Konten dari Pengguna

Mempelajari Dampak Burn Out dan Pencegahannya dalam Psikologi

Naura Z Maylidya
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 Desember 2023 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naura Z Maylidya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Dalam era yang terus berubah dengan tingginya tuntutan di berbagai bidang kehidupan, fenomena burnout bukan lagi semata-mata milik lingkungan kerja. Mahasiswa, profesional, dan individu pada umumnya merasakannya. Burnout, kelelahan fisik dan mental yang kronis, dapat merusak kesejahteraan psikologis. Fokus pada aspek psikologis sangat penting untuk memahami, mencegah, dan mengatasi dampak burnout. Mari eksplorasi apa itu burnout dan bagaimana pencegahannya melalui lensa psikologi.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Burnout?
Ilustrasi. Sumber: Pexels.
Burnout bukan sekadar lelah atau stres biasa; ini adalah kelelahan yang mendalam, disertai perasaan putus asa dan kehilangan motivasi. Psikolog Herbert Freudenberger menggambarkan burnout sebagai keadaan kelelahan yang timbul dari ketidakmampuan mengatasi stres kronis. Ini sering terjadi ketika tuntutan fisik dan emosional melebihi kemampuan individu.
Dampak Psikologis Burnout
Ilustrasi dampak burnout. Sumber: Pexels.
Dampak psikologis burnout mencakup penurunan kinerja kognitif, penurunan motivasi, dan peningkatan risiko gangguan mental. Rasa putus asa dan kelelahan yang terus-menerus dapat merusak pandangan positif terhadap pekerjaan atau studi, membentuk sikap apatis, dan bahkan memicu depresi atau kecemasan. Burnout dapat diatasi dengan langkah-langkah berikut,
1. Membangun Resiliensi Emosional
Mengembangkan kemampuan untuk mengatasi tekanan dan membangun ketahanan emosional dapat membantu melawan efek burnout. Terapi kognitif perilaku adalah alat psikologis yang efektif untuk membentuk resiliensi ini.
ADVERTISEMENT
2. Manajemen Stres
Teknik manajemen stres, seperti meditasi mindfulness atau relaksasi progresif, dapat membantu individu mengatasi tekanan. Psikoterapi pendekatan kognitif juga dapat memberikan strategi konkret untuk menangani stres.
3. Pengaturan Tujuan dan Harapan
Psikolog dapat membantu individu mengatur tujuan yang realistis dan mengelola harapan, menghindari ekspektasi yang terlalu tinggi yang dapat menjadi pemicu burnout.
4. Membangun Dukungan Sosial
Keterlibatan dalam hubungan sosial yang positif dan mendukung dapat menjadi perisai psikologis yang efektif melawan burnout. Konseling kelompok atau dukungan sosial dapat membantu membangun jaringan dukungan ini.
Dalam menanggapi tantangan kehidupan modern, memahami dan mencegah burnout secara psikologis menjadi krusial. Melalui pendekatan ini, individu dapat mengembangkan strategi yang kokoh untuk mengatasi tekanan dan menjaga keseimbangan mental. Dengan peran psikologi yang kuat, kita dapat melangkah menuju kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna, merawat kesejahteraan psikologis sebagai prioritas utama.
ADVERTISEMENT