Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
SCBD: Business District atau Bonge District?
19 Agustus 2022 13:24 WIB
Tulisan dari nasya adeline tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini sosial media diramaikan dengan fenomena Citayam Fashion Week atau bisa disingkat CFW yang dilaksanakan di SCBD. SCBD sendiri awalnya dikenal dengan kawasan perkantoran, kawasan elit yang berisikan masyarakat yang bekerja yang identik dengan menggunakan lanyard. Akhirnya, belakangan ini kawasan SCBD ini sendiri menjadi tempat perkumpulan bagi remaja-remaja yang berdatangan dari daerah Citayam, Bojong Gede, dan daerah sekitarnya. Setelah fenomena ini, daerah SCBD dikenal dengan sebutan Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok. Daerah SCBD menjadi viral karena sebuah konten tiktok yang mewawancarai anak remaja yang sedang berjalan - jalan mengelilingi daerah ini. Video ini viral dan bermunculan nama-nama remaja yang menjadi icon SCBD seperti Bonge, Kurma, Roy, dan Jeje. Remaja yang nongkrong di kawasan SCBD dikenal dengan fashion yang “nyentrik”, hal inilah yang menyebabkan munculnya istilah Citayam Fashion Week.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Citayam Fashion Week ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat golongan biasa. Namun, beberapa selebriti Indonesia tertarik perhatiannya kepada kegiatan ini dan akhirnya berinisiatif untuk ikut ke dalam kegiatan tersebut ataupun menanggapinya melalui sosial media. Contohnya adalah Gisel yang ikut berinisiatif menjadi bagian dari CFW. Tidak hanya para selebriti, peristiwa Citayam Fashion Week ini juga ditanggapi oleh influencer dari banyak platform sosial media seperti Tiktok ataupun Instagram.
Citayam Fashion Week merupakan kegiatan yang diikuti oleh kalangan masyarakat yang ingin mengekspresikan diri mereka melalui trend ini. Tapi pasalnya, dari kegiatan yang dilakukan warga-warga dan para remaja yang mendatangi daerah SCBD ini memunculkan banyak pendapat dan reaksi dari para netizen yang bersifat pro dan kontra. Contoh pendapat dari salah satu akun instagram menuliskan komentar yang memiliki sifat sedikit mendukung.
Sedangkan, ada komentar lain dari salah satu akun Instagram yang menuliskan komentar kontranya.
Dari banyaknya tanggapan, komentar yang bersifat kontra jauh lebih mendominasi isi dunia maya menanggapi peristiwa ini.
ADVERTISEMENT
Meskipun kegiatan Citayam Fashion Week ini banyak yang menanggapinya sebagai kegiatan yang bersifat “alay”, namun ada orang yang bisa melihat dari sisi yang berbeda. Baim Wong, yang merupakan salah satu selebriti terkenal di Indonesia adalah orangnya. Dengan adanya kegiatan Citayam Fashion Week ini, Baim Wong tidak tinggal diam dan melihat adanya keuntungan yang bisa diambil dari kegiatan tersebut. Dengan mendaftarkan nama tersebut di perusahaannya, Baim Wong akan memiliki hak eksklusif atas nama Citayam Fashion Week. Awalnya, istilah Citayam Fashion Week ini tidak diketahui siapa yang memiliki atau menciptakan istilahnya. Maka dari itu Baim Wong berusaha untuk mematenkannya. Namun setelah bermunculan komentar dan tanggapan negatif, Baim Wong yang tadinya ingin berinvestasi terhadap Citayam Fashion Week akhirnya membatalkan apa yang ingin dilakukan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Melalui fenomena ini, kita bisa melihat perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Awalnya, masyarakat menanggapi kegiatan Citayam Fashion Week yang diselenggarakan di SCBD ini sebagai hal yang “alay” dan merusak citra SCBD sebagai business district. Namun seiring berjalannya waktu, fenomena ini mulai disorot oleh banyak akun dari sosial media seperti akun di TikTok yang menawarkan konten mewawancarai remaja-remaja di SCBD, atau akun di Instagram yang memperlihatkan kegiatan Citayam Fashion Week. Setelah kegiatan ini disorot oleh sosial media, semakin sering bermunculan netizen yang memiliki tanggapan positif terhadap Citayam Fashion Week. Mereka menanggapi bahwa Citayam Fashion Week merupakan hal yang baik karena bisa menjadi tempat bagi masyarakat untuk mengekspresikan dirinya melalui fashion yang dipakai. Banyak juga yang menanggapi bahwa kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi masyarakat untuk menaikkan kepercayaan diri menjadi dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dari fenomena tersebut, ada perubahan sosial yang bisa dilihat. Jika dianalisis, fenomena yang terjadi secara berulang tidak dapat dihindari ataupun dikendalikan oleh siapapun. Ini dibuktikan dengan fenomena yang serupa di tahun 1980 di daerah Blok M bernama “Jalan - Jalan Sore”. Peristiwa ini hampir serupa dengan peristiwa Citayam Fashion Week. Bedanya, kegiatan Jalan - Jalan Sore dihadiri oleh hampir seluruh golongan masyarakat. Baik masyarakat golongan atas, menengah maupun bawah. Pengulangan dari fenomena ini semakin terlihat dengan jelas karena trend ini sudah terjadi lebih dari sekali di Indonesia.
Perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat merupakan perubahan yang tidak terlalu signifikan terjadi. Hal ini karena tidak semua masyarakat merasakan atau melalui perubahan tersebut. Citayam Fashion Week tidak membawa pengaruh yang besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hanya beberapa kalangan remaja yang mengikuti trend ini yang terbawa pengaruhnya.
ADVERTISEMENT
Live Update