Dosen KSHE IPB University: Peluang Pasar Ekowisata Sangat Tinggi Pasca Pandemi

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
18 April 2023 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen KSHE IPB University: Peluang Pasar Ekowisata Sangat Tinggi Pasca Pandemi
zoom-in-whitePerbesar
Dosen KSHE IPB University: Peluang Pasar Ekowisata Sangat Tinggi Pasca Pandemi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dr Eva Rachmawati, Dosen IPB University dari Departemen Konservasi dan Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) mengatakan bahwa ekowisata memiliki potensi besar sebagai alternatif wisata pasca pandemi. Terlebih, menurutnya di saat pasca pandemi ini, wisatawan pastinya merindukan aktivitas wisata alam.
ADVERTISEMENT
“Dengan jumlah pemudik meningkat, masyarakat dapat menjadi peluang pasar untuk memanfaatkan potensi besar sumber daya ekowisata sehingga dapat berjaya,” ungkapnya dalam Ngobrol Menjelang Berbuka (Ngolak) Forest Digest episode 3 dengan tema ‘Peluang Ekowisata Setelah Pandemi’ (14/4).
Ia mengatakan, agar mendapat masukan yang positif, perlu perencanaan dan mitigasi yang jelas dari kawasan ekowisata, bergantung dari pasar mana yang akan ditangkap. Perencanaan ekowisata bisa berbasis keunikan di daerah masing-masing maupun berdasarkan tematik.
“Branding keunikan ekowisata harus dilakukan dengan lebih berani. Keunikan yang diangkat misalnya wisata berbasis teknologi, pariwisata inklusif untuk penyandang disabilitas, medical tourism dan sebagainya,” tegasnya.
Menurut Dr Eva, peluang dari sisi ekonomi terutama pasca pandemi sangat baik. Kerelaan pengunjung untuk membayar untuk tiket masuk ke kawasan konservasi cukup tinggi. Pengunjung berani membayar mahal karena ada tujuan yang ingin dicapai.
ADVERTISEMENT
“Prinsip pelaksanaannya mesti dikelola oleh masyarakat lokal dan bersifat bottom up, sehingga pendapatan yang diperoleh dapat kembali ke masyarakat. Dengan demikian, pengelolaannya lebih berkelanjutan,” ia melanjutkan.
Selain itu, inisiatif serta pemahaman masyarakat lokal terkait pelestarian dan pemanfaatan kawasan konservasi diperlukan. Ia menyarankan, masyarakat juga harus menjadi tuan rumah yang baik untuk memberikan pelayanan yang maksimal agar wisatawan mau kembali berkunjung.
“Pengelolaan yang bersifat up down tidak masalah selama pemerintah memperhatikan kebijakan dan teknis yang disesuaikan dengan budaya sosial dan lingkungan di sekitar kawasan ekowisata,” kata dia.
Dr Eva menuturkan, mahasiswa juga dapat berkontribusi dalam pengelolaan ekowisata ini melalui ide-ide yang dicetuskan. Ide tersebut mengacu pada permintaan pasar serta kebutuhan dan kekhasan daerah masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Dari ide tersebut, masyarakat juga didorong untuk meningkatkan kapabilitasnya. Terlebih aspek integrasi dan kolaborasi sering menjadi hambatan dalam pengelolaan kawasan ekowisata,” ujarnya.
Ia mengatakan, generasi muda dapat menjadi salah satu pendongkrak perekonomian berbasis ekowisata. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya jumlah peminat jurusan KSHE di IPB University setiap tahunnya.
“Mahasiswa dan lulusan dapat mengambil peran penting dalam pengelolaan ekowisata bersama masyarakat lokal sehingga potensi ekowisata di Indonesia dapat berdaya saing,” pungkas Dr Eva. (MW/Rz)