Konten dari Pengguna

Tren #KaburAjaDulu: Bentuk Kesadaran Akan Kesenjangan Global

Naurah Lisnarini
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
20 Februari 2025 15:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naurah Lisnarini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber: https://mojok.co/liputan/mendalam/alasan-dokter-asal-indonesia-kabur-aja-dulu/#google_vignette
Baru-baru ini, tagar #KaburAjaDulu menjadi tren perbincangan yang ramai di media sosial yang membahas keresahan banyak anak muda terhadap kondisi negara. Terutama dalam aspek ekonomi, pendidikan dan pekerjaan seperti biaya pendidikan yang tinggi, sulitnya dan minimnya lapangan kerja serta rendahnya gaji/upah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Fenomena tren #KaburAjaDulu dapat dilihat sebagai salah satu kritik terhadap pemerintahan guna menyediakan kehidupan yang lebih layak dui Indonesia. Jika masalah pendidikan, lapangan kerja, dan kesejahteraan ekonomi tidak segera ditangani, potensi adanya brain, yakni talenta muda memilih untuk bekerja atau menetap di luar negeri akan semakin meningkat. Tugas mendesak pemerintah kini adalah meningkatan kualitas hidup dan memberikan kesempatan kerja yang lebih baik. Sehingga generasi muda tidak lagi merasa perlu untuk "kabur" demi masa depan yang lebih baik di negeri orang.
Selain itu, peran sektor swasta juga menjadi krusial dalam menciptakan iklim kerja yang lebih baik bagi anak muda. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat membantu mengurangi eksodus talenta dengan menawarkan kesejahteraan yang lebih baik, fleksibilitas kerja, serta kesempatan pengembangan karier yang lebih jelas.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyata dari fenomena ini adalah pengalaman seorang warga Indonesia (AA) yang bekerja di Malaysia setelah kesulitan mendapatkan pekerjaan di Indonesia. Di Malaysia, AA memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar, asuransi dan jaminan yang lebih bonafit, serta kesempatan jenjang karier yang lebih menjanjikan. Ia juga memiliki lingkungan kerja yang lebih sejahtera dan terbuka secara global, AAmerasa lebih dihargai dan memiliki prospek masa depan yang lebih cerah dibandingkan jika ia tetap bekerja di Indonesia. Kisahnya menjadi bukti bahwa daya saing tenaga kerja Indonesia perlu terus ditingkatkan agar mampu bersaing di kancah internasional tanpa harus meninggalkan tanah air.
Selain itu, ada juga pengalaman RA, lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan di dalam negeri meskipun memiliki kualifikasi yang baik. Akhirnya, ia memutuskan untuk pindah ke Australia dengan visa kerja sementara. Di sana, meskipun ia tidak mendapatkan pekerjaan kantoran, RA bekerja sebagai freelancer dan mengambil berbagai pekerjaan di sektor non-formal seperti di kebun dan restoran. Meskipun bukan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang akademiknya, RA merasakan peningkatan kualitas hidup yang signifikan dengan upah yang lebih tinggi, perlindungan tenaga kerja yang lebih baik, serta kesempatan untuk berkembang dalam lingkungan kerja internasional. Pengalamannya menunjukkan bahwa bagi banyak anak muda Indonesia, bekerja di luar negeri bukan hanya tentang mencari penghasilan lebih besar, tetapi juga tentang mendapatkan kesejahteraan dan peluang yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Tren #KaburAjaDulu menjadi refleksi dari tantangan yang dihadapi generasi muda Indonesia dalam mencari kehidupan yang lebih baik. Jika pemerintah dan sektor swasta tidak segera mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja di dalam negeri, bukan tidak mungkin semakin banyak talenta berbakat yang memilih untuk mencari penghidupan di luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi anak muda agar mereka tetap dapat berkembang dan berkontribusi bagi Indonesia tanpa harus meninggalkannya.