Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Rektor IPB Memperkenalkan ‘Techno-Sociopreneurship’ di Konsorsium Tiongkok
25 Juli 2023 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
IPB University berpartisipasi dalam pembentukan Consortium for Innovations in Agricultural Education and Research in Asia (CIAERA) dan Asia Hub Annual Meeting 2023 di Sanya, Hainan, Tiongkok (15-20/7). Pada kesempatan tersebut, Rektor IPB University, Prof Arif Satria diundang untuk menyampaikan pidato kunci tentang ‘Asia Agriculture Dialogue on Post-pandemic International Collaborations in Research and Education in The New Era’.
ADVERTISEMENT
“Tantangan-tantangan multiaspek yang dihadapi dunia, seperti pandemi COVID-19, perubahan iklim, revolusi industri 4.0 dan konflik multinasional secara langsung mempengaruhi sistem pangan. Universitas-universitas di Asia, terutama yang berbasis pertanian, harus berubah dan merespon dengan tepat untuk mengurangi dampak negatif pada sistem produksi, distribusi dan rantai pasokan pangan dan pertanian,” kata Prof Arif.
Dalam presentasinya, dia menyebutkan ada tiga poin kunci yang harus diselaraskan oleh universitas-universitas pertanian di Asia dalam merespon tantangan-tantangan tersebut. Poin kunci tersebut yaitu memiliki sistem pendidikan dan penelitian yang transformatif, resilien dan berkelanjutan.
“Setiap krisis mestinya menuntut kita melahirkan inovasi. Namun, inovasi tanpa hilirisasi yang baik juga menjadikan kampus hanya menara gading. Karena itu, konsep techno-sociopreneurship harus dijalankan,” imbuh rektor.
ADVERTISEMENT
Prof Arif juga memperkenalkan pembelajaran IPB University sebagai Techno-sociopreneurial University di hadapan para rektor universitas pertanian terkemuka di Asia. Langkah tersebut sebagai respon IPB University terhadap tantangan global.
Dia menjelaskan bahwa technopreneurship dan sociopreneurship harus bertumpu pada tiga kata kunci, yaitu riset, inovasi serta kewirausahaan. Techno-preneurship mengacu pada jenis kewirausahaan yang memanfaatkan inovasi untuk aktivitas komersial untuk mendukung industrialisasi. Di sisi lain, sociopreneurship berfokus pada aktivitas di masyarakat, di mana inovasi universitas berkontribusi pada pembangunan masyarakat.
“IPB University telah membangun Science Techno Park sebagai upaya penguatan technopreneurship. Dari sinilah IPB University berhasil meningkatkan komersialisasi inovasi hingga 35 persen. Bahkan, produk inovasi IPB University sebagian sudah diekspor, seperti Pepaya Calina, Nanas PK-1, aneka tempe dan lainnya,” tutur Prof Arif.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, lanjut rektor, untuk sociopreneurship IPB University telah mendampingi hingga 4.200 desa di Indonesia. Sejumlah desa kini juga telah menghasilkan produk ekspor seperti kopi Garut, cabe dan media tanam dari Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Prof Arif juga mengapresiasi pembentukan CIAERA yang diinisiasi oleh Nanjing Agricultural University, Tiongkok dan Asia Hub Annual Meeting yang diselenggarakan bersama dengan Michigan State University, Amerika Serikat beserta universitas mitra lokal di China.
“Tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk memecahkan semua masalah. Oleh karena itu, kolaborasi lintas negara dan institusi pendidikan merupakan keharusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang saat ini dihadapi dunia,” tegas dia.
Bersama dengan Prof Arif Satria, Prof Suryo Wiyono (Dekan Fakultas Pertanian), Dr Eva Anggraini (Direktur Konektivitas Global) dan Dr Azis Boing Sitanggang (Asisten Direktur Layanan Program Internasional, Direktorat Konektivitas Global) juga menyampaikan presentasi dalam sesi-sesi lain seperti ‘Session: Water, Energy and Food Security and Climate Change’ dan ‘Session: Joint Education Innovations’.
ADVERTISEMENT
Prof Iskandar Siregar, Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama dan Alumni yang juga hadir pada cara tersebut menyebutkan bahwa pertemuan ini sangat penting untuk meningkatkan kontribusi dan keterlibatan IPB University di tingkat regional dan global, terutama untuk menawarkan solusi terkait transformasi sistem pangan dalam konteks nexus air-energi-pangan-tanah. (*/Rz)