Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa Prodi Magister PSL IPB Belajar Implementasi Ekowisata Hutan Mangrove
19 Mei 2023 8:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University dari Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) mengadakan kegiatan fieldtrip di Hutan Mangrove Petengoran, Kabupaten Pesawaran, Lampung (6/5). Kunjungan ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan kuliah lapang yang diadakan Prodi Magister PSL SPs IPB University.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan ini Prof Hadi Susilo Arifin, Ketua Prodi Magister PSL SPs IPB University menyampaikan, tujuan kuliah lapang ini adalah ingin mengetahui tentang pengelolaan hutan mangrove berbasis masyarakat di objek ekowisata Petengoran. Selain itu, juga untuk menggali pengetahuan tradisional serta kearifan lokal terkait dengan kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem yang meliputi lingkungan bio-fisik, sosial-budaya dan ekonomi.
“Kami ingin mahasiswa dan dosen dapat belajar bagaimana pengelolaan hutan mangrove ini mulai dari struktur, kegunaan, fungsi, manfaatnya untuk masyarakat, dinamika atau perubahan serta dampaknya bagi lingkungan sekitar,” ujarnya saat kegiatan lapang yang diikuti oleh 53 mahasiswa program magister, enam dosen dan tiga tenaga kependidikan ini.
Sementara itu, Dr Fifi Gus Dwiyanti salah satu pengajar di Prodi Magister PSL SPs IPB University menuturkan bahwa di kawasan ini mahasiswa dapat memahami ekosistem mangrove termasuk spesies, fungsi biologi, fungsi ekologis serta fungsi lainnya. Dari kegiatan ini, diharapkan mahasiswa juga dapat memahami ecosystem services, professional services, regulating services, supporting services serta cultural services.
ADVERTISEMENT
“Jadi mangrove ini memang ekosistem yang unik dan dapat mengakomodir semua jasa-jasa lingkungan. Hal ini merupakan contoh yang baik untuk mahasiswa belajar tentang mangrove,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Hari sebagai pengelola Ekowisata Mangrove Petengoran menjelaskan, pada tahun 2014 wilayah mangrove Petengoran masih merupakan kawasan konservasi dan belum menjadi tempat ekowisata. Kawasan konservasi ini menjadi tempat pembibitan ikan, kerang hijau dan beberapa jenis pohon mangrove.
“Pada tahun 2018, kami bekerjasama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Japfa Comfeed Indonesia. Lalu, kawasan konservasi ini berganti nama menjadi Ekowisata Mangrove Petengoran dan resmi diserahkan kepada pemerintah daerah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gebang, Kabupaten Pesawaran,” jelasnya. (HBL/Rz).