Konten dari Pengguna

Sinergi IPB, ITB dan Kemendes PDT Kenalkan Inovasi Rumpon Portable ke Nelayan

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
2 Desember 2024 10:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sinergi IPB, ITB dan Kemendes PDT Kenalkan Inovasi Rumpon Portable ke Nelayan
zoom-in-whitePerbesar
Sinergi IPB, ITB dan Kemendes PDT Kenalkan Inovasi Rumpon Portable ke Nelayan
ADVERTISEMENT
IPB University bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kementerian Pedesaan dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) sukses mengadakan pengabdian kepada masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), yakni di Pulau Kabetan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dengan melakukan sosialisasi penggunaan alat bantu penangkapan, yaitu rumpon portable, alat tangkap jaring insang (gill net), dan penggunaan solar panel. Tim terdiri dari Dr Sri Raharno selaku ketua tim, dan anggota Dr Indria Herman, berkolaborasi dengan Dr Roza Yusfiandayani (dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan/FPIK IPB University).
“Kegiatan ini di-support oleh Kemendes PDT dan dikhususkan untuk daerah 3T, dan dipertemukan oleh Kepala Desa Kabetan melalui aplikasi desanesha,” ujar Dr Sri Raharno, dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.
Kepala Desa Kabetan, M Ruslan menyampaikan bahwa Desa Kabetan terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Sope, Dusun Butun, dan Dusun Bumbung dengan total jumlah 415 kepala keluarga (KK).
Ia membeberkan, Dusun Sope terdapat 230 KK, sekolah PAUD dan SD, serta listrik dan air terbatas. Sementara mata pencaharian masyarakat adalah 80 persen nelayan dan 20 persen petani (kelapa, coklat, dan pisang).
ADVERTISEMENT
Adapun Dusun Butun, lanjut dia, ada 125 KK, dengan sumber daya air berlimpah, tetapi listrik masih terbatas. Sebanyak 50 persen warga berprofesi sebagai nelayan, 50 persen sisanya merupakan petani (bawang merah, cabe, dan pisang).
“Di Dusun Bumbung tidak ada air, tidak ada listrik, ada 60 KK. Mata pencaharian warga adalah 50 persen nelayan dan 50 persen buruh, sebagai burung cengkeh dan bekerja tukang di kota,” ucapnya.
Dalam program ini, Desa Kabetan mendapatkan 45 unit jaring insang, 6 unit rumpon portable, dan 8 unit solar panel untuk membantu penerangan jalan. “Bantuan tersebut kami berikan agar nelayan di Pulau Kabetan dapat meningkatkan produktivitas penangkapan,” ujar Dr Sri Raharno.
Kepala desa dan para nelayan yang menerima bantuan tersebut juga sangat senang dan merasakan kebermanfaatannya. Ruslan menyampaikan, “Semoga program ini masih terus berlanjut di tahun depan. Rumpon portable dapat diimplementasikan dengan menggunakan jaring insang di perairan Pulau Kabetan, Tolitoli.”
ADVERTISEMENT
Dr Roza Yusfiandayani, dosen IPB University di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP) juga berharap sinergi kerja sama antara akademisi dan kementerian ini dapat memberikan kebermanfaatan bagi nelayan dan kelompok usaha bersama (KUB). (*/Rz)