Konten dari Pengguna
Tech Winter di Dunia Pendidikan: Krisis atau Kesempatan Emas untuk Berubah?
6 Juni 2025 10:24 WIB
·
waktu baca 4 menitKiriman Pengguna
Tech Winter di Dunia Pendidikan: Krisis atau Kesempatan Emas untuk Berubah?
Tech Winter adalah masa sulit di dunia teknologi ketika investasi menurun dan banyak perusahaan berhemat atau PHK. Peluang kerja dan magang jadi terbatas. Ajat Sudrajat

Tulisan dari Ajat Sudrajat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Belakangan ini, dunia pendidikan global sedang mengalami apa yang disebut "tech winter" - masa di mana teknologi pendidikan (edtech) yang dulu diagung-agungkan kini mulai kehilangan daya tariknya. Kalau kita ingat, saat pandemi COVID-19 melanda, semua berlomba-lomba beralih ke pembelajaran digital. Startup edtech bermunculan bak jamur di musim hujan, dapat pendanaan gila-gilaan, dan dianggap sebagai penyelamat pendidikan. Tapi sekarang? Banyak yang mulai bertanya-tanya: apakah semua teknologi ini benar-benar membantu, atau justru membuat pendidikan semakin rumit?
ADVERTISEMENT
Apa Sebenarnya Tech Winter di Dunia Pendidikan?
Tech winter ini mirip seperti musim dingin bagi industri teknologi pendidikan. Cirinya? Pendanaan mulai susah didapat, banyak startup edtech yang tutup, dan minat terhadap produk-produk pendidikan digital mulai menurun drastis. Penyebabnya bermacam-macam:
Pertama, investor yang dulu begitu royal memberikan dana sekarang jadi lebih hati-hati. Mereka sadar bahwa tidak semua platform pendidikan benar-benar memberikan solusi yang berarti. Banyak yang cuma ikut-ikutan tren tanpa punya konsep yang matang.
Kedua, pasar mulai jenuh. Coba bayangkan - berapa banyak aplikasi belajar online yang muncul selama pandemi? Sekarang guru, murid, dan orang tua mulai lelah dengan seabrek platform yang harus dipelajari, sementara manfaatnya belum tentu sebanding.
Dampak Nyata Tech Winter pada Sekolah dan Pembelajaran
ADVERTISEMENT
Efek dari tech winter ini sangat terasa di lapangan. Banyak sekolah yang dulu dengan semangat mengadopsi berbagai teknologi pendidikan sekarang kebingungan. Beberapa masalah yang muncul:
Startup edtech yang dulu digadang-gadang sekarang banyak yang bangkrut. Contohnya Byju's dari India yang dulu bernilai miliaran dolar, sekarang menghadapi masalah keuangan serius. Atau VIPKid dari China yang harus melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran.
Sekolah-sekolah yang sudah menginvestasikan banyak uang untuk membeli lisensi platform digital sekarang berada dalam posisi sulit. Bagaimana jika vendor yang mereka gunakan tiba-tiba tutup? Data siswa dan materi pembelajaran bisa hilang begitu saja.
Yang lebih memprihatinkan, banyak guru yang akhirnya kembali ke metode konvensional karena teknologi yang dijanjikan bisa mempermudah pembelajaran malah membuat pekerjaan mereka semakin rumit. Alih-alih fokus mengajar, mereka harus menghabiskan waktu mempelajari berbagai aplikasi baru yang belum tentu berguna.
ADVERTISEMENT
Tapi Jangan Khawatir, Ada Sisi Positifnya!
Di balik semua tantangan ini, tech winter sebenarnya memberikan kesempatan emas untuk memperbaiki sistem pendidikan. Ini saatnya kita lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi:
Pertama, kita bisa lebih selektif memilih teknologi yang benar-benar bermanfaat. Tidak perlu ikut-ikutan menggunakan semua aplikasi yang ada. Fokus pada yang benar-benar bisa meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kedua, ini saat yang tepat untuk mengembalikan fokus pada interaksi manusia dalam pendidikan. Teknologi itu alat, bukan tujuan utama. Hubungan antara guru dan murid tetaplah yang paling penting.
Ketiga, momen ini bisa digunakan untuk membangun kolaborasi lebih kuat antara semua pihak - sekolah, pemerintah, pengembang teknologi, dan tentu saja guru serta siswa sebagai pengguna utama.
ADVERTISEMENT
Lalu, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Bagi sekolah, ini saatnya lebih kritis dalam memilih teknologi. Jangan mudah tergiur dengan produk yang mengklaim bisa menyelesaikan semua masalah pendidikan. Evaluasi dengan cermat - apakah benar-benar membantu proses belajar mengajar?
Pemerintah perlu membuat regulasi yang lebih baik untuk industri edtech. Jangan sampai sekolah menjadi korban dari startup yang hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan keberlanjutan.
Bagi pengembang teknologi pendidikan, ini waktu untuk introspeksi. Daripada mengejar pendanaan, lebih baik fokus menciptakan solusi yang benar-benar dibutuhkan di lapangan.
Kesimpulan: Musim Dingin yang Perlu Disikapi dengan Bijak
Tech winter mungkin terlihat menakutkan, tapi sebenarnya ini adalah proses alami dalam perkembangan teknologi. Seperti musim dingin yang membersihkan alam untuk persiapan musim semi yang baru, periode ini memberi kesempatan pada dunia pendidikan untuk "merapikan diri".
ADVERTISEMENT
Daripada panik, mari kita lihat ini sebagai kesempatan untuk membangun sistem pendidikan yang lebih baik - di mana teknologi digunakan secara bijak, fokus tetap pada kualitas pembelajaran, dan semua pihak bekerja sama untuk menciptakan pendidikan yang lebih bermakna.
Bagaimana dengan pengalaman Anda? Apakah di sekolah atau kampus Anda juga merasakan dampak dari tech winter ini? Mari berdiskusi!
#PendidikanBermakna #TeknologiUntukBelajar #EdukasiBijak