Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Peneliti IPB Jaga Kelestarian Danau Laut di Misool Raja Ampat Bersama Masyarakat
6 Juli 2023 9:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dosen sekaligus peneliti IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Dr Beginer Subhan dan Dea Fauzia Lestari, MSi melakukan sosialisasi dan pengarahan bagi masyarakat lokal Kampung Usaha Jaya, Misool, Raja Ampat.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat lokal tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem danau laut di Raja Ampat sebagai aset berharga bagi lingkungan dan pariwisata. Sosialisasi juga melibatkan tim peneliti dari Wageningen University and Research (WUR), Belanda dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara.
Supri selaku Kepala Desa Kampung Usaha Jaya memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam sosialisasi yang diadakan. “Kami sangat menyambut baik kedatangan bapak dan ibu dalam memberikan penyuluhan dan pengetahuan kepada warga. Kami berharap danau laut dapat terjaga kelestariannya dan bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat kampung kami,” ujar Supri menyambut kedatangan tim.
Dr Beginer Subhan menjelaskan, ekosistem danau laut, juga dikenal sebagai marine lakes merupakan danau yang berlokasi di tengah laut, terpisah oleh dinding batuan namun tetap terhubung oleh gua ataupun pori-pori batuan. Danau ini terbentuk jutaan tahun yang lalu dan dihuni oleh biota-biota yang terisolasi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Raja Ampat dengan keindahan alam bawah lautnya yang mengagumkan, memiliki beberapa marine lakes yang menjadi ekosistem penting bagi berbagai spesies laut. Beberapa danau laut di wilayah Misool telah menjadi tujuan wisata yang populer, menarik banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia,” papar dia.
Namun, lanjut dia, meningkatnya jumlah pengunjung yang datang menimbulkan ancaman terhadap kelestarian ekosistem danau. Selain itu, kurangnya pengetahuan guide lokal dapat menjadi salah satu kendala dalam kegiatan pariwisata yang berkelanjutan.
Sebagai contoh di Danau Tip Kapas yang kepemilikannya di bawah klan Kampung Tomolol akhir-akhir ini sangat sepi dikunjungi. Selain dampak dari penurunan jumlah wisata ke Misool, fenomena itu juga dikarenakan berkurangnya jumlah ubur-ubur di danau yang menjadi daya tarik wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Berkurangnya ubur-ubur diduga karena proses introduksi beberapa ikan besar seperti giant trevally barakuda ke danau yang diharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan, justru malah bertolak belakang. Ikan menjadi predator ubur-ubur sehingga populasinya berkurang di dalam danau. Tentu hal ini merugikan masyarakat dan juga mengganggu kelestarian biodiversitas di danau laut,” jelasnya.
Sebagai upaya dalam memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat, peneliti dari IPB University dan tim memberikan sosialisasi kepada masyarakat seputar pentingnya menjaga kelestarian danau laut serta keberadaan beragam organisme yang hidup di dalamnya.
Selain itu, masyarakat juga diberikan arahan mengenai langkah-langkah konkret seperti kode etik wisatawan saat mengunjungi danau laut untuk tidak menggunakan fins saat melakukan snorkeling, tidak membuang sampah di danau, tidak menyentuh biota yang ada di danau. Tim peneliti IPB University juga menyarankan beberapa hal mencakup pengawasan terhadap aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan danau serta pencatatan wisatawan yang datang ke danau laut.
ADVERTISEMENT
“Melalui kolaborasi ini, diharapkan peneliti dan komunitas masyarakat dapat bersama-sama meningkatkan usaha pelestarian alam yang memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat serta generasi yang akan datang,” ujar Dea Fauzia Lestari.
Ketua Departemen ITK IPB University, Dr Syamsul Bahri Agus berharap melalui kerja sama yang erat antara peneliti, masyarakat dan pihak terkait, kelestarian danau laut di Raja Ampat, khususnya di daerah Misool, dapat tetap terjaga untuk jangka waktu yang panjang. “Keberhasilan upaya ini juga diharapkan dapat menjadi contoh inspiratif bagi daerah-daerah lain dalam menjaga kelestarian danau laut dan ekosistemnya yang rentan terhadap dampak negatif aktivitas manusia dan perubahan iklim global,” pungkasnya. (DEA/RAT/Rz)