Konten dari Pengguna

Sering Marah Ketika Bermain Game? Hati-Hati Itu Termasuk Toxic Behavior.

Naufal Nail Ananto
Mahasiswa Psikologi UIN Jakarta
13 Desember 2022 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naufal Nail Ananto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun kebelakang, game online menjadi populer di kalangan masyarakat, terutama kaum remaja. Karena banyaknya remaja yang bermain game online ini, maka terbentuklah komunitas para pemain game. Dengan berkembangnya komunitas game online tentu saja membawa beberapa pengaruh terhadap para pemain game, tidak hanya pengaruh positif, tetapi juga pengaruh negatif. Salah satunya adalah gaming disorder yang bisa menyebabkan toxic behavior.
ADVERTISEMENT
Gaming disorder merupakan perilaku kecanduan bermain game. Sedangkan, toxic behavior dalam game online adalah perilaku negatif yang dilakukan seorang pemain secara berulang yang disengaja untuk menyakiti pemain lain secara online.
Toxicity dalam lingkungan online adalah masalah yang kompleks. Komunitas E-sports tampaknya sangat menderita dari perilaku toxic. Terutama dalam permainan E-sports yang kompetitif, perilaku negatif, seperti hinaan, dapat menciptakan hambatan bagi pemain untuk mencapai kinerja tinggi dan dapat mengurangi kesenangan pemain yang dapat menyebabkan mereka meninggalkan permainan. Mengapa demikian? Apa saja bentuk toxic behavior dalam game online? Apakah seluruh komunitas harus disalahkah? Lalu, bagaimana cara menghindarinya?
Toxic behavior adalah perilaku berkelanjutan dari seseorang yang menyebabkan kerugian bagi orang lain secara fisik maupun secara mental. Perilaku ini bisa menyebabkan stress dan trauma negatif pada korban. Dalam dunia game, toxic behavior ada beberapa jenis, diantaranya:
ADVERTISEMENT
Griefing
Griefing adalah sengaja menyabotase rekan satu tim dalam game dan membunuh lawan yang sama secara berulang-ulang atau mencegah seseorang untuk menikmati permainan dan pelaku biasanya menikmati kesedihan yang di alami oleh korban ketika melakukanya
Flaming
Flaming atau bisa juga disebut Roasting adalah tindakan penghinaan yang di lakukan seseorang pemain kepada pemain lain dengan kata-kata kotor atau bahasa ofensif lainya.
Doxing
Doxing adalah mempublikasi informasi pribadi seseorang ke internet. Doxing bisa disebabkan karena seseorang tidak menerima kekalahan dan tidak setuju dengan rekan satu timnya.
Mengapa timbul Toxic Behavior?
Alasan mengapa para pemain game melakukan Toxic Behavior adalah karena mereka berlindung dalam identitas anonymous, mereka merasa bahwa tidak ada peraturan yang dibuat untuk melarang mereka untuk memancing emosi orang lain didalam game, dan merasa jika lebih mudah untuk memenangkan permainan jika lawan mereka marah dan tidak fokus kepada permainan dan melegalkan segala cara untuk merugikan pemain lawan. Tidak sedikit pemain yang melakukan hal ini dan menggunakan program tambahan yang ilegal untuk menyabotase dan memenangkan permainan.
ADVERTISEMENT
Toxic behavior juga bisa disebabkan oleh rekan satu tim, biasanya disebabkan karena ada rekan satu tim yang melakukan throwing atau sengaja bermain tidak bagus dan membiarkan musuh memenangkan pertandingan secara mudah. Jika kita bermain tidak bagus, tetapi tidak bermain bersama tim atau bermain sendiri tentu saja tidak akan memicu toxic behavior. Tetapi sebaliknya, jika kita bermain bersama rekan satu tim dan kita bermain tidak bagus, kemungkinan besar akan membuat tim kita kalah. Biasanya pemain akan menyalahkan jaringan atau device mereka yang kurang memadai untuk bermain, tetapi juga akan menyalahkan rekan satu tim dan membebankan kekalahan kepada pemain yang kurang bagus dalam permainan.
Akibat Toxic Tehavior menurut peneliti
Seorang pemain bisa saja menjadi takut untuk bermain game bersifat kompetitif karena pernah menjadi korban dari cyber bullying yang dilakukan oleh pelaku toxic behavior. Pelaku toxic menjadi egois dan cenderung merendahkan rekan satu tim dan terkadang bersifat skeptis. Hal ini memberikan efek negatif kepada semangat dan kinerja tim. Akibatnya, toxic behavior akan menyebabkan konflik dalam tim dan menyebabkan rekan satu tim menjadi terganggu. Ketika kesal oleh rekan satu tim, maka satu tim akan menjadi tidak fokus terhadap permainan dan mengurangi peluang mereka untuk menang. Untuk beberapa pemain, mungkin hal ini bisa mengganggu dan memberi dampak buruk pada mental mereka. Biasanya mereka akan balas dendam kepada satu sama lain dan saling menyabotase. (Liu & Agur. 2022)
ADVERTISEMENT
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Dalam salah satu video di YouTube dalam channel MrPaladin yang berjudul Gaming life tips (Dealing with toxic people). Pelaku toxic behavior merasa bahwa mereka bisa mengontrol permainan dan bisa berperilaku sesuka mereka, tetapi jika kita tidak terpancing, maka kitalah yang memiliki kontrol terhadap perlakuan mereka. Jika kita sudah memiliki kontrol terhadap pelaku toxic behavior, jangan sampai kita yang ikut-ikutan toxic. Para pemain yang toxic berani melakukan sesuatu hal karena mereka berlindung dalam identitas anonymous yang mereka buat dalam game, dan mereka pasti tidak akan berani berbuat toxic di dunia nyata.
Cara lain untuk menghindari perilaku toxic adalah mencoba untuk menghindari fitur chat dan voice chat pada game online karena biasanya pelaku toxic akan berteriak dan berkata kasar menggunakan voice chat. Cobalah untuk menggunakan quick chat yang telah disediakan di dalam game. Jika pelaku toxic adalah teman kita sendiri maka hapus dari friendlist dan blok akun mereka. Jika kalian pikir untuk menghindari toxic behavior itu sangat sulit, maka cobalah untuk bermain sendiri seperti bermain game single player yang tidak memerlukan kerja sama tim dengan player lain. Selain itu, ingatlah ini hanya games dan tidak akan terlalu berpengaruh pada kehidupan nyata. Jadi kurangilah bicara dan terus fokus dalam bermain.
ADVERTISEMENT
Referensi
Yansheng Liu & Colin Agur (2022). “After All, They Don’t Know Me” Exploring the Psychological Mechanisms of Toxic Behavior in Online Games. journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177
Sonan Adinolf & Selen Turkay (2018). Toxic Behaviors in Esports Games: Player Perceptions and Coping Strategies. https://dl.acm.org/doi/abs/10.1145/3270316.3271545
J. Blackburn & H. Kwak. STFU NOOB! Predicting Crowdsourced Decisions on Toxic Behavior in Online Games. https://arxiv.org/pdf/1404.5905.pdf
(Sumber : pexels-rodnae-productions-7915518)