Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
AI dan Masa Depan Pekerjaan: Adaptasi atau Tergusur?
5 Desember 2024 12:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nasya Febri Primalita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pekerjaan. Pada tahun 2024, AI tidak lagi menjadi sekadar alat pendukung, melainkan komponen utama dalam banyak sektor industri. Namun, muncul pertanyaan besar: apakah AI akan menciptakan peluang baru, atau justru menggusur manusia dari dunia kerja?
1. AI sebagai Peluang: Adaptasi yang Membuka Jalan
ADVERTISEMENT
AI menawarkan efisiensi yang luar biasa. Dalam sektor manufaktur, AI mampu mengotomatiskan proses produksi dengan presisi tinggi. Di dunia medis, teknologi ini membantu mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat dan akurat. Contoh lainnya, dalam layanan pelanggan, chatbot berbasis AI mampu menangani pertanyaan dasar selama 24 jam tanpa jeda. Keberadaan AI juga membuka peluang baru. Dengan AI, muncul pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya tidak ada, seperti pengembang algoritma, analis data besar, dan spesialis keamanan siber. Dunia kerja sedang bergeser, dan mereka yang mampu mengembangkan keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan zaman memiliki peluang besar untuk sukses. Namun, tantangan adaptasi ini tidak ringan. Tidak semua pekerja memiliki akses ke pelatihan ulang atau pendidikan yang relevan. Sebagai contoh, pekerja di sektor tradisional, seperti agrikultur atau perikanan, mungkin kesulitan mengakses teknologi canggih. Maka, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung transisi ini.
ADVERTISEMENT
2. Risiko Tergusur: Siapkah Kita?
Di sisi lain, AI juga menimbulkan ancaman nyata terhadap pekerjaan yang bersifat repetitif. Dalam dunia transportasi, kendaraan otonom dapat menggantikan pengemudi truk atau taksi. Di sektor perbankan, sistem otomatisasi mengurangi kebutuhan akan teller bank. McKinsey Global Institute memprediksi bahwa hingga 375 juta pekerja di seluruh dunia perlu beralih ke pekerjaan baru pada tahun 2030 karena dampak otomatisasi. Ancaman ini paling dirasakan oleh pekerja dengan keterampilan rendah atau yang pekerjaannya dapat digantikan oleh mesin. Ini memunculkan ketimpangan ekonomi yang lebih tajam, di mana mereka yang tidak mampu beradaptasi akan tertinggal, sementara mereka yang menguasai teknologi akan semakin unggul. Namun, apakah sepenuhnya adil menyalahkan AI? Sejatinya, teknologi hanyalah alat. Cara kita mengintegrasikan AI ke dalam masyarakat yang menentukan apakah teknologi ini menjadi solusi atau masalah.
ADVERTISEMENT
3. Opini: Kolaborasi Manusia dan AI adalah Kunci
Kolaborasi manusia dan AI adalah solusi. AI seharusnya memperkuat kemampuan manusia, bukan menggantikannya. Pendidikan dan pelatihan dalam teknologi serta keterampilan kreatif dan interpersonal harus menjadi prioritas untuk menciptakan masa depan kerja yang inklusif dan berkelanjutan. Adaptasi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang.
KESIMPULAN
AI adalah pedang bermata dua: di satu sisi, ia membawa peluang yang belum pernah ada sebelumnya, tetapi di sisi lain, ia mengancam stabilitas pekerjaan tradisional. Adaptasi adalah pilihan terbaik yang kita miliki, tetapi itu membutuhkan upaya bersama dari semua pihak. Pada akhirnya, pertanyaan utama bukanlah apakah kita akan tergantikan oleh AI, tetapi apakah kita cukup siap untuk beradaptasi dan berkolaborasi dengan teknologi ini demi menciptakan masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT