Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tahun Baru, Menteri Baru, Harapan Baru
31 Desember 2020 6:49 WIB
Tulisan dari Narendro Baskoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Narendro Baskoro, S.H.
Teka teki reshuffle kabinet Indonesia Maju terjawab sudah, 22 Desember 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan 6 nama Menteri baru. Momen reshuffle Kabinet tersebut bukanlah sebuah kebetulan, karena disaat yang bersamaan pada beberapa minggu sebelumnya terdapat dua Menteri Kabinet Indonesia Maju yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 25 November 2020, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjadi Menteri pertama di Kabinet Indonesia Maju yang ditangkap oleh Lembaga Anti Rasuah tersebut dalam dugaan penerimaan suap terkait izin ekspor benih lobster. Selang dua minggu kemudian, KPK kembali menangkap Menteri dari Kabinet Indonesia Maju yakni Menteri Sosial Juliari Batubara terkait program bantuan sosial covid-19. Untuk mengisi kekosongan dua posisi Menteri tersebut dan demi keberlangsungan kinerja dua Kementerian tersebut maka Presiden Joko Widodo pun memutuskan melakukan reshuffle kabinet. Saat itu banyak nama-nama tokoh beredar yang diprediksi akan mengisi posisi dua Menteri tersebut, bahkan di sisi lain banyak berita yang mengatakan bahwa beberapa posisi Menteri lainnya juga akan ikut diganti oleh Presiden Joko Widodo. Benar saja, Presiden Joko Widodo tidak hanya melakukan pengisian terhadap dua posisi Menteri yang kosong tersebut, melainkan juga melakukan pergantian beberapa Menteri lainnya.
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan yang sebelumnya dijabat oleh Edhy Prabowo, kemudian diganti oleh Sakti Wahyu Trenggono yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Seperti diketahui bahwa Sakti Wahyu Trenggono bukanlah orang baru bagi Presiden Joko Widodo, Sakti Wahyu Trenggono yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha telekomunikasi tersebut pernah menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’aruf pada Pilpres 2019. Selanjutnya posisi Menteri Sosial yang sebelumnya dijabat oleh Juliari Batubara diganti oleh Tri Rismaharini. Walikota Surabaya dua periode tersebut dipilih oleh Presiden Joko Widodo karena dianggap mampu untuk membenahi carut-marut yang terjadi terkait program bantuan sosial covid-19 di Kementerian Sosial. Menteri Agama yang sebelumnya dijabat oleh Fachrul Razi, diganti oleh Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut, diharapkan dapat melakukan terobosan-terobosan yang berbeda dari Menteri-Menteri sebelumnya terutama untuk meredam radikalisme.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Menteri Perdagangan yang sebelumnya dijabat oleh Agus Suparmanto kemudian diganti oleh Muhammad Lutfi. Muhammad Lutfi yang memiliki latarbelakang pengusaha bukanlah wajah baru di Indonesia, ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2005-2009, kemudian menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang tahun 2010-2013 dan diangkat sebagai Menteri Perdagangan di akhir kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2014. Sebelum dipilih sebagai Menteri Perdagangan oleh Presiden Joko Widodo, Lutfi merupakan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, sosoknya dianggap mampu dalam menggerakan sektor perdagangan terutama di masa pandemi covid-19 dan dapat membawa produk lokal bersaing di dunia. Menteri Kesehatan yang sebelumnya dijabat oleh dr. Terawan Agus Putranto, diganti oleh Budi Gunadi Sadikin. Menteri Kesehatan dibawah kepemimpinan dr. Terawan cukup menarik perhatian masyarakat terutama dalam hal penanganan covid-19, yang mana saat itu ia sebagai orang nomor satu di Kementerian Kesehatan dianggap kurang mampu untuk menangani lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di Indonesia. Penggantinya yakni Budi Gunadi Sadikin memiliki latarbelakang sebagai pengusaha, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Direktur Utama PT Inalum (Persero) dan pernah diangkat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yang kemudian ramai diperbincangkan karena untuk pertama kalinya pasca orde baru posisi Menteri Kesehatan dijabat oleh seseorang yang bukan berasal dari latarbelakang kesehatan, namun hal tersebut bukanlah suatu hambatan karena posisi Menteri Kesehatan merupakan posisi manajerial yang mengatur jalannya Kementerian Kesehatan dalam mengatasi berbagai persoalan khususnya terkait dengan pandemi covid-19, dan sosok Budi Gunadi Sadikin dianggap mampu dalam mengatur hal tersebut. Terakhir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menteri Parekraf) yang sebelumnya dijabat oleh Wishnutama Kusubandio diganti oleh Sandiaga Salahuddin Uno. Seperti diketahui bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mengalami penurunan drastis dampak dari pandemi covid-19, sehingga sosok Sandiaga Uno yang berlatarbelakang pengusaha nasional dianggap mampu mengangkat kembali sektor tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan telah terjawabnya teka-teki reshuffle kabinet Indonesia Maju, terdapat dua hal yang menarik perhatian terkait perubahan peta perpolitikan di Indonesia, yaitu : Pertama, Presiden Joko Widodo dalam hal ini berhasil merangkul lawan politiknya pada Pilpres 2014 dan 2019 masuk ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju yang dipimpinnya. Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang merupakan rival Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju. Selang 1 tahun lebih 2 bulan kemudian, Sandiaga Uno yang merupakan Cawapres dari Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 sekaligus rival Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 pun berhasil dirangkulnya masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Parekraf. Padahal diketahui bahwa Sandiaga Uno dulu pernah menyatakan bahwa akan menjadi oposisi bagi Pemerintahan Presiden Joko Widodo, namun itulah politik, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi dalam 1 jam kedepan, 1 hari kedepan, 1 tahun kedepan dan seterusnya. Mungkin bagi sebagian para pendukung Prabowo – Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 mengetahui bahwa Prabowo – Sandiaga Uno bergabung ke dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo ini sebagai suatu hal yang mengecewakan, namun disisi lain Prabowo Subianto menyatakan bahwa ia mengambil langkah besar Rekonsiliasi Nasional dengan mengesampingkan kepentingan partai, perasaan pribadi dan juga keputusan tersebut diambil demi terciptanya kerukunan dan persatuan Nasional pasca bertarung dalam Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Kedua, adanya reshuffle Kabinet Indonesia Maju ini juga dapat dilihat sebagai peta perpolitikan Indonesia menuju 2024. Pada tahun 2024 akan diadakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres 2024), yang mana sejumlah partai politik sedang mempersiapkan kadernya untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024, pun terdapat pula tokoh non partai yang juga akan ikut muncul menuju Pilpres 2024. Persiapan tersebut dapat terlihat dari munculnya kader-kader / tokoh-tokoh muda yang mengisi sejumlah posisi di dalam Pemerintahan saat ini maupun yang tidak berada di dalam Pemerintahan, karena seperti kita ketahui bahwa yang akan digadang-gadang sebagai Presiden dan Wakil Presiden selanjutnya merupakan sosok muda yang dapat diterima dan dikenal oleh semua kalangan khususnya generasi milenial. Baik kader partai ataupun tokoh muda non partai yang diprediksi akan mengisi bursa Pilpres 2024 diantaranya yaitu Puan Maharani, Tri Rismaharini, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Tito Karnavian, Sri Mulyani, Erick Thohir, Bambang Soesatyo dan Andika Perkasa (pensiun awal tahun 2023). Namun terlepas dari peta politik menuju 2024, dengan dilantiknya 6 Menteri baru tersebut maka diharapkan dapat segera bekerja mengatasi permasalahan dan pemulihan dengan tepat khususnya di masa pandemi covid-19 ini.
ADVERTISEMENT
Tahun Baru, Menteri Baru, Harapan Baru
Oleh Narendro Baskoro, S.H.
Teka teki reshuffle kabinet Indonesia Maju terjawab sudah, 22 Desember 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan 6 nama Menteri baru. Momen reshuffle Kabinet tersebut bukanlah sebuah kebetulan, karena disaat yang bersamaan pada beberapa minggu sebelumnya terdapat dua Menteri Kabinet Indonesia Maju yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 25 November 2020, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjadi Menteri pertama di Kabinet Indonesia Maju yang ditangkap oleh Lembaga Anti Rasuah tersebut dalam dugaan penerimaan suap terkait izin ekspor benih lobster. Selang dua minggu kemudian, KPK kembali menangkap Menteri dari Kabinet Indonesia Maju yakni Menteri Sosial Juliari Batubara terkait program bantuan sosial covid-19. Untuk mengisi kekosongan dua posisi Menteri tersebut dan demi keberlangsungan kinerja dua Kementerian tersebut maka Presiden Joko Widodo pun memutuskan melakukan reshuffle kabinet. Saat itu banyak nama-nama tokoh beredar yang diprediksi akan mengisi posisi dua Menteri tersebut, bahkan di sisi lain banyak berita yang mengatakan bahwa beberapa posisi Menteri lainnya juga akan ikut diganti oleh Presiden Joko Widodo. Benar saja, Presiden Joko Widodo tidak hanya melakukan pengisian terhadap dua posisi Menteri yang kosong tersebut, melainkan juga melakukan pergantian beberapa Menteri lainnya.
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan yang sebelumnya dijabat oleh Edhy Prabowo, kemudian diganti oleh Sakti Wahyu Trenggono yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Seperti diketahui bahwa Sakti Wahyu Trenggono bukanlah orang baru bagi Presiden Joko Widodo, Sakti Wahyu Trenggono yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha telekomunikasi tersebut pernah menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’aruf pada Pilpres 2019. Selanjutnya posisi Menteri Sosial yang sebelumnya dijabat oleh Juliari Batubara diganti oleh Tri Rismaharini. Walikota Surabaya dua periode tersebut dipilih oleh Presiden Joko Widodo karena dianggap mampu untuk membenahi carut-marut yang terjadi terkait program bantuan sosial covid-19 di Kementerian Sosial. Menteri Agama yang sebelumnya dijabat oleh Fachrul Razi, diganti oleh Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut, diharapkan dapat melakukan terobosan-terobosan yang berbeda dari Menteri-Menteri sebelumnya terutama untuk meredam radikalisme.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Menteri Perdagangan yang sebelumnya dijabat oleh Agus Suparmanto kemudian diganti oleh Muhammad Lutfi. Muhammad Lutfi yang memiliki latarbelakang pengusaha bukanlah wajah baru di Indonesia, ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2005-2009, kemudian menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang tahun 2010-2013 dan diangkat sebagai Menteri Perdagangan di akhir kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2014. Sebelum dipilih sebagai Menteri Perdagangan oleh Presiden Joko Widodo, Lutfi merupakan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, sosoknya dianggap mampu dalam menggerakan sektor perdagangan terutama di masa pandemi covid-19 dan dapat membawa produk lokal bersaing di dunia. Menteri Kesehatan yang sebelumnya dijabat oleh dr. Terawan Agus Putranto, diganti oleh Budi Gunadi Sadikin. Menteri Kesehatan dibawah kepemimpinan dr. Terawan cukup menarik perhatian masyarakat terutama dalam hal penanganan covid-19, yang mana saat itu ia sebagai orang nomor satu di Kementerian Kesehatan dianggap kurang mampu untuk menangani lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di Indonesia. Penggantinya yakni Budi Gunadi Sadikin memiliki latarbelakang sebagai pengusaha, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Direktur Utama PT Inalum (Persero) dan pernah diangkat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yang kemudian ramai diperbincangkan karena untuk pertama kalinya pasca orde baru posisi Menteri Kesehatan dijabat oleh seseorang yang bukan berasal dari latarbelakang kesehatan, namun hal tersebut bukanlah suatu hambatan karena posisi Menteri Kesehatan merupakan posisi manajerial yang mengatur jalannya Kementerian Kesehatan dalam mengatasi berbagai persoalan khususnya terkait dengan pandemi covid-19, dan sosok Budi Gunadi Sadikin dianggap mampu dalam mengatur hal tersebut. Terakhir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menteri Parekraf) yang sebelumnya dijabat oleh Wishnutama Kusubandio diganti oleh Sandiaga Salahuddin Uno. Seperti diketahui bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mengalami penurunan drastis dampak dari pandemi covid-19, sehingga sosok Sandiaga Uno yang berlatarbelakang pengusaha nasional dianggap mampu mengangkat kembali sektor tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan telah terjawabnya teka-teki reshuffle kabinet Indonesia Maju, terdapat dua hal yang menarik perhatian terkait perubahan peta perpolitikan di Indonesia, yaitu : Pertama, Presiden Joko Widodo dalam hal ini berhasil merangkul lawan politiknya pada Pilpres 2014 dan 2019 masuk ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju yang dipimpinnya. Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang merupakan rival Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju. Selang 1 tahun lebih 2 bulan kemudian, Sandiaga Uno yang merupakan Cawapres dari Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 sekaligus rival Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 pun berhasil dirangkulnya masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Parekraf. Padahal diketahui bahwa Sandiaga Uno dulu pernah menyatakan bahwa akan menjadi oposisi bagi Pemerintahan Presiden Joko Widodo, namun itulah politik, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi dalam 1 jam kedepan, 1 hari kedepan, 1 tahun kedepan dan seterusnya. Mungkin bagi sebagian para pendukung Prabowo – Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 mengetahui bahwa Prabowo – Sandiaga Uno bergabung ke dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo ini sebagai suatu hal yang mengecewakan, namun disisi lain Prabowo Subianto menyatakan bahwa ia mengambil langkah besar Rekonsiliasi Nasional dengan mengesampingkan kepentingan partai, perasaan pribadi dan juga keputusan tersebut diambil demi terciptanya kerukunan dan persatuan Nasional pasca bertarung dalam Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Kedua, adanya reshuffle Kabinet Indonesia Maju ini juga dapat dilihat sebagai peta perpolitikan Indonesia menuju 2024. Pada tahun 2024 akan diadakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres 2024), yang mana sejumlah partai politik sedang mempersiapkan kadernya untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024, pun terdapat pula tokoh non partai yang juga akan ikut muncul menuju Pilpres 2024. Persiapan tersebut dapat terlihat dari munculnya kader-kader / tokoh-tokoh muda yang mengisi sejumlah posisi di dalam Pemerintahan saat ini maupun yang tidak berada di dalam Pemerintahan, karena seperti kita ketahui bahwa yang akan digadang-gadang sebagai Presiden dan Wakil Presiden selanjutnya merupakan sosok muda yang dapat diterima dan dikenal oleh semua kalangan khususnya generasi milenial. Baik kader partai ataupun tokoh muda non partai yang diprediksi akan mengisi bursa Pilpres 2024 diantaranya yaitu Puan Maharani, Tri Rismaharini, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Tito Karnavian, Sri Mulyani, Erick Thohir, Bambang Soesatyo dan Andika Perkasa (pensiun awal tahun 2023). Namun terlepas dari peta politik menuju 2024, dengan dilantiknya 6 Menteri baru tersebut maka diharapkan dapat segera bekerja mengatasi permasalahan dan pemulihan dengan tepat khususnya di masa pandemi covid-19 ini.
ADVERTISEMENT