Mengingat Fotosintesis, dan Peran Krusial Pohon yang Semakin Terlupakan

Nasha UJ
Lulusan MSDM. Mantan Kreatif. Memproses Sustainable Motherhood // @salamnasha
Konten dari Pengguna
28 November 2022 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nasha UJ tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara yang kaya akan hutan. Lebih dari separuh daratan Indonesia merupakan hutan, dengan jenis mayoritas adalah hutan hujan tropis. Berkat itulah, negara kita ini menjadi salah satu negara dengan tingkat keragaman flora fauna yang tinggi. Tanah kita subur sehingga bisa ditanami apapun dan memiliki cadangan air bersih yang berlimpah. Kita hidup nyaman dengan kekayaan alam sedemikian rupa.
sumber gambar Pixabay
Faktanya, selama beberapa dekade terakir angka penebangan hutan justru semakin memprihatinkan. Data yang diungkap oleh berbagai LSM peduli lingkungan tercatat ada lebih dari satu juta hektare hutan yang ditebang setiap tahun. FWI (Forest Watch Indonesia) mencatat rata-rata Indonesia kehilangan 1,47 juta hektare hutan dalam satu tahun, bahkan Greenpeace mengklaim kerusakan hutan di Indonesia lebih dari 3 juta hektare setiap tahun terjadi, mayoritas akibat penebangan liar. Jutaan hektare hutan yang ditebang itu biasanya dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk, pembangunan infastruktur, perkebunan, industri, pertanian, peternakan, dsb.
ADVERTISEMENT
Mulai dari yang terdekat, kita sendiri mengganti lahan pepohonan dengan rumah, kan? Pertanyaannya, apakah setelah pengalihfungsian itu kita bisa mempertanggung jawabkannya? Bisa dengan menggunakan lahan seperlunya, memanfaatkan rumah tersebut sebagaimana mestinya, dan menanam kembali tanaman di area rumah tersebut. Hal-hal itu penting dan mudah dilakukan jika saja kita mengingat dan menyadari peran krusial pohon sebagai sumber kehidupan.

Peran Pohon

Sejak duduk di bangku SD, kita sudah diajarkan tentang pohon, bagian tubuh, dan fungsinya. Bahkan kita juga dituntut untuk hafal bagaimana prosesnya agar bisa menjawab pertanyaan ujian nanti. Puluhan tahun kemudian, apakah kita lupa?
Secara singkatnya, fotosintesis adalah proses yang bisa dilakukan oleh tanaman dengan mengubah karbon dioksida dan sinar matahari juga air menjadi oksigen dan gula.
sumber gambar Pixabay
Berdasarkan penjelasan singkat itu, tidak mengherankan kalau kumpulan pohon pada area tertentu yang disebut hutan, dinamai sebagai paru-paru dunia, kan? Karena proses inilah kita bisa bernafas. Hidup kita bergantung pada pohon.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi, dalam prosesnya pohon akan menyerap karbon dioksida, polutan yang dalam jumlah berlebih bisa membahayakan kesehatan kita, bisa meningkatkan suhu bumi, dan menimbulkan berbagai efek rumah kaca lainnya. Berarti secara langsung, pohon adalah salah satu jawaban dari krisis iklim yang sedang melanda kita saat ini.
Air hujan yang langsung jatuh ke bumi secara terus menerus dapat menggerus permukaan tanah yang efek lanjutannya bisa mengakibatkan longsor. Adanya tanaman membuat air hujan harus melewati dedaunan dan batang pohon sebelum jatuh ke tanah.
Air yang sudah masuk ke tanah pun akan diserap oleh akar pohon sehingga tidak langsung lewat begitu saja kembali ke laut atau dalam jumlah besar menjadi banjir. Air yang diserap pepohonan itulah yang kita gunakan secara perlahan sebagai cadangan air bersih dari dalam tanah. Singkatnya, pohon bisa mencegah banjir, longsor, kekeringan, juga menjaga cadangan air bersih kita.
ADVERTISEMENT
Pohon pada dasarnya terdiri dari akar, batang, dan daun. Sebagian jenis pohon juga dilengkapi dengan bunga dan buah. Hebatnya, bagian-bagian dari pohon tersebut bisa kita manfaatkan sebagai bahan konsumsi, biasanya bagian daun dan buah. Ada yang mengkonsumsi langsung, ada juga yang melalui proses masak terlebih dahulu. Bahkan, binatang yang kita konsumsi pun juga membutuhkan tanaman sebagai sumber kehidupannya.
Sampai sini, apakah kita bisa bertahan hidup tanpa pohon?
sumbr gambar Pixabay
Tiga peran diatas adalah peran dasar pohon yang sangat vital bagi kehidupan kita. Peran yang tidak pernah berubah sejak awal, bahkan menjadi semakin krusial dengan perubahan iklim yang terjadi. Sebegitu krusialnya pohon tetapi faktanya bertentangan dengan jumlahnya yang justru semakin berkurang.
ADVERTISEMENT
Berlatar belakang peran itulah, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara bersama, sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi degradasi dan deforestasi hutan juga perubahan iklim , sejak tahun 2008 silam, tanggal 28 November ditetapkan sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Peringatan ini diharapkan bisa menjadi pengingat bagi kita semua dan pemerintah dalam gerak yang lebih masif untuk bekerja sama dengan lebih serius mengoptimalkan peran pohon sebagai sumber kehidupan kita.
Memahami peran pohon dan memperingati hari ini, semoga kita bisa menggeser pandangan dan menambah bahan pertimbangan saat melakukan sesuatu. Agar kedepannya tidak dengan mudah menebang pohon, tidak seenaknya mengganti fungsi lahan pepohonan tanpa memikirkan kelanjutan kedepannya, memprioritaskan penanaman pohon, serta menuntut dan mengawasi pemerintah dalam upaya pelestarian pepohonan kita.
ADVERTISEMENT