Konten dari Pengguna

Kenapa Siklus Pertemanan Itu Selalu Come And Go?

Nazwa Zhafira
Mahasiswa aktif jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
30 Juli 2024 19:29 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazwa Zhafira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hubungan pertemanan tidak selalu bertahan selamanya. Seringkali, kita menemui fenomena ini di kalangan remaja yang sering mengalami pertemanan yang come and go. Misalnya, saat seseorang pindah sekolah atau pindah kelas, biasanya mereka akan menemukan lingkungan baru yang otomatis menghasilkan teman-teman baru.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi karena teman sekelas biasanya memiliki tujuan yang sama, seperti menyelesaikan tugas bersama, mengikuti kegiatan yang sama, atau menghadapi ujian yang sama.
Ketika situasi dan lingkungan berubah, seperti pindah ke sekolah lain atau memiliki kelas yang berbeda, tujuan dan interaksi juga berubah, sehingga pertemanan lama mungkin memudar sementara pertemanan baru mulai terbentuk. Perubahan ini merupakan bagian alami dari kehidupan sosial remaja, di mana mereka terus-menerus beradaptasi dengan lingkungan baru dan membentuk hubungan baru yang sesuai dengan situasi mereka saat ini.
Hal ini ditemukan oleh seorang profesor bernama Mark I. Knapp yang melakukan penelitian mendalam mengenai perspektif perkembangan hubungan. Penelitian ini menjelaskan bagaimana hubungan tumbuh, bertahan, dan pada akhirnya berakhir. Konsep ini digambarkan seperti tangga yang memiliki sepuluh tahap, baik naik maupun turun, yang meliputi:
Ilustrasi pertemanan baik. Foto: Thinkstock

Initiating

Tahap ini adalah awal dari sebuah hubungan. Pada fase ini, terjadi perkenalan awal atau ajakan untuk berteman. Contohnya, ketika seseorang memperkenalkan diri di acara sosial, atau ketika kita mulai berbicara dengan teman baru di tempat kerja atau sekolah. Interaksi pada tahap ini masih bersifat dangkal dan formal, seperti memperkenalkan nama, asal, atau pekerjaan.
ADVERTISEMENT

Experimenting

Setelah perkenalan, tahap selanjutnya adalah eksplorasi. Di sini, kedua pihak mulai mengeksplorasi satu sama lain, mencoba memahami minat, hobi, dan kepribadian masing-masing. Mereka mungkin mulai berbicara lebih dalam tentang diri mereka, berbagi cerita, atau menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan yang ringan. Percakapan pada tahap ini lebih banyak berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mencari tahu apakah ada kecocokan atau kesamaan di antara keduanya.

Intensifying

Pada tahap ini, hubungan mulai menjadi lebih intens dan mendalam. Pola komunikasi berubah menjadi lebih interpersonal, dengan pembicaraan yang lebih emosional dan pribadi. Kedua individu mungkin mulai berbagi rahasia, perasaan, dan pengalaman yang lebih pribadi. Mereka juga mulai mengembangkan rasa saling percaya dan keakraban yang lebih dalam. Aktivitas bersama menjadi lebih sering dan bermakna, menunjukkan bahwa hubungan ini mulai menjadi lebih serius.
ADVERTISEMENT

Integrating

Hubungan semakin menyatu pada tahap ini. Kedua individu mulai menggabungkan kehidupan mereka, menjadi lebih dekat dan lebih terhubung. Mereka mungkin mulai berbagi rutinitas, memiliki teman-teman yang sama, atau terlibat dalam aktivitas bersama secara rutin. Identitas mereka sebagai pasangan atau teman mulai terlihat oleh orang-orang di sekitar mereka. Mereka juga mungkin mulai menggunakan kata ganti seperti "kita" atau "kami" untuk menggambarkan diri mereka sebagai satu kesatuan.

Bonding

Tahap ini menandai hubungan yang telah menjadi sangat erat dan ditunjukkan secara publik. Mereka menunjukkan komitmen mereka kepada orang lain, baik melalui pengakuan publik, perayaan, atau simbol-simbol lainnya. Misalnya, mereka mungkin merayakan hari jadi pertemanan atau memposting tentang hubungan mereka di media sosial. Hubungan ini diakui oleh orang-orang di sekitar mereka, dan mereka dianggap sebagai teman dekat atau pasangan oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT

Differentiating

Pada tahap ini, tekanan dari faktor eksternal mulai muncul, dan perbedaan sikap serta pandangan dalam hubungan menjadi lebih nyata. Kedua individu mulai menyadari perbedaan di antara mereka dan mungkin mulai merasakan kebutuhan untuk menegaskan identitas masing-masing. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh perubahan situasi, seperti pindah kerja atau pindah tempat tinggal, atau perbedaan nilai dan tujuan hidup. Meskipun masih ada rasa kedekatan, ketegangan mulai muncul dalam hubungan.

Circumscribing

Interaksi mulai berkurang pada tahap ini. Perubahan sikap dan perbedaan yang semakin menonjol menyebabkan komunikasi dan interaksi menjadi terbatas. Mereka mungkin mulai menghindari topik-topik sensitif atau konflik, dan percakapan menjadi lebih dangkal dan formal. Kedua individu mulai membatasi diri dalam berbagi perasaan atau informasi pribadi. Aktivitas bersama juga mulai berkurang, dan hubungan mulai terasa lebih distan.
ADVERTISEMENT

Stagnating

Hubungan mulai merosot pada tahap ini, dengan sering terjadinya pertengkaran atau konflik. Komunikasi semakin berhenti, dan tidak ada perkembangan positif dalam hubungan. Kedua individu mungkin merasa terjebak atau bosan dengan keadaan hubungan yang tidak berubah. Mereka mulai kehilangan minat untuk memperbaiki atau mengembangkan hubungan, dan sering kali, suasana menjadi tegang atau tidak nyaman.

Avoiding

Pada tahap ini, kedua pihak mulai menghindari interaksi untuk menghindari konflik lebih lanjut. Mereka mungkin mulai menghindari bertemu atau berkomunikasi satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi menjadi semakin jarang, dan ketika mereka berinteraksi, suasana biasanya kaku atau canggung. Kedua individu mungkin mencari cara untuk menghindari situasi di mana mereka harus berhadapan satu sama lain.
ADVERTISEMENT

Terminating

Hubungan berakhir pada tahap ini. Kedua individu memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda dalam hidup mereka dan mengakhiri pertemanan atau hubungan tersebut. Mereka mungkin melakukan percakapan terakhir untuk menyelesaikan masalah yang tersisa atau untuk mengucapkan selamat tinggal. Setelah hubungan berakhir, mereka mungkin merasakan berbagai emosi, seperti kesedihan, kelegaan, atau bahkan rasa syukur atas pengalaman yang telah mereka bagikan.
Ilustrasi teman pria. Foto: Shutterstock
Tampaknya menyedihkan jika setiap hubungan harus mengalami fase come and go, apalagi sudah ada penelitian yang mendukung bahwa proses sebuah hubungan pada akhirnya akan berakhir. Namun, ada banyak contoh orang yang berhasil menjaga pertemanan mereka hingga usia tua. Bagaimana mereka melakukannya?
Jika kita melihat pada sepuluh konsep yang dijelaskan sebelumnya, terutama pada tahap differentiating, sangat penting bagi setiap individu dalam hubungan untuk saling terbuka satu sama lain mengenai masalah yang dihadapi. Komunikasi yang jujur dan transparan adalah kunci untuk mengatasi perbedaan yang muncul. Pada tahap ini, perbedaan sikap, pandangan, dan nilai-nilai mungkin mulai terlihat lebih jelas, namun hal ini bukan berarti akhir dari sebuah hubungan.
ADVERTISEMENT
Perbedaan dalam hubungan adalah sesuatu yang sangat wajar dan alami. Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan pandangan hidup yang unik, sehingga perbedaan pendapat atau ketidaksepakatan tidak bisa dihindari. Yang penting adalah bagaimana kita menanggapi dan mengelola perbedaan tersebut. Dengan sikap terbuka, empati, dan keinginan untuk memahami perspektif satu sama lain, perbedaan dapat menjadi sumber kekuatan yang memperkaya hubungan, bukannya melemahkannya.
Selain itu, penting untuk tetap menjaga rasa saling menghormati dan menghargai dalam setiap interaksi. Mengakui bahwa setiap orang memiliki hak untuk memiliki pandangan dan perasaan yang berbeda dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan kedekatan emosional. Menggunakan perbedaan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama juga dapat memperkuat ikatan pertemanan.
ADVERTISEMENT
Jadi, meskipun siklus pertemanan yang datang dan pergi adalah hal yang alami, penting untuk diingat bahwa keterbukaan satu sama lain sangatlah penting dalam sebuah hubungan. Dengan adanya keterbukaan dan komunikasi yang jujur, kita dapat mengatasi perbedaan dan memperkuat hubungan, memungkinkan pertemanan untuk bertahan dan berkembang meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep ini, kita dapat lebih efektif dalam menjaga pertemanan yang berarti dan tahan lama.