Konten dari Pengguna

Guru Besar IPB Ciptakan Inovasi Domba Premium dan Kit Deteksi Cepat SheepLight

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
17 Desember 2024 9:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru Besar IPB University Ciptakan Inovasi Domba Premium dan Kit Deteksi Cepat SheepLight
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar IPB University Ciptakan Inovasi Domba Premium dan Kit Deteksi Cepat SheepLight
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Asep Gunawan berhasil menciptakan inovasi Domba Premium yang memiliki kualitas daging dan nutrisi terbaik. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung swasembada daging dan penyediaan pangan sehat dan bergizi asal ternak.
ADVERTISEMENT
“Domba Premium merupakan inovasi terkini berbasis rapid test untuk menghasilkan bibit dan kualitas daging domba dengan keunggulan nutrisi dan gizi terbaik,” ujar Prof Asep Gunawan saat acara Pekan Riset dan Inovasi IPB 2024 di IPB International Convention Center (IICC), Senin (16/12).
Keunggulannya antara lain kaya kandungan asam lemak tak jenuh, rendah kolesterol, off odor (prengus) rendah, dan kandungan mineral terbaik. Selain itu, secara kuantitas Domba Premium memiliki bobot karkas besar dengan tingkat keempukan daging tinggi.
Inovasi domba premium ini telah terdiseminasi dan menyebar di wilayah Indonesia melalui berdirinya Breeding Center Domba Premium.
Saat ini domba premium telah dikembangkan di 8 lokasi Breeding Center dengan sebaran di 7 provinsi di Indonesia. Sebarannya mencakup Teaching Factory IPB dan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing (BPPTDK) Margawati Garut (Jawa Barat), Banjarnegara (Jawa Tengah), Magetan (Jawa Timur), Serdang Bedagai (Sumatera Utara), Jambi (Jambi), Palu (Sulawesi Tengah), dan Rote (Nusa Tenggara Timur).
ADVERTISEMENT
“Digitalisasi recording antar breeding center juga telah dikembangkan untuk memantau perkembangan populasi domba premium secara real time di lapangan,” jelasnya.
Selain produksi bibit domba premium, diversifikasi produk domba juga telah diarahkan ke tingkat hilirisasi dengan menghasilkan produk daging domba premium berupa potongan komersial (ready to cook), produk daging siap masak (ready to use), dan produk rendang kaleng (ready to eat).
Di sisi lain, tingginya permintaan pengujian domba premium di masyarakat menuntut diperlukannya pengembangan uji cepat yang lebih praktis, efisien, dan berbasis on site di lapangan.
Pasalnya, selama ini faktor pembatas dalam diseminasi domba premium antara lain pengujian bibit masih berbasis laboratorium. Hal ini memerlukan waktu relatif lama dan kurang efisien diaplikasikan di lapangan atau di lokasi peternak.
ADVERTISEMENT
Menjawab permasalahan tersebut, Prof Asep telah berhasil mengembangkan satu metode berupa kit deteksi cepat berbasis on site menggunakan teknik Colorimetric Loop mediated isothermal amplification (LAMP). Kit deteksi cepat seleksi bibit dan daging domba kualitas premium ini diberi nama “SheepLight: LAMP based Colorimetric Kit for Premium Sheep”.
“Prinsip kit ini sangat sederhana dan handy, yakni pengujian di lapangan dilakukan berdasarkan perubahan warna dengan waktu pengujian sekitar 60 menit. Konfirmasi kit ini mendeteksi cepat dengan tingkat akurasi tinggi,” paparnya.
Kit ini telah diujikan di 6 Breeding Center, yaitu Teaching Factory IPB dan BPPTDK Margawati Garut, Banjarnegara, Serdang Bedagai, Palu, dan Rote.
Hasil kecocokan pengujian berbasis laboratorium dan pengujian kit deteksi cepat berbasis on site telah berhasil didapatkan dan diaplikasikan di Breeding Center Domba Premium.
ADVERTISEMENT
Menurut Prof Asep, kontribusi peternakan domba sebagai penopang produksi daging nasional dalam mendukung program swasembada daging dan pangan bergizi sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini mengingat budi daya ternak domba telah melekat di masyarakat dan terdistribusi di wilayah Indonesia.
“Pengembangan peternakan domba ke depan selain target utamanya peningkatan kuantitas (populasi), juga hendaknya memperhatikan aspek kualitas dalam upaya memberikan nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan peternak,” ungkap Prof Asep ketika menjelaskan latar belakang pengembangan inovasi Domba Premium.
Lebih lanjut ia membeberkan, secara kuantitas, produksi bibit dan daging domba didorong pada peningkatan populasi domba dengan bobot potong dan karkas besar serta memiliki tingkat keempukan daging yang tinggi.
Adapun secara kualitas, perbaikan produksi daging diarahkan menghasilkan produk pangan sehat dengan kandungan nutrisi dan gizi terbaik dan berkorelasi positif terhadap kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Melalui inovasi domba premium diharapkan dapat menjadi solusi dalam pengembangan peternakan domba di Indonesia,” harapnya. (*/Rz)