Kuat
Pemerintah China memiliki kebijakan industri yang jelas dan terarah dan memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan produksi serta ekspornya. Selain itu, pihak pemerintah juga melakukan investasi besar-besaran dalam infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan kereta api untuk memudahkan distribusi barang ke seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
c. Devaluasi Mata Uang
Terjadinya devaluasi pada mata uang Yuan membuat banyak produk China menjadi lebih murah di pasar internasional. Hal tersebut yang kemudian meningkatkan daya saing dan kompetitif dalam perdagangan global.
d. Fokus pada Ekspor
Sejak reformasi ekonomi pada akhir 1970-an, China secara konsisten fokus pada pengembangan industri ekspor. Pemerintah juga melakukan pendirian zona ekonomi khusus seperti Shenzhen dan Shanghai untuk menarik banyak investasi asing dan mendorong pertumbuhan ekonomi ekspor.
e. Rantai Pasok Global
Saat ini, China telah menjadi pusat manufaktur dunia, dengan banyak perusahaan multinasional memindahkan basis produksinya ke negara ini. Selain itu, China telah berhasil mengintegrasikan dirinya ke dalam rantai pasok global dan menjadi pemasok komponen produk jadi bagi berbagai industri.
ADVERTISEMENT
f. Inovasi dan Teknologi
Meskipun sering dianggap sebagai negara dengan produk murah, China berusaha meningkatkan kapasitas inovasinya dan memproduksi barang-barang dengan teknologi yang lebih canggih. Pemerintah China juga mengalokasikan anggaran yang besar untuk riset dan pengembangan agar mendorong terciptanya teknologi baru.
g. Strategi "Belt and Road Initiative"
Pembentukan Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) bertujuan menghubungkan China dengan negara-negara di Asia, Eropa, dan Afrika melalui infrastruktur fisik dan ekonomi, serta memperluas pengaruh ekonomi China secara global.
Saat ini, China telah menjadi superpower dengan reformasinya yang memiliki dampak pada global. Lompatan dan pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting dari kebangkitan China. Gebrakan pendidikan dan ekonomi dapat memungkinkan Indonesia untuk mencontoh China dan merasakan keajaiban ekonominya. Demi kelangsungan pembangunan, upaya pemerintah saat ini yaitu dengan menekankan pada unsur pragmatisme ekonomi. Mungkin langkah yang tepat telah diambil oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut dengan mengundang investor untuk masuk ke Indonesia dan membuat undang-undang yang memudahkan investor.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Indonesia sebenarnya juga memiliki kemampuan lebih untuk dapat memperluas pasar ekspornya dan mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk dapat bersaing dan kompetitif dalam perdagangan internasional. Kemudian, keputusan yang dibuat pemerintah tentang pendidikan juga memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kualitas pendidikan di Indonesia. Misalnya, seperti magang, pertukaran pelajar kampus ke dalam atau luar negeri, dan banyak program lainnya yang mungkin sebelumnya tidak ada. Indonesia harus memberi siswanya lebih banyak kesempatan untuk belajar di luar negeri dengan beasiswa pemerintah. Indonesia juga bisa belajar untuk mencontoh sistem pendidikan negara-negara maju yang tidak kaku dan kolaboratif seperti Finlandia, Jerman, Jepang, Singapura, dan sebagainya demi perkembangan ekonomi negara.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Zulkarnain, Nika Sutriyani (2021). Kepentingan ekonomi politik China dalam pembentukan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di kawasan Asia. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Universitas Nasional Jakarta, Vol.7, No.4, 2021
Suharman, Sugiarto Pramono (2021). Strategi Kebangkitan Ekonomi Tiongkok dan Pendekatan Long Cycle Transisi Kekuasaan Politik Dunia. SPEKTRUM, Vol.18, No 1, 2021
Herjuna, Wisnu (2022). Belajar dari Tiongkok, Cara Meningkatkan Ekonomi Negara. Diakses pada 1 November 2024, diambil dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-surakarta/baca-artikel/14685/BELAJAR-DARI-TIONGKOK-CARA-MENINGKATKAN-EKONOMI-NEGARA.html
Citradi, Tirta (2019). Kisah China: Dulu Kumuh Kini Jadi Raksasa Ekonomi Baru. Diakses pada 2 November 2024, diambil dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20191113145204-4-115001/kisah-china-dulu-kumuh-kini-jadi-raksasa-ekonomi-baru