Konten dari Pengguna

Pemilihan Stabilizer yang Tepat pada Nanoformulasi Ekstrak Tumbuhan

Nanda Marizky
Hi!! Currently, I am a master student in Food Science at IPB University. I want to share the content of science behind food. Hope you enjoy my content.
19 September 2024 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Marizky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Source: shutterstock
ADVERTISEMENT
Tanaman obat telah lama digunakan secara luas untuk tujuan terapeutik, tetapi tanaman obat memiliki beberapa masalah utama seperti kelarutan air dan bioavailabilitas yang rendah. Nanoformulasi dapat menjadi solusi alternatif untuk permasalahan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hussain et al. (2023) menunjukkan bahwa nanoformulasi yang dilakukan pada ekstrak tanaman Curcuma longa L. dapat meningkatkan potensi pelarutan dan aktivitas biologisnya, seperti antimikroba dan antioksidan.
ADVERTISEMENT
Namun, pemilihan stabilizer pada metode nanoformulasi perlu dipertimbangkan berdasarkan:

Keamanan Pangan

Source: Shutterstock
Penelitian yang dilakukan oleh Hussain et al. (2023) menggunakan beberapa jenis stabilizer dalam metode nanoformulasi ekstrak tanaman Curcuma longa L., seperti HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose), PVA (Polyvinyl alcohol), SLS (Sodium Lauryl Sulfate), dan P.80 (Polysorbate 80). Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa penambahan SLS sebesar ∼2300 ppm pada pembuatan nanoformulasi ekstrak tanaman Curcuma longa L memiliki kestabilan secara fisik yang baik hingga masa penyimpanan selama 3 bulan.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa penggunaan SLS dalam makanan tidak diperbolehkan berdasarkan regulasi European Medicines Agency dan penggunaan SLS melebihi batas penggunaan sebesar 25 ppm pada produk makanan tidak diperbolehkan berdasarkan Food and Drug Administration (FDA).
ADVERTISEMENT

Kestabilan Produk Nanoformulasi saat Penyimpanan

Source: iStock
Penelitian yang dilakukan oleh Hussain et al. (2023) menyebutkan bahwa penambahan SLS sebesar ∼2300 ppm pada pembuatan nanoformulasi ekstrak tanaman Curcuma longa L memiliki kestabilan secara fisik yang baik hingga masa penyimpanan selama 3 bulan.
Akan tetapi, penelitian tersebut tidak menyebutkan secara spesifik hasil data yang menjadi parameter untuk menggolongkan stabil atau tidak stabil pada produk setelah dibuat maupun produk setelah disimpan selama 3 bulan dalam suhu ruang dan suhu kulkas. Kestabilan produk saat penyimpanan merupakan parameter penentuan penggunaan stabilizer yang tepat dalam produk nanoformulasi. Parameter tersebut perlu didasari oleh hasil data kuantitatif yang terukur agar dapat secara tepat menggolongkan produk stabil atau produk tidak stabil saat penyimpanan.
ADVERTISEMENT