Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pemilihan Stabilizer yang Tepat pada Nanoformulasi Ekstrak Tumbuhan
19 September 2024 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Nanda Marizky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, pemilihan stabilizer pada metode nanoformulasi perlu dipertimbangkan berdasarkan:
Keamanan Pangan
Penelitian yang dilakukan oleh Hussain et al. (2023) menggunakan beberapa jenis stabilizer dalam metode nanoformulasi ekstrak tanaman Curcuma longa L., seperti HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose), PVA (Polyvinyl alcohol), SLS (Sodium Lauryl Sulfate), dan P.80 (Polysorbate 80). Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa penambahan SLS sebesar ∼2300 ppm pada pembuatan nanoformulasi ekstrak tanaman Curcuma longa L memiliki kestabilan secara fisik yang baik hingga masa penyimpanan selama 3 bulan.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa penggunaan SLS dalam makanan tidak diperbolehkan berdasarkan regulasi European Medicines Agency dan penggunaan SLS melebihi batas penggunaan sebesar 25 ppm pada produk makanan tidak diperbolehkan berdasarkan Food and Drug Administration (FDA).
ADVERTISEMENT
Kestabilan Produk Nanoformulasi saat Penyimpanan
Penelitian yang dilakukan oleh Hussain et al. (2023) menyebutkan bahwa penambahan SLS sebesar ∼2300 ppm pada pembuatan nanoformulasi ekstrak tanaman Curcuma longa L memiliki kestabilan secara fisik yang baik hingga masa penyimpanan selama 3 bulan.
Akan tetapi, penelitian tersebut tidak menyebutkan secara spesifik hasil data yang menjadi parameter untuk menggolongkan stabil atau tidak stabil pada produk setelah dibuat maupun produk setelah disimpan selama 3 bulan dalam suhu ruang dan suhu kulkas. Kestabilan produk saat penyimpanan merupakan parameter penentuan penggunaan stabilizer yang tepat dalam produk nanoformulasi. Parameter tersebut perlu didasari oleh hasil data kuantitatif yang terukur agar dapat secara tepat menggolongkan produk stabil atau produk tidak stabil saat penyimpanan.
ADVERTISEMENT