Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Dampak COVID-19 Terhadap Laba Perusahaan PT. Fast Food Indonesia Tbk
12 Oktober 2024 16:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nela Fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Laba perusahaan merupakan salah satu aspek paling penting untuk keberlanjutan perusahaan. Dampak dalam pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap bisnis global secara dramatis. Banyak perusahaan yang dulunya stabil dan menguntungkan, kini harus berjuang menghadapi penurunan laba perusahaan yang sangat susah dibangun.
ADVERTISEMENT
Dalam jurnal yang dipaparkan oleh Dini Tiara Tajriani (2023) menyebutkan pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan kemunculan virus corona yang disebabkan karena virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dimana kasus pertama terjadi di Kota Wuhan, China hingga dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Corona Virus Disease (Covid-19) di seluruh dunia karna tingkat penularannya yang tinggi. Covid-19 menimbulkan dampak yang sangat besar bagi seluruh dunia bukan hanya aspek kesehatan dan kemanusiaan saja, bahkan hingga aspek sosial dan ekonomi.
Faktor-Faktor yang menyebabkan penurunan laba perusahaan dan dampaknya terhadap perekonomian.
1. Penurunan Permintaan Pasar
Salah satu dampak langsung dari pandemi adalah penurunan permintaan untuk berbagai produk dan layanan. Banyak sektor, seperti pariwisata, perhotelan, dan ritel, mengalami penurunan drastis karena pembatasan sosial dan lockdown. Ketidakpastian ini membuat konsumen lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka, yang pada gilirannya mengurangi pendapatan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Faktor tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Dini Tiara Tajriani (2023) "Akan tetapi selama covid dan pasca covid yaitu ditahun 2019-2022 dapat dikatakan tidak baik karena perusahaan terus mengalami penurunan presentase. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang berhasil dalam menghasilkan laba."
https://jurnalsmart.stembi.ac.id/index.php/prosidingfrima/article/view/453
2. Gangguan Rantai Pasokan
COVID-19 juga menyebabkan gangguan besar pada rantai pasokan. Banyak perusahaan yang bergantung pada bahan baku dari negara lain menghadapi keterlambatan dan peningkatan biaya. Ketidakstabilan ini menciptakan tantangan tambahan, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki cadangan yang cukup untuk bertahan dalam situasi krisis.
3. Perubahan dalam Kebiasaan Konsumen
Pandemi ini mempercepat perubahan perilaku konsumen. Masyarakat mulai beralih ke belanja online dan layanan digital. Perusahaan yang tidak cepat beradaptasi dengan perubahan ini berisiko kehilangan pangsa pasar. Nilai perusahaan yang lambat bertransformasi akan terpengaruh, sementara mereka yang bisa berinovasi akan mampu bertahan dan bahkan berkembang. Masyarakat lambat laun akan merubah kebiasaan untuk berkumpul ditempat ramai karena menghindari virus.
ADVERTISEMENT
4. Krisis Kepercayaan dan Reputasi
Perusahaan yang dianggap tidak responsif atau tidak bertanggung jawab selama pandemi mengalami penurunan kepercayaan dari konsumen. Kasus pemecatan massal atau pengurangan gaji sering kali berujung pada reputasi yang buruk, yang pada akhirnya berdampak pada nilai perusahaan di pasar.
5. Respon Pemerintah dan Stimulus Ekonomi
Di sisi lain, banyak negara telah meluncurkan paket stimulus untuk membantu perusahaan bertahan. Bantuan finansial ini bisa menjadi penyelamat bagi beberapa perusahaan, tetapi tidak semua bisnis dapat memanfaatkan bantuan tersebut dengan efektif. Perusahaan yang mampu merespons dan memanfaatkan insentif ini dengan baik sering kali memiliki peluang untuk rebound lebih cepat.
Penurunan laba perusahaan akibat COVID-19 adalah gambaran nyata dari betapa rentannya dunia bisnis terhadap faktor eksternal. Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang bagi perusahaan untuk beradaptasi dan berinovasi. Ketahanan, kreativitas, dan respons cepat akan menjadi kunci bagi perusahaan dalam menghadapi era pascapandemi. Seiring dengan pemulihan perekonomian global, perusahaan yang mampu belajar dari pengalaman ini akan memiliki posisi yang lebih kuat untuk masa depan.
ADVERTISEMENT