Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kucing, Teman Manusia yang Menggemaskan: 3 Manfaat Memelihara Kucing
19 Desember 2022 13:12 WIB
Tulisan dari Nasya Kamila Nayla Rasyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kucing merupakan hewan yang paling diminati oleh masyarakat sebagai hewan peliharaan. Kepopuleran kucing ini membuat kebanyakan orang ingin memeliharanya. Tidak heran, karena kucing adalah hewan yang menggemaskan dan friendly bagi manusia.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai macam jenis kucing untuk dipelihara, seperti kucing ras, anggora, persia, maine coon, british shorthair, dan lain lain. Tidak jarang juga orang merawat kucing lokal atau biasa disebut kucing kampung karena perawatannya yang lebih mudah dan ekonomis. Walaupun kucing lokal tidak memiliki ciri khusus seperti bulu yang lebat dan terkesan tidak berkelas, tetapi bagi cat lover sejati semua jenis kucing tetaplah di hati.
Selain karena beragamnya jenis kucing dan pesona kucing itu sendiri, ketertarikan masyarakat terhadap kucing juga didasarkan pada berbagai manfaat. Selain memberikan manfaat, memelihara kucing juga memiliki efek psikologis.
1. Kucing bisa menjadi teman disaat kesepian.
Memelihara kucing menjadi populer sejak terjadinya pandemi Covid-19. Karena selama pandemi, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah seperti aktivitas bekerja dari rumah dan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara online. Salah satu cara mengatasi kesepian tersebut adalah dengan memelihara kucing. Interaksi yang dilakukan bersama kucing dapat memenuhi kebutuhan hiburan bagi mereka yang merawatnya. Bahkan kegiatan merawat kucing seperti memandikan, memberi makan, mengajak kucing berbicara dan bermain bisa menjadi cara mengisi kekosongan dan mengatasi rasa kesepian bagi cat owner. Memelihara kucing dirasa subjek seperti pengobat hati, menghilangkan stres, dan penghiburnya yang membuatnya betah di rumah (Tribudiman, 2020). Itu sebabnya kucing adalah makhluk hidup yang sempurna dijadikan teman dalam segala hal.
ADVERTISEMENT
2. Meningkatkan suasana hati menjadi lebih bahagia
Layaknya manusia, kucing juga memiliki karakternya masing-masing, tergantung dimana dan siapa yang merawatnya. Umumnya, manusia menyukai hewan yang menggemaskan ini didasari oleh tingkahnya yang lucu. Cara kucing tidur, berjalan, berlari, dan melompat bisa membuat sang owner tersenyum-senyum sendiri, saking lucunya. Artinya, apapun yang dilakukan kucing bisa membuat siapa saja terpesona dengan kelucuannya. Kemudian gambaran kebahagiaan subjek R mengatakan bahwa setelah memelihara kucing dia merasakan kebahagiaan yang lengkap dan sempurna dalam hidupnya. Menurut subjek bahwa kucing itu lucu dan melihatnya membuat subjek merasa senang (Tribudiman, 2020). Dalam memelihara kucing tentu tidak mudah, ada tanggung jawab yang harus dipegang oleh mereka yang memeliharanya, misalnya membersihkan kandangnya, membersihkan kotorannya, memandikannya dan mengurusnya ketika sakit. Walaupun begitu subjek menyadari bahwa itu semua merupakan tantangannya dalam memelihara kucing dan sudah menjadi tanggung jawabnya, sehingga subjek tetap sabar melakukannya. Kesabaran ini merupakan proses pencapaian kebahagiaan yang bersumber dari perilaku yang dilakukan oleh subjek (Sofia & Puspitasari, 2018).
ADVERTISEMENT
3. Kucing dapat memberikan dukungan emosional
Komitmen yang dilakukan saat awal mengadopsi hewan peliharaan hingga beberapa waktu ke depannya tentu saja akan membentuk sebuah ikatan emosional yang berlangsung antara individu dengan figur kelekatannya (Yuniarti, 2008). Ikatan yang sudah terbangun antara kucing dan pemiliknya, membuat keduanya seperti bisa merasakan perasaan masing-masing. Memelihara kucing bukan hanya sekadar memberi makan dan memberinya tempat tinggal saja, tetapi bagaimana membangun hubungan yang harmonis antara dua jenis makhluk hidup. Oleh karena itu, keputusan untuk memelihara kucing berarti harus membangun ikatan yang kuat. Dalam penelitian yang dilakukan Tribudiman dkk, subjek R menceritakan bahwa ketika dirinya sedang sakit maka kucing-kucingnya yang biasanya bersikap manja padanya seolah mengerti dan jadinya hanya berdiam diri di dekat subjek dan subjek juga merasa seolah kucingnya memberikan semangat padanya (Tribudiman, 2020). Hal tersebut terjadi karena sudah adanya ikatan yang terjalin antara kucing dan pemiliknya. Jika antara kucing dan pemiliknya sudah memiliki ikatan yang kuat maka selayaknya manusia, kucing juga bisa memberikan dukungan secara emosional kepada pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Sofia, N. & Puspitasari, E. (2018). Indikator Kebahagiaan (Al-Sa’adah) dalam Perspektif AlQur’an dan Hadits. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 23( 2), 91-108.
Tribudiman, A. dkk. (2020). Peran Pet Attachment Terhadap Kebahagiaan Pemilik Hewan Peliharaan di Kota Banjarmasin. Jurnal Al Husna, 1(1), 60-77.
Yuniarti, A. (2008). Hubungan Antara Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan Dengan Kompetensi Interpersonal Pemiliknya. (Skripsi Sarjana, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.)