Konten dari Pengguna

Formasi Baru Payung Teduh dari Mata Narasastra

NARASASTRA
#Narasastra | Kirimkan karyamu ke narasastraproject@gmail.com | narasastra.wixsite.com/narasastra
18 Februari 2018 22:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NARASASTRA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Formasi Baru Payung Teduh dari Mata Narasastra
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Malam itu banyak hal yang bisa kami rasakan. Ketika menginjakkan kaki di Coffeewar, Kemang, Jakarta, banyak wajah-wajah familiar yang rindu kami sapa. Dulu, kami sempat bertemu lebih sering dibanding ini. Dulu. Akan tetapi, waktu berjalan--untuk mereka dan juga untuk kami. Kami semua berada di sana, agaknya, memiliki tujuan yang mirip-mirip.
ADVERTISEMENT
There’s no way we would want to miss the new Payung Teduh formation. Payung Teduh yang harus kehilangan dua personel yang juga pendirinya--Mohammad Istiqamah Djamad dan Comi Aziz Kariko--memutuskan untuk tetap bermusik. Ini menjadi salah satu alasan kami pergi ke Coffeewar malam itu, 17 Februari 2018.
Tentu, malam itu Payung Teduh tampil dengan formasi terbaru. Ivan kini bernyanyi lebih banyak, sambil juga tetap bermain gitar. Ale yang sebelumnya berada di belakang drum, sekarang memainkan bas--sambil sesekali bernyanyi. Formasi baru ini juga dibantu oleh Rossi (drum), Widi (gitar akustik), Taufiq (trompet), dan juga Panji (keyboard). Dengan begini, mereka terdengar lebih lengkap.
Formasi Baru Payung Teduh dari Mata Narasastra  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sebetulnya tidak jarang buat Ivan untuk memperdengarkan suaranya di panggung-panggung lama Payung Teduh. Biasanya, tujuannya, ya, untuk menggantikan Is yang mengalami gangguan suara. Sekarang, ya, ceritanya sudah beda.
ADVERTISEMENT
Ditambah dengan penampilan malam itu, formasi terbaru Payung Teduh ini sudah genap ditampilkan dua kali di konser berbeda. Pertama kali mereka memperkenalkan formasi ini adalah di Loubelle, Bandung--tiketnya terjual habis.
Banyak kenangan, artinya banyak nostalgia. Ketika Yogi--pemilik kedai kopi Coffeewar menceritakan hal-hal yang terjadi pada tahun 2010--kami seperti ditarik kembali ke tahun itu. Dulu, Etep--bagian dari tim manajerial Payung Teduh--datang menemui Yogi dan meminta izin agar Payung Teduh dapat tampil di Coffeewar dengan menggunakan peralatan mereka sendiri. Yogi bilang, ia senang sekali ketika mendengar kabar bahwa Payung Teduh tetap ada dengan formasi terbarunya.
“Com, kagak mau gabung sama kita lagi, nih?”, celetuk Ale, menanggapi Comi yang datang pada malam itu untuk ikut “manggung” bareng. Ini adalah penampilan spontan Comi--yang diajak untuk naik ke panggung, mengenang keberadaannya di Payung Teduh sebagai pemain bas, sambil ditemani lagu “Menuju Senja” dan “Resah”. Penonton pun hanya bisa menimpal dengan gelak tawa ketika Ale mengeluarkan candaan itu.
Formasi Baru Payung Teduh dari Mata Narasastra  (2)
zoom-in-whitePerbesar
Malam itu, banyak nostalgia, tetapi juga banyak perkenalan. Selain memperkenalkan formasi, rupanya Payung Teduh juga membawakan lagu baru berjudul “Duka”. Lagu ini nantinya akan ditampilkan bersama Teater Pagupon dalam pertunjukan bertajuk Dedes. Selain Payung Teduh, pementasan Dedes tanggal 8 & 9 Maret 2018 itu juga akan melibatkan Reda Gaudiamo. Sebelumnya, Payung Teduh memang aktif mengiringi pementasan-pementasan Teater Pagupon. Terakhir kali Ivan pentas bersama Teater Pagupon adalah di tahun 2014 dengan Samsara, juga di 2016 dengan Lelaki di Bawah.
ADVERTISEMENT
Selain Payung Teduh, alasan lainnya yang membuat kami menginjakkan kaki di sana adalah karena kami ingin mengenang Tri Esthi Pamungkas--atau yang akrab kami panggil Esthi. Esthi adalah salah satu personel backing vocal Payung Teduh, yang tergabung dalam grup Backing Soda dan Teater Pagupon. Semoga nyanyian Esthi kekal di sana.
Malam itu kami tutup dengan kenangan dan juga harapan. Formasi baru Payung Teduh ini membuat kami terperangkap memori. Doa-doa yang berseliweran di kepala kami berharap agar teman-teman kami semua dapat terus dilindungi semesta. Sampai jumpa lagi, teman-teman, di pementasan Dedes!
*Credit Foto: Andry Mario