Konten dari Pengguna

Berubahnya Suasana Hati dengan Cepat Saat PMS: Mood Swing atau Gejala Bipolar?

Nasjwa Maharani
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
27 November 2023 13:00 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nasjwa Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi foto orang yang mengalami mood swing (sumber: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto orang yang mengalami mood swing (sumber: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Apakah kamu pernah merasa senang kemudian berubah menjadi sedih, lalu tiba-tiba berubah menjadi marah, dan balik lagi ke senang? Kondisi ini bisa disebut dengan mood swing, loh!
ADVERTISEMENT
Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan mood swing. Mood swing adalah perubahan tiba-tiba yang cukup intens dalam keadaan emosional seseorang. Selama mood swing, emosi seseorang bisa dengan cepat beralih dari yang awalnya senang berubah menjadi sedih, mudah tersinggung, sampai ke marah. Sebenarnya, mood swing merupakan kondisi normal terutama ketika menghadapi stres. Akan tetapi, mood swing yang berlebihan juga bisa menyebabkan stress yang berkelanjutan.
Ketika mood swing sudah sangat mengganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari maupun berhubungan dengan orang lain, mungkin kamu membutuhkan bantuan dari profesional untuk mengatasi mood swing ini. Mood swing biasanya disebabkan oleh beberapa faktor eksternal dan internal, seperti kondisi kesehatan mental dan fisik, kondisi lingkungan yang tiba-tiba berubah, banyak pikiran yang bisa menjadi pemicu stres, kurang tidur, dan makan makanan yang tidak sehat. Mood swing bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih sering dialami oleh perempuan.
ADVERTISEMENT
Salah satu situasi yang sering mempengaruhi mood pada perempuan adalah ketika ia sedang mengalami premenstrual syndrome (PMS). Menurut penelitian Nuvitasari., dkk menunjukkan bahwa semakin tinggi seorang perempuan mengalami stres, semakin besar risiko dan keparahan gejala premenstrual syndrome (PMS). (Nuvitasari dkk., 2020)
Perubahan suasana hati saat PMS ini umumnya terjadi dalam beberapa hari hingga dua minggu sebelum menstruasi dan dapat mereda setelah menstruasi dimulai. Gejala yang sering terjadi adalah ketika diri kita menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung. Hal tersebut dikarenakan naiknya kadar hormon estrogen dan turunnya kadar hormon serotonin. Naik turunnya kadar hormon ini yang akan mempengaruhi kerja otak untuk menurunkan kadar serotonin, sehingga memberikan perubahan suasana hati yang tidak menentu pada diri seseorang yang sedang mengalami PMS. (Ramadani, 2013).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa mengontrol mood yang akan datang, karena dengan kita bisa mengontrol mood, hal tersebut akan mengarahkan perilaku kita kearah positif terutama pada aktivitas sehari-hari dan kehidupan sosial.
Apa saja sih yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi atau mengatasi mood swing saat PMS ini?
Yuk, simak poin-poin dibawah ini!
ADVERTISEMENT
Bedanya Bipolar dengan Mood Swing itu apa?
Ilustrasi bipolar (sumber: Pixabay)
Bipolar adalah masalah kesehatan mental yang menyebabkan perubahan mood, energi, sosialisasi, konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sama dengan mood swing, seseorang yang terdiagnosis bipolar akan memiliki suasana hati yang berubah-ubah dengan jangka waktu tertentu, contohnya saat sedang merasa sangat gembira bisa tiba-tiba berubah menjadi sedih dan putus asa. Namun, seseorang yang terdiagnosis bipolar tidak memiliki suatu alasan yang jelas dari perubahan suasana hati tersebut, penyebab kesedihan yang terlihat sederhana bagi orang lain bisa menimbulkan depresi yang berkepanjangan bagi penderita bipolar bahkan mereka akan merasa sulit keluar dari perasaan tersebut (Panggabean & Rona, 2015). Sedangkan mood swing yang normal biasanya dapat mereda sendiri tanpa perawatan khusus.
ADVERTISEMENT
Gangguan bipolar perlu diobati agar bisa membantu penderita untuk kembali beraktivitas seperti semula, dan menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan lain. Pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian obat penyeimbang suasana hati, obat antidepresan, serta obat antipsikotik. Bisa juga dengan psikoterapi, seperti interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), cognitive behavioral therapy (CBT), dan psikoedukasi. Sama halnya dengan mood swing, gangguan bipolar juga bisa dikurangi dengan pengobatan alternatif seperti olahraga teratur, tidur yang cukup, konsumsi makanan sehat, dan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga.
Lalu, apakah mood swing itu sama dengan bipolar? Apakah mood swing merupakan gejala dari bipolar? Simak lebih lanjut, yuk!
Ilustrasi orang berpikir (Sumber: Pixabay)
Mood swing dan bipolar merupakan dua kondisi yang berbeda. Mood swing memiliki penyebab atau faktor pemicu, dan umumnya mood swing pernah dialami oleh hampir setiap orang. Sedangkan bipolar biasanya memiliki jangka waktu tertentu dan tidak memiliki faktor pemicu dalam bertindak. Mood swing bisa menjadi salah satu faktor gejala yang dialami oleh seseorang yang terdiagnosis bipolar, namun tidak semua orang yang mengalami mood swing menderita bipolar.
ADVERTISEMENT
Gangguan bipolar dan mood swing umumnya memiliki gejala yang hampir mirip, namun mood swing kerap kali terjadi dalam waktu singkat dan berkaitan dengan perubahan hormonal ataupun stres yang biasanya disebabkan oleh faktor eksternal yaitu lingkungan sekitar, sedangkan bipolar merupakan hal yang lebih serius dan gejalanya bervariasi. Jika mood swing sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, seseorang mungkin membutuhkan bantuan dari profesional untuk mengatasi mood swing yang dirasakan.
Meskipun mood swing merupakan salah satu gejala bipolar, akan tetapi mood swing dan bipolar merupakan dua hal yang berbeda. Orang yang sedang ataupun pernah mengalami fase mood swing belum tentu akan terkena bipolar. Karena pada dasarnya mood swing merupakan salah satu kondisi psikologis yang normal dialami seseorang terutama pada perempuan ketika sedang PMS, sementara bipolar merupakan gangguan psikologis yang berhubungan dengan perubahan mood dan sifatnya menetap dalam jangka waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Referensi
Amaniswati, S. (2021). Emosi Seorang Perempuan Saat premenstrual syndrome Dalam Seni Lukis Digital. Texture:Art and Culture Journal, 3(2), 100–106. https://doi.org/10.33153/texture.v3i2.3349
Astriliana, M., & Kustanti, E. R. (2023). Pengalaman Sebagai Pasien Dengan Gangguan bipolar TIPE I (sebuah interpretative phenomenological analysis). Jurnal EMPATI, 13(1), 78–89. https://doi.org/10.14710/empati.2024.27722
Gangguan bipolar. Alodokter. (2023, May 15). https://www.alodokter.com/gangguan-bipolar
MediLexicon International. (n.d.). Premenstrual syndrome (PMS): What it is, symptoms, and treatments. Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325314
Patmalasari, E. (2021, December 14). Kontrol Diri Terhadap mood swing (Perubahan Suasana Hati) Mahasiswi Bimbingan konseling Islam Iain Parepare Saat Mentruasi. Repository IAIN PAREPARE. http://repository.iainpare.ac.id/4428/
Ramadani, M. (2012). Premenstrual syndrome (PMS). Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 7(1), 21–25. https://doi.org/10.24893/jkma.v7i1.103