Konten dari Pengguna

IPB Tuan Rumah Symposium for Sustainable Food System, Kolaborasi 10 Universitas

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
8 Mei 2025 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
IPB Tuan Rumah Symposium for Sustainable Food System, Kolaborasi 10 Universitas
zoom-in-whitePerbesar
IPB Tuan Rumah Symposium for Sustainable Food System, Kolaborasi 10 Universitas
ADVERTISEMENT
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University bekerja sama dengan delapan perguruan tinggi di Asia Tenggara (ASEAN) menyelenggarakan “The 2nd ASEAN University Symposium for Sustainable Food System”.
ADVERTISEMENT
Simposium tahun ini merupakan kelanjutan dari pertemuan bulan April 2024 lalu, saat IPB University bersama dengan 10 universitas dari 8 negara ASEAN membentuk Jaringan Universitas ASEAN untuk Sistem Pangan Berkelanjutan.
Delegasi perguruan tinggi yang ikut serta berasal dari Universiti Putra Malaysia (UPM), University of the Philippines, Los Banos (UPLB)-Filipina, Chiang Mai University–Thailand, Kasetsart University-Thailand, National University of Laos, Royal University of Phnom Penh- Kamboja, Universiti Islam Sultan Sharif Ali-Brunei Darussalam, Yezin Agricultural University (YAU)-Myanmar dan IPB University.
Dekan FEM IPB University, Dr Irfan Syauqi Beik mengatakan bahwa ia merasa terhormat menjadi tuan rumah pada tahun ini. Hal serupa juga disampaikan Rektor IPB University, Prof Arif Satria saat memberikan sambutan pembuka.
ADVERTISEMENT
“Ketahanan pangan tidak lagi hanya menjadi isu nasional, tetapi sudah menjadi perhatian bersama di tingkat regional dan global. Tantangan yang dihadapi saat ini sangat beragam seperti adanya perubahan iklim, degradasi lahan, dan pola konsumsi yang tidak efisien sehingga mengganggu produksi dan rantai pasokan pangan,” ucapnya.
Di kawasan ASEAN, lanjut Prof Arif, kehilangan pangan pascapanen dapat mencapai 40 persen, setara dengan lebih dari 1,8 juta hektare lahan pertanian yang terbuang setiap tahunnya.
“Angka-angka ini menggambarkan kebutuhan mendesak untuk melakukan transformasi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan, tangguh, dan inklusif. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan sistem pangan,” ucapnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof Nunung Nuryartono menyoroti perlunya membangun sistem pangan berkelanjutan, mengurangi kemiskinan, dan memastikan ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
“Pertanian digital, pertanian presisi, pengembangan agroindustri dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan, partisipasi perempuan dan kewirausahaan pemuda perlu ditekankan dalam sistem pangan kita,” ucapnya.
Hadir Datuk Amer Bukvić, Direktur dan Resident Representative Islamic Development Bank (IsDB) Regional Hub Indonesia. Ia mengulas peluang kerja sama dengan perguruan tinggi dalam pelatihan, riset, transfer pengetahuan dan pendanaan proyek-proyek pertanian. (*/Rz)